Kabut pagi masih mengambang di permukaan tanah saat pada pukul,Yang Mulia Tenzin Gyatso, Dalai Lama ke-14 memberkati Patung Buddha setinggi 2.5 m yang dipersembahkan oleh Anand Krishna, tokoh spiritualis dan nasionalis dari Indonesia. Peresmian patung tersebut dilakukan di Central Institue of Higher Tibetan Studies (Deemed University), Sarnath (Uttar Pradesh), India, serta diliput oleh berbagai media elektronik dan tulis India seperti Hindustan Time, K TV, DD News, Z News. Patung Buddha yang dibuat dari batu yang sama untuk membangun Candi Borobudur pada abad ke 9 masehi di Muntilan, Jawa Tengah, Indonesia dipersembahkan kepada Dalai Lama ke-14 untuk memperkuat ikatan spiritual dan budaya antara masyarakat Indonesia dan Tibet, serta mendukung perjuangan tanpa kekerasan Yang Mulia Dalai Lama ke-14 guna melindungi warisan budaya dan sejarah Tibet.
“Saya, mewakili rakyat Indonesia, memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Yang Mulia Dalai Lama ke-14 atas upayanya yang tak kenal lelah guna menemukan solusi damai berlandaskan sikap toleransi dan saling menghormati demi melindungi warisan budaya dan sejarah Tibet. Dengan mempersembahkan patung dari Indonesia ini kepada Yang Mulia, dan kemudian diletakkan di tanah India – saya berharap juga berdoa agar rakyat Tibet, India serta Indonesia bersatu dalam cinta, damai, dan harmoni” kata Anand Krishna sebelum berangkat ke India beberapa hari yang lalu.
Sebelum ke tempat acara peresmian, Yang Mulia Dalai Lama menyampaikan ucapan terima kasih dan appresiasi yang sangat tinggi atas patung Buddha yang dipersembahkan. Tanpa di duga, sesaat setelah upacara peresmian selesai, ketika Yang Mulia photo bersama dengan Anand Krishna dengan enam pengurus Yayasan Anand Ashram Indonesia (Berafiliasi dengan United Nations) yang juga diabadikan oleh berbagai media yang hadir, yang Mulia Dalai Lama memberikan pernyataan:
“Press anda mungkin tidak tahu, ribuan tahun yang lalu, seorang master, Guru Buddha dari Benggali yang bernama Athisa Divankara menerima pelajaran dari seorang Master,Guru yang berasal dari Indonesia. Dalam sejarah Buddha, Athisa Divankara dipandang sebagai penyebar ajaran Buddha yang sangat, sangat penting. Sehingga Beliau adalah Guru, Master yang sangat penting dari Indonesia. Dari sini kami mempunyai hubungan dekat secara spiritual,secara fisik jauh”.
Dalam kesempatan tersebut, Bapak Anand Krishna juga memberikan memberikan pernyataaan ” Dengan Cinta dan Hamoni, kita dapat menyatukan India, Tibet dan Indonesia. Melalui persatuan ini kita dapat mencapai perdamaian dunia”
Dalai Lama: “Indonesia dan Tibet mempunyai hubungan spiritual yang dekat.”
Jumat, 9 Januari 2009, pukul 08.45 waktu Sarnath (10.15 WIB)
Lihat foto-foto lainnya => Klik di sini