Salam,
Berikut sedikit sharing dari pengalaman mengikuti acara “Letting go of The Old and Celebrating The New in a Meditative Way with The Master” di Bali tanggal 29 Desember 2006 – 1 Januari 2007 lalu.
Melewatkan waktu menikmati momen-momen Old & New bersama Sang Master sungguh merupakan suatu berkah. Bagaimana tidak? Ketika banyak orang merayakan pergantian tahun hingga “lupa diri” atau justru melewatkan begitu saja momen tersebut, menikmatinya bersama Sang Master kita kembali diajak untuk menengok ke dalam diri. Keilahian dan KemanusiaanNYA sangat menyentuh. Kebersamaan bersama Sang Master merupakan kado tahun baru yang sangat berkesan.
Bagi teman-teman luar Bali dan dari Bali sendiri yang turut menginap di Al-Isha, Home for Spiritual Travellers, tentu tak kan melupakan saat-saat kebersamaan ini. Terutama ketika teman-teman (yang disaksikan pula oleh Guruji) melakukan permainan “Leela” yaitu induk dari permainan Ular Tangga modern yang kita kenal saat ini. Dalam permainan ini, perjalanan kita menuju “Moksha” penuh lika-liku dan naik-turun tangga. Hal-hal seperti “iri hati”, “pergaulan buruk”, dan “violence (kekerasan)” seringkali menjatuhkan kita kembali ke bawah. Sebaliknya hal-hal seperti “blessing”, “berderma (charity)”, “pengetahuan yang benar”, dan “Spiritual devotion” mengangkat kita ke atas. Guruji turut mengingatkan kami yang sungguh beruntung dapat mengikuti permainan tersebut, bahwa hal-hal yang dapat menjatuhkan tersebut ada dalam diri setiap orang sehingga kita seakan diingatkan agar selalu berhati-hati dalam melangkah. Guruji juga sering memberikan nasehat berkaitan dengan
kelemahan-kelemahan tersebut dan tak lupa memberikan petunjuk-petunjuk berkaitan dengan point-point yang dapat mengangkat kita keatas. What a beautiful experience!
Kemudian pada tanggal 31 Desember 2006 malam, NIM dan Guruji Anand Krishna turut menyemarakkan acara pergantian tahun di Pantai Kuta Bali bertajuk ” Peace and Harmony 2007 ” yang diadakan oleh LPM (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat) Bersatu. Acara tersebut turut pula dihadiri oleh pejabat-pejabat tinggi di Bali seperti Kapolda Bali dan Bupati Badung. Yang sangat berkesan adalah ketika The Torchbearers dan kemudian Guruji mendapatkan tempat yang istimewa yaitu tampil di panggung pada pukul 23.30 WITA hingga tepat sebelum detik-detik pergantian tahun berlangsung.
Dihadapan ribuan penonton, lagu-lagu bertemakan kebangsaan yang dibawakan dengan gaya fungky (lengkap dengan goyangnya) sungguh merupakan pemandangan yang menggetarkan hati. Para penonton, terutama yang berada di bibir panggung begitu menikmati lagu-lagu penyebar semangat kebangsaan dan pardamaian itu. Mbak Maya, Ketua NIM bersama-sama dengan teman-teman lain dari Bali-Jakarta-Joglosemar, turut pula mengajak massa untuk turut bernyanyi dan melambai-lambaikan tangannya keatas:
“Berbagai suku budaya, bermacam-macam agama
Berbeda tapi satu, Bhinneka Tunggal Ika
Berdamailah selalu karena kita saudara…..”
Para penonton bahkan turut menyahut yel-yel khas NIM: Indonesia Jaya! Indonesia Jaya! Indonesia Jaya!
Begitu pula ketika Guruji menyampaikan wejangan singkatnya, beliau berpesan bahwa keberagaman ini adalah modal yang sangat besar bagi bangsa ini. Ribuan pasang mata dan telinga menyimak pesan-pesan Guruji seakan alam turut merekam momen-momen bersejarah tersebut. Tentu saja kesuksesan tersebut tidak berlangsung tanpa persiapan begitu saja. Kerja keras teman-teman Bali dalam melakukan lobi-lobi terhadap para pejabat tinggi di Bali turut mewarnai jalannya persiapan acara. Salut untuk teman-teman Bali dan selamat untuk kita semua! Dengan turut menjadi saksi atas momen yang bersejarah ini semoga tidak menjadikan kita lupa bahwa semua ini terjadi berkat berkah dari Sang Guru dan bukan kita yang bekerja melainkan Dia…Dia…Dia…
Ah….semoga kebersamaan ini tidak berhenti disini dan berlalu begitu saja. Semoga segala kejadian yang berlangsung selama tahun 2006 ini dapat kita petik hikmahnya dan menjadi modal dalam menjalani tahun yang baru, tahun 2007. Selamat Tahun Baru!
Terima Kasih Guruji,
Sembah sujud padaMU,
oleh Didit Palgunadi