Kenapa kami mencintai bapak ?, jawabanya karena memang bapak pantas untuk dicintai. Cinta di hati kami tumbuh karena kasihMu

bapak. Buat yang belum merasakan, atau mungkin lebih tepatnya tidak mau membuka diri untuk kasihMu itu tentunya akan sulit untuk merasakan apa yang kami rasakan. Namun izinkan saya untuk sedikit bercerita, mungkin dengan cerita ini, mereka yang menutup hatinya dapat membuka diri, hanya membuka. Cukup dengan membuka maka kasihMu akan berhembus dan menyejukan relung batin yang selama ini penuh dengan kegelisahan dan amarah.

Bagi yang pernah datang ke acara opeh house Anand Ashram tentunya tidak asing mengikuti meditasi katarsis, dimana peserta meditasi di minta untuk mengeluarkan amarahnya dengan berteriak sekeras-kerasnya selama 10 menit.

Dari sisi perserta meditasi yang dihasilkan adalah ketenangan, ya jelas, selama ini memendam amarah, ngga tahu mau dilempar kemana tiba-tiba mendapatkan penyaluran, tentunya kepuasan dan kelegaan yang di dapatkan.

Namun coba lihat dari sisi bapak, betapa luar bisanya beliau, kasih beliau. Pernahkan anda menghadapi orang marah yang berteriak kepada anda dengan sepenuh energi marahnya, apa rasanya ?. Saya punya seorang teman yang bapaknya galak sekali, kalau marah satu rt bisa mendegar suaranya menggelegar. Teman saya itu langsung lemas, ingin menangis tetapi ditahan olehnya, karena jika ia menagis bapaknya makin marah, kian menggila amarahnya, tidak memukul, tetapi suaranya keras.

Bayangkan itu baru satu orang, bapak Anand Krishna dalam acara Open House di bombardir oleh teriakan amarah lebih dari 50 orang dengan volume amarah yang berbeda-beda. Tidak hanya dari teriakan saja, dari energi amarah itu, semua itu menghajar bapak. Kekuatan kasihNya itulah yang menghirup semua marah kami.

Tidak hanya amrah, bapak juga menghirup kesedihan kami. Tangis kami di hirup olehnya, pernahkan anda mendengar orang yang sedang bersedih dan nangis di hadapan anda?, apa perasaan anda ?, anda akan ikut menjadi ‘biru’, dan ke ‘biruan’ itu pun di hirup oleh bapak, diolahnya dan di kembalikan kepada kami semua menjadi suka cinta, menjadi kegembiraan.

Bapak juga menghibur kami dengan berbagaimacam kisah yang menyegarkan, dengan berbagai cerita yang mencerahkan. Menyemangati kami untuk mencintai Indonesia, jujur sebelum mengenal bapak saya adalah salah satu orang yang masa bodo dengan negara ini, abis ngga ngerti. namun bapak terus menyemangati dan memberikan pengertian kenapa kami harus mencintai Indonesia.

Kami datang dengan marah, dan pulang dengan hati lega. Makan pun jadi lahap, tidurpun jadi nyenyak, dapat bekerja dengan giat. Karena kasihNya itulah kami mencintai bapak.

kami datang dengan sedih, dengan kepilian. Bapak menghirupnya, hingga ceria hati kami. Kami pun dapat bernyanyi kembali sewaktu mandi pagi, sa lalalala lala……….. Karena kasihMu itulah kami mencintai bapak.

Betapa riuh dan heboh berita yang beredar tentangmu bapak, kami yang sudah merasakan manfaat dari kerjamu itu tak akan terpengaruh. Karena cinta kami kepadamu tumbuh karena kasihMu kepada kami semua. Terimakasih bapak atas kasihMu terhadap kami.

Dan semoga egoku ini dapat tetap tunduk agar aku dapat tetap merasakan kasihMu bapak………..

————————————————————————–
oleh Su Rahman
http://www.facebook.com/notes/su-rahman
Kamis, 4 Maret 2010