Teman-teman terkasih,

Kemarin tepatnya jam 16.00 sore, dr. Azahari the most wanted terrorist selama ini akhirnya tewas oleh bom yang dibuatnya sendiri di sebuah rumah di Kota Batu, Malang. Kemungkinan besar dia mati karena ledakan bomnya yang dibuatnya sendiri.

Di bawah ini saya menanyakan Guruji Anand Krishna tentang kematian dr. Azahari:

AK: Kematian Azahari dengan cara bunuh diri hanya membuktikan bahwa ada pihak luar di dalam negeri/luar negeri yang tidak menginginkan Azhari tertangkap hidup. Dengan cara itu mereka mengharapkan hubungan mereka dengan jaringan terorisme di Indonesia tidak akan tertangkap.

Namun intelijen kita memiliki data lengkap. Barangkali ada politisi yang mungkin terlibat juga. Lembaga-lembaga yang berafiliasi dengan jaringan teroris pun juga sudah jelas ada. Tinggal menunggu political will dari pemerintahan kita. Namun tanpa political  will itupun, kejahatan para penghianat bangsa akan segera terungkap. Aku yakin, aku tahu.

Archana:  Apakah Guruji tidak takut dengan ‘statement’ Guruji yang lugas? 

AK: Rasa takut merendahkan derajat manusia, ia turun menjadi hewan. Lebih baik hidup sebagai manusia  tanpa rasa takut walau untuk sehari saja, daripada hidup sebagai hewan selama 100 tahun.

Sebagaimana telah kuungkapkan saat press conference di Bali beberapa waktu yang lalu; bila mereka ingin membungkamku, satu-satunya cara untuk itu adalah dengan membunuhku. Aku tidak mengundang maut tapi menerimanya dengan penuh kesadaran, karena aku yakin akan hukum Keberadaan. Setiap tetes darahku akan menumbuhkan 1000 orang Anand Krishna. Taliban menghancurkan patung Buddha. Mereka tidak mendengar suara Allah yang jelas-jelas  melarang mereka. Apa yang terjadi? Tidak sampai 1 tahun mereka melenyap.

Para penyebar teror baik yng menggunakan bom maupun menggunakan propaganda negatif sudah pasti binasa. Pengampunanku terhadap mereka tidak dapat menghentikan roda Sang Kala yang sudah siap menggilas mereka.

Bangunlah jiwamu, bangunlah ragamu untuk Indonesia Jaya, demi Ibu Pertiwi. Ingatlah kaul yang kau ambil sewaktu kau masih dalam kandungan Ibu. Pertama, kau bersumpah akan melayani Ibu Pertiwi. Melupakan kaul itu, sumpah itu, berarti melupakan esensi kehidupan. Hiduplah sebagai seorang pemberani. Apa gunanya hidup sebagai cacing?

Teman-teman terkasih, itulah komentar Guruji tentang kematian dr. Azahari. Sekarang pertanyaanya kembali kepada kita. Apakah kita juga siap melayani dan berkorban untuk Ibu Pertiwi sampai titik darah penghabisan? Kita memilih lahir di Bumi Pertiwi ini pasti karena kita punya kaul. Mari kita ingat selalu kaul itu, Bende Mataram!

Salam,
Archana