Baru saja kelar memperingati Hari Bhakti Ibu Pertiwi pada hari Minggu yang lalu (2 September 2007) di Jakarta Indonesia, tokoh humanis dan spiritual lintas agama Bapak Anand Krishna terbang ke New York untuk menghadiri Konferensi Tahunan DPI/NGO ke-60 Perserikatan Bangsa-Bangsa dari tanggal 5 hingga 7 September 2007.
Konferensi yang bertema ‘Perubahan Iklim dan Dampaknya Bagi Kita Semua’ tersebut dihadiri oleh lebih dari 2.000 perwakilan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dari setidaknya 80 negara. Namun, dari dua ribu peserta tersebut, hanya tiga peserta yang berasal dari Indonesia, yaitu Pak Anand Krishna sendiri (pendiri Yayasan Anand Ashram dan penggagas National Integration Movement), Liny Tjeris (Anand Ashram), dan Maya Safira Muchtar (Chairwoman of National Integration Movement).
Konferensi ini mereview bukti-bukti ilmiah terbaru tentang perubahan iklim, termasuk dampaknya terhadap masyarakat asli daerah, persediaan air, tata guna lahan, dan politik energi. Berbagai lokakarya dan pertemuan paralel juga dilakukan untuk memfasilitasi rencana-rencana aksi tingkat lokal untuk mengatasi bahaya perubahan iklim dan memberikan inspirasi bagi para peserta untuk melakukan tindakan-tindakan mitigasi dan, kalo bisa, menahan dan membalik dampak krisis lingkungan ini.
Setidaknya ada empat sesi konferensi yang mendiskusikan masalah etika dan spiritual perubahan iklim, yaitu Dimensi Etis Perubahan Iklim: Implikasi-implikasi praktis (Rabu, 5 September 2007), Tanggapan Agama tentang Perubahan Iklim (Kamis, 6 September 2007), Tanggung Jawab Spiritual dan Kelestarian Lingkungan (Kamis, 6 September 2007) dan Tanggapan Etis dan Spiritual tentang Perubahan Iklim (Jumat, 7 September 2007). Pada hari terakhir (Jumat), konferensi ini juga menghasilkan Deklarasi Perubahan Iklim; draftnya dapat dilihat di sini. Laporan kehadiran Yayasan Anand Ashram pada Konferensi ke-60 DPI/NGO akan dimuat minggu depan.
Anand Krishna in the 60th Annual DPI/NGO Conference
Just finishing the grand Hari Bhakti Ibu Pertiwi (Motherland Devotion Day) on Sunday, 2 September 2007 in Jakarta, Indonesia, interfaith spiritual leader and humanist Anand Krishna is flying to New York to attend the 60th Annual DPI/NGO Conference of the United Nations from 5 to 7 September 2007.
Themed ‘Climate Change: How It Impacts Us All’, the three-day conference is attended by more than 2,000 representatives of Non-Governmental Organisations (NGOs) from over 80 countries. However, of the 2000 people attending, only three participants are from Indonesia, i.e. Anand Krishna himself (founder of Anand Ashram Foundation and the primum mobile of National Integration Movement), Liny Tjeris (Anand Ashram), and Maya Safira Muchtar (Chairwoman of National Integration Movement).
The conference itself reviews the scientific evidence on climate change, including its consequences on indigenous peoples, water security, land use and the politics of energy. The various workshops and parallel meetings also aim to facilitate individual action plans that address the threat of catastrophe posed by climate change and inspire participants to take action to mitigate – and in some cases – reverse the effects of this environmental crisis.
There are at least four conference sessions that discuss ethical and spiritual aspects of combating climate change, i.e. The Ethical Dimensions of Climate Change: Practical Implications (Wednesday, 5 September 2007), Faith Responses to Climate Change (Thursday, 6 September 2007), Spiritual Responsibility and Environmental Sustainability (Thursday, 6 September 2007) and the Ethical and Spiritual Response to Climate Change (Friday, 7 September 2007). The Conference produces a Declaration on Climate Change on the last day (Friday); the draft can be found here. Reports on the attendance of Anand Ashram Foundation will be available next week.