Menghadapi Kematian dengan Indah
“Lihat ini dan coba bandingkan” ujar Anand Krishna sambil memperlihatkan halaman buku Soul Quest yang berisi foto Maya (Ibu Alam Semesta dalam pandangan kaum Theosofi) dan mensejajarkannya dengan Mona Darwich. “Mirip tidak?” tanya beliau dengan enteng dan diikuti tawa khas beliau, memancing para penonton mengeser posisi duduk masing-masing ke arah para pembicara serta memincingkan mata untuk melihat kemiripan yang ditunjukan beliau.
Sekilas kemudian tawa beliau menular kepada para hadirin.
Begitulah kira-kira suasana santai yang terjadi pada Acara “60 Minutes Celebration of life with Anand Krishna & friends” di QB World Bookshop, Kemang pada hari Jumat, 6 januari 2006 pada pukul 19:00. Acara ini terselenggara atas kerjasama antara QB World Books, PT Gramedia Pustaka Utama dan PT One Earth Media, dan hari ini khusus membahas buku “Soul Quest” yang dilakukan oleh Mona Darwich, seorang perempuan Libanon yang sangat mencintai Indonesia (profil Mona dimuat dalam Harian Kompas edisi Minggu beberapa bulan lalu). Mona Darwich & Maya Safira Muchtar pun baru saja menulis buku “Bila Perempuan Bersuara, Delapan Penjuru Bergema” yang baru saja diterbitkan oleh PT One Earth Media.
Acara ini rencananya akan terus bergulir setiap awal bulan di cabang toko buku QB World Book secara bergantian. Dengan diselingi ‘live easy listening music’ dari kelompok musik The Torchbearers, serta canda dan kebijaksanaan yang terlontar dari Anand Krishna, menciptakan suasana ringan, santai, penuh canda, yang sangat kontras dibandingkan keadaan macet penuh stress di sepanjang jalan Kemang pada jam-jam sibuk pulang kerja di akhir pekan.
Mona Darwich berbagi pengalamannya membaca buku Soul Quest. Dia menganggap buku ini adalah buku yang sangat spesial bagi dirinya karena pada dasarnya memuat ‘art of dying: how to die beautifully.’ Maka dia mengutip 4 halaman ‘Echoes from the Soul Quest’ (Gema dari buku Soul Quest) dan membacakannya di acara ini. Dan salah satu kutipan yang berkesan padanya adalah kutipan dari hal. 102: ‘Here I am now, wondering if it was a dream, imagination, hallucination or vision. Was the experience real? Is there another world beyond this one? I have my questions and my doubts, yet I know it is no use asking anybody. I know that ‘Time’ will answer all my questions. I know that in ‘Time,’ all my doubts shall be cleared.’ Kutipan ini juga memuat pertanyaan sama yang sering dia lontarkan pada diri sendiri dan sekarang jelas bagi dirinya bahwa memang waktu lah yang akan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tak terjawab.
Dengan latarbelakangnya sebagai muslim, Mona pun mengkaitkan beberapa kutipan dari buku Soul Quest dengan cerita-cerita Haditz maupun ayat-ayat di Al-Qu’ran. Ternyata suasana religi pun ikut mewarnai acara ini.
“Perjalanan Jiwa (Soul Quest) tidak pernah berakhir, tapi Soul Quest pun adalah sesuatu yang tidak bisa dipaksakan,” demikian Anand Krishna menjelaskan tentang bukunya. “Kita semua sedang bermimpi, ada yang bermimpi indah, ada yang bermimpi buruk. Tapi yang pasti, kita selalu berusaha membuat mimpi yang lebih baik dan ide utamanya adalah untuk bangkit dan bangun dari mimpi-mimpi ini. Buddha berarti yang terjaga (dari mimpi-ed.). Tiap orang adalah seorang buddha, hanya berbeda waktu saja.”
Dalam pandangan Anand Krishna, untuk mencapai tujuan dalam kehidupan, berdoa saja tidak cukup. Berdoa memang bisa memberikan kita kekuatan, tapi tidak akan menciptakan perubahan jika tidak diikuti dengan bekerja. “Nabi Muhammad, Krishna dan para Nabi lainnya tidak akan terjun ke medan perang bila semua persoalan bisa diselesaikan dengan doa,” ujarnya.
Lalu, bagaimana menghadirkan Kasih dalam diri? Ada dua kata yang penting dalam bahasa Inggris, yaitu Passionate (Birahi atau Napsu-ed.) dan Compassionate (Kasih-ed.). Birahi adalah tangga pertama menuju Kasih. Tidak mungkin kita menghadirkan Kasih tanpa pernah merasakan Birahi. Dan di antara Birahi dan Kasih, adalah Cinta. Birahi bersifat menuntut dan menuntut. Cinta bersifat menuntut dan memberi. Dan, Kasih bersifat memberi dan memberi.
Pembicaraan malam itu, secara lincah juga menyentuh berbagai macam soal, di antaranya reinkarnasi. Bagi Mona Darwich, ayat di Al-Qu’ran (QS2:28) yang berbunyi: “…padahal dulunya kamu mati dan Dia menghidupkanmu? Kemudian Dia mematikanmu, kemudian Dia menghidupkanmu, dan kepadaNya kamu kembali,” dalam pandangannya, erat kaitannya dengan paham reinkarnasi dalam ajaran Islam.
Program ini ditutup dengan pembagian 3 ‘door prize’ berisi paket buku bagi pengunjung yang mengisi buku tamu dan menyerahkan kartu namanya. Begitulah suasana perayaan selama 60 menit bersama Bapak Anand Krishna merayakan kehidupan ini di tengah-tengah kepenatan kerja dan kepadatan metropolitan seperti kota Jakarta. Bulan depan, acara ini akan diselenggarakan di QB World Books – Pondok Indah.***