Press Release Samskriti Sindhu Museum of World Culture

Berlokasi di Anand Ashram Ubud, Samskriti Sindhu: Museum of World Culture telah diresmikan oleh Gubernur Bali, Made Mangku Pastika pada tanggal 14 Januari 2018 dalam sebuah gelaran budaya peradaban dunia yang dihadiri oleh tokoh dan sahabat dari dalam dan luar negeri. Museum dengan koleksi artefak dari berbagai tradisi budaya dunia ini, dipersembahkan oleh Anand Krishna, pendiri Yayasan Anand Ashram, dengan tujuan untuk memperlihatkan adanya benang merah seluruh tradisi dunia yang terkait dengan satu-satunya Peradaban kuno yang tidak hanya bertahan, tetapi masih hidup dan berkembang saat ini: Peradaban Sindhu-Saraswati.

Yayasan Anand Ashram berterima kasih kepada Gubernur Bali Made Mangku Pastika yang telah menunjukkan ketertarikan dan dukungannya terhadap tujuan pendirian museum ini yang membuktikan kebenaran ungkapan kuno: Vasudaiva Kutumbakam – seluruh dunia adalah satu keluarga besar. Museum ini bukan hanya berbicara tentang Hinduisme yang dipahami sebagai agama semata, tetapi berbicara tentang sebuah peradaban besar, Peradaban Sindhu-Saraswati, yang dikenal sebagai Shin-tuh oleh pelancong Cina, Indies/Indus/Indo oleh bangsa Barat, dan Hindu oleh bangsa Persia dan Arab.

Sebagaimana diungkapkan oleh Anand Krishna dalam buku “Sindhu Samskriti” yang diluncurkan pada kesempatan yang sama, “(Wilayah Peradaban Sindhu, Indus, Indies, Indo, Shin-tuh, Hindu) tidak tanggung-tanggung luasnya – mencakup sebagian negara modern Iran, Afghanistan, Pakistan, India, Bangladesh, Bhutan, Nepal, Tibet; negara-negara di Asia Tenggara, termasuk kepulauan kita – hingga perbatasan Australia, dulu disebut Astralaya.” Penelitian muktakhir membuktikan bahwa Peradaban Sindhu telah berusia setidaknya 8000-12000 tahun, di mana pada masa awal peradaban tersebut, seluruh wilayahnya masih berada dalam satu lempengan daratan yang luas sebelum terpisah seperti saat ini.

Museum ini diharapkan dapat membantu generasi muda dari seluruh dunia untuk memahami dan mengapresiasi akar budaya dan peradaban yang sama, serta juga bermanfaat bagi turis-turis asing yang mengunjungi Bali untuk mendapatkan wawasan akan kebijaksanaan Bali yang dapat diterapkan dalam keseharian hidup mereka.