Apa yang kita lakukan saat kita mengalami sesuatu yang menjengkelkan? Yang jelas ada yang mengungkapkannya langsung, ada yang memendamnya dan ada juga yang memendam sementara kemudian mencari objek pelampiasan yang tidak berhubungan dengan amarah kita yang sebenarnya.
Tidak setiap saat kita melampiaskan amarah kita secara langsung, bahkan jika diungkapkan secara langsung malah akan berdampak tidak baik pada diri sendiri. Misalnya saja saat dimarahin oleh bos, jelas kita tidak akan membalasnya langsung, kalau membalas jelas kita akan langsung dipecat. Dan oleh itu kita biasanya memendam perasaan kekesalan itu, dan ada yang malah melampiaskannya kepada orang lain, bahkan kepada anggota keluarga sendiri. Saat pulang kerja kekesalan di tempat kerja kadang juga berimbas kedalam keluarga. Masalah sekecil apapun direspon dengan kekesalan yang berlebihan. Mungkin respon kekesalan itu bukan diakibatkan dari satu macam masalah saja, tetapi hasil dari banyak tumpukan sampah emosional yang didapat sejak dulu yang belum bisa terbuang.
Dalam Program Neo Self Empowerment yang dirumuskan oleh Bapak Anand Krishna terdapat latihan Voice Culturing, yaitu latihan khatarsis untuk mengeluarkan sampah-sampah emosi dalam diri kita dan tentunya dengan tidak mengorbankan orang lain. Tekniknya adalah berupa memancing emosi-emosi terpendam dalam diri kita yang kemudian diungkapkan dengan teriakan maupun gerakan badan. Setelah melakukan latihan ini biasanya para peserta dapat merasakan secara langsung beban emosinya berkurang dan juga mendapatkan relaksasi. Dampak jangka panjang adalah peserta latihan tidak mudah responsif dalam menanggapi sesuatu yang menggelisahkan dirinya dan kegelisahannyapun lebih mudah diminimalisasi dengan latihan tersebut.
Reportase : Danar Wijayanto
NB: Voice Culturing merupakan salah satu sesi latihan Neo Self Empwerment yang dilakukan di Anand Krishna Information Centre Semarang setiap hari Rabu jam 19.00 WIB untuk informasi dan pendaftaran dapat menghubungi sdr Erwin di nomer 08132527180
