Laporan
pandangan mata dari Yuda Madenegara
Dengan menahan kantuk pada hari Jumat tanggal 28 Maret 2003, 17 orang warga Anand Ashram berikut Bapak Anand Krishna, sejak subuh sudah berangkat dari rumah masing2, sebagian lagi berangkat dari One Earth untuk mengejar penerbangan menuju Denpasar Bali dalam rangka program Guru-Guru dan mahasiswa yang diadakan oleh teman2 di Bali yang tergabung dalam Forum Kebangkitan Jiwa bekerja sama dengan Anand Ashram.
Tiba di Denpasar pada pukul 11.00 siang langsung check in di Hotel Risata yang tidak jauh dari Bandara Ngurah Rai, Bali. Disana sudah menunggu jadwal yang cukup padat buat Bapak Anand Krishna beserta 16 teman lainnya.
Agenda di mulai dengan makan siang bersama di restoran hotel risata yang di hadiri oleh Ida Pedanda Subali Tianyar Arimbawa beserta istri, dalam pertemuan sambil makan siang tersebut, perbincangan lebih banyak diwarnai dengan pemaparan Ida Pedanda dengan situasi yang saat ini berkembang di Bali, Beliau juga ternyata banyak membaca buku karangan Pak Anand, dan mengatakan bahwa buku2 tersebut sangat relevan dengan kebutuhan akan kekinian khususnya buku Bhagavad Ghita, sangat cocok dengan bahasa keseharian. Beliau juga menyambut baik upaya Bapak Anand untuk melakukan program meditasi dan pelatihan guru2 seperti yang dilakukan sekarang.
Menjelang pukul 15.00, pertemuan makan siang di akhiri mengingat Bapak Anand sudah di tunggu di dua stasiun radio yang cukup terkenal di Bali untuk acara talk show sekaligus wawancara interactive dengan masyarakat Bali, yang menemani Bapak dalam acara tersebut Mbak Liny dan 2 teman dari FKJ Bali (Ode dan Made Harbayu), sementara teman lain berangkat sight seing ke tempat wisata Garuda Wisnu Kencana dan Uluwutu.
Di kedua stasiun radio tersebut Bapak berkesempatan untuk berbicara banyak hal tentang meditasi yang dikaitkan dengan stress, lewat radio mobil saya sempat mendengarkan begitu banyak pertanyaan yang disampaikan oleh masyarakat luas sebagai wujud dari antusiasme masyarakat Bali terhadap kehadiran Bapak Anand di Bali. Acara talk show di kedua radio ini mulai pada pukul 16.00 dan berakhir pada pukul 21.00.
Walaupun waktu istirahat yang terbatas mengingat malamnya Torch Bearers di bawah asuhan Fay dan Maya harus latihan menyanyi, akan tetapi keesokan harinya tanggal 29 Maret 2003 sejak pukul 06.00 waktu Bali (di Jakarta Pkl. 05.00) semua teman2 dari Jakarta sudah siap di restoran untuk sarapan dan berangkat ke acara mahasiswa. Acara di laksanakan di Aula Kanwil Diknas Propinsi Bali (Komplek Niti Mandala Renon Denpasar). Dengan di hadiri + 150 mahasiswa dan masyarakat umum tepat jam 09.00 Bapak Anand memasuki tempat acara dan seperti biasa The Torch Bearers memulai mengajak peserta untuk duduk diam diiringi lagu mengantar ke keheningan. Sampai2 moderator acara mahasiswa ini mengatakan “merinding” mendengar musik2 yang dinyanyikan oleh Kelompok Torch Bearers.
Seperti layaknya acara di radio, pada pertemuan dengan mahasiswa dan masyarakat umum kali inipun terlihat bagaimana Warga Bali sangat antusias dan semangat untuk mengikuti acara tersebut sampai selesai, pengakuan Pak Yayan (salah seorang teman di ashram yang ikut ke Bali) mengatakan “beruntung kita di Jakarta setiap saat bisa ketemu Pak Anand” karena dia sedih juga mendengar salah seorang peserta program mahasiswa ada yang mengatakan 5 tahun “menunggu” akhirnya bisa ketemu Pak Anand di Bali orang tersebut sampai ikut program mahasiswa dan Guru keesokan harinya.
Untuk tetap memenuhi harapan masyarakat dengan kehadiran Bapak Anand di Bali program mahasiswa akhirnya selesai pukul 12.00 dan dilanjutkan dengan Program Reiki, mengingat cukup banyak masyarakat yang telah mendaftar.Sementara Bapak melanjutkan Program Reiki sebagian teman dari Jakarta ada yang istirahat di hotel dan sebagian lagi “menemui” saudara tua di Alas kedaton (Hutan monyet yang cukup banyak) hahahahaha… dan dilanjutkan ke Tanah Lot untuk menikmati sun set.Keesokan harinya tanggal 30 Maret 2003 hari minggu sudah menunggu + 100 guru2 yang datang dari berbagai Kabupaten di Bali untuk mengikuti Program Pelatihan Mengajar Tanpa Dihajar Stres (MTDS) dan juga dihadiri oleh Kepala Kantor Wilayah Pendidikan Nasional Propinsi Bali, Bapak Ngurah Oka.
Seperti layaknya 6 angkatan program sebelumnya, MTDS kali ini di awali dengan Wejangan Bapak Anand Krishna tentang kenapa program ini dilakukan, dan bagaimana keprihatinan beliau terhadap situasi pelajar dan mahasiswa akhir2 ini (banyak tawuran, demontrasi) sehingga lewat Forum Kebangkitan Jiwa Beliau menggugah semua pihak khususnya guru untuk menyadari dan memiliki cara untuk mengatasi semua fenomena yang sangat cepat terjadi belakangan ini. Seperti biasa tiga orang teman (kali ini Gde, Yuda dan Dewi mendapat kesempatan untuk berbagi dengan guru2, tentunya diiringi oleh musik yang dikomandani oleh Maya Pachner. Program ini berjalan lancar Maya Pachner memberikan komentar tentang “bagaimana peserta begitu mengapresiasi musik2 yang dinyanyikan oleh penyanyi dadakan seperti Pak Elsya, Pak yayan, Ryan, Yuda Rene, Pak Marhento, Mbak Maria Darmaningsih, Rudi, Wito,…sampai2 sambil bernyanyi para peserta mencatat lagu2 yang di pampang di layar, yang lainnya malah banyak yang ikut berjoget”…… bahasa simplenya menurut Maya tentang peserta adalah “sangat mudah untuk diajak terlibat dalam event MTDS tsb”.
Banyak pertanyaan yang dilontarkan oleh peserta, termasuk menyinggung masalah musik yang dimainkan setiap selesai sesi pelatihan, akhirnya mereka mendapatkan jawabannya bahwa musik2 tersebut ternyata mampu membuat semua peserta bergembira.Kakanwil Diknas Propinsi Bali Bapak Ngurah Oka, memberikan komentar yang positif buat acara yang diprakarsai oleh FKJ Bali dan Anand Ashram, beliau mengharapkan kegiatan seperti ini bisa berkelanjutan, dan minta dari pihak FKJ dan Anand Ahsram yang berinisiatif, Kanwil Diknas akan mensupport semaksimal mungkin,…… tentu hal ini merupakan tantangan yang besar buat teman2 FKJ di Bali.
Begitu banyak pertanyaan yang dilontarkan oleh guru2, diantaranya dari sekolah Gandi Denpasar, salah seorang gurunya yang hadir menanyakan “seandainya ingin mengadakan program serupa bagaimana cara menghubungi ?”, pertanyaan seperti ini menunjukkan mereka begitu cepat menyimpulkan dan merasakan bahwa program seperti ini layak juga diperoleh oleh teman2nya lain, Bapak Anand Krishna merangkum sekaligus menutup Program MTDS, dan harus cepat2 ke Hotel mengingat sudah harus hadir pada acara satsang dihotel Santika Kuta.
Begitu padat acara kami selama di Bali, Acara Satsang di Auditorium Hotel Santika di hadiri oleh + 50 orang warga Bali yang mengenal Bapak Anand lewat buku atau yang pernah ikut program meditasi yang diselenggarakan Anand Ashram. Sekali lagi pada kesempatan itu Bapak bercerita tentang perjalanan Ashram sejak 12 tahun dan esensi tentang spiritualitas yang mengajarkan kesabaran, tekad, dan bagaimana Keberadaan yang selalu memberikan jalan bagi yang tekun dan sabar dalam perjalanan ke dalam diri. Beberapa contoh2 pribadi Bapak sempat dilontarkan dalam acara satsang tersebut, empat teman kita (Liny, sinta kencana, Maya dan Dewi) mewarnai sharing pada malam itu.
Akhirnya perjalanan empat hari yang sangat melelahkan diakhiri dengan pertemuan ke Kantor Wakil Gubernur Bali Bapak I Ketut Widjana, pada pukul 08.00 tanggal 31 Maret 2003. Hadir dalam pertemuan tersebut Bapak Anand Krishna, Yuda, Liny, Dewi, Gde Merada, Marhento, Yayan, dan tiga teman kita dari Bali Ode, ade Harbayu dan Aryana. Dalam pertemua tersebut lagi2, kita disambut baik oleh pihak Kantor Gubernur dalam hal ini diwakili oleh Wagub, di mana beliau menyampaikan niat untuk membantu kesinambungan acara yang dilakukan oleh FKJ dan Anand Ashram. Sesuatu yang kita anggap lebih dari yang kita harapkan dari sebuah pertemuan. Wagub juga menekankan bahwa apa yang disampaikan oleh Bapak Anand Krishna dalam pertemuan tersebut merupakan perhatiannya selama ini dan secara kebetulan istri Wagub adalah seorang tenaga pendidik juga.
Diakhir pertemuan dengan 3 teman2 dari Bali, Bapak Anand Krishna mengingatkan kita semua kembali di sebuah ruang tunggu Bandara Ngurah Rai, bahwa KEBERADAAN telah membukakan jalan buat kita, mengingat acara yang dilaksanakan sejak tanggal 28 – 31 Maret 2003 telah berjalan baik dan antusias masyarakat, mahasiswa dan guru begitu besar, perlu tindak lanjut, disitu Bapak memberikan beberapa arahan kepada kita semua yang mungkin bisa dilakukan pada hari2 mendatang.
Kesempurnaan adalah sebuah upaya menjadi sempurna bukan sebuah hasil, itu pula yang sudah dilakukan oleh teman2 di Bali dan teman2 dari Jakarta, sahabat kami Ode, Wayan Suriastini, Made Harbayu, Nyoman Aryana, Icha, Debi dll yang tidak bisa disebut satu persatu terima kasih atas upaya, kerja keras dan segala sesuatu yang telah dicurahkan demi terselenggaranya program ini. Sinta Kencana yang mengorganisasi perjalanan teman2 dari Jakarta mulai dari tiketing, makan, perjalanan wisata, terima kasih yang sebesar2nya…………
Tentu, Bapak Anand Krishna Guru kami, dalam suasana perjalanan yang begitu melelahkan selalu menyempatkan untuk mengingatkan dan membimbing kami, salam hormat dan sembah sujud kami semua.