Temu Hati Bersama Anand Krishna dan Mendalami Spiritual Lebih Dalam Lagi

 

Masalah emosi adalah masalah yang paling sering dihadapi oleh manusia. Selama manusia hidup, emosi ini akan selalu ada. Emosi ini harus dikelola, harus diolah sedemikian rupa sehingga tidak merusak diri sendiri dan orang lain. Bersama Anand Krishna, dalam temu hati yang diadakan oleh Anand Krishna Center Denpasar, Sabtu, 3 Maret 2012, setiap orang yang hadir diajak untuk mengelola emosi ini. Menurut Anand Krishna, emosi ini tidak terbatas pada rasa marah saja, tangisan juga emosi, tertawa juga emosi, juga rasa sedih, rasa senang dan masih banyak rasa-rasa lainnya.

“Mari kita jangan mengurusi orang lain, mari kita berusaha mengurusi diri sendiri. Buang amarah anda, berteriaklah….yang mau menangis, silahkan menangis”, demikian Anand Krishna memandu setiap peserta yang hadir . Demikian setiap peserta merasakan kelegaan sehabis berteriak-teriak. Malam itu, peserta yang hadir lebih dari seratus orang.

Dalam setiap wacananya, selalu ada hal-hal baru yang disampaikan oleh Anand Krishna. Kali ini tentang uang. “ Tadi sebelum kesini saya baca wacana tentang uang. Banyak orang persoalan utamanya adalah uang. Uang ini menjadi sangat penting sekali. Kalau punya uang banyak, ya harus digunakan”.

 

 

Seperti cerita Mulla Nasruddin. Setiap pagi dia merasa lehernya tercekik. Pergi ke dokter diapun sembuh. Dokter juga bingung. Akhirnya dia berobat ke Amerika, dan diketahuilah penyakitnya. Dokter mengatakan bahwa ini adalah satu penyakit di dalam enam milyar manusia. Dan Mulla hanya bisa hidup sampai 29 hari ke depan. Pikir-pikir, Mulla mulai merenungi hidupnya selama ini. Saya belum sempat menikmati hidup, kerja sepanjang usia, sudah akan mati.

Melihat jumlah tabungan di bank dia punya tiga milyar. Diapun merencanakan jalan-jalan ke luar negeri. Beli tiket pesawat dan menginap di hotel berbintang, Mulla sungguh-sungguh menikmati hidupnya. Besoknya jam sembilan pagi dia akan mati. Saat itu dia berada Inggris dan masih punya sisa uang 100 Pound.

Dengan sisa uang 100 Pound, Mulla merencanakan membeli sebuah kemeja. Karena sebelum mati, uang harus dihabiskan. Diapun ke toko membeli sebuah kemeja  seharga 99 pound. Mulla perlu ukuran tertentu, ada yang warnanya bagus namun  ukurannya tidak pas. Ukuran yang dia biasa pakai adalah 15. Karena tidak ada ukuran 15, diapun mengambil yang 17, agak longgar memang.

Tepat jam 9 pagi dia memakai baju yang dibelinya kemarin, dia pun langsung sembuh. Ternyata dia sudah agak gemuk, sehingga ukuran lehernya bertambah. Ukuran lehernya sudah 17 tapi masih memakai ukuran 15. Ternyata dia salah pakai baju. Demikianlah keadaan kita, kebanyakan dari kita, salah memakai baju.

Demikian Anand Krishna selalu menyuguhkan cerita-cerita tentang kekonyolan diri, sehingga kita bisa menertawakan kebodohan diri sendiri.

Menyinggung tentang perdamain dunia, Anand Krishna mengatakan bahwa yang harus damai terlebih dahulu adalah diri sendiri, bukan dunia. “ Banyak orang bicara tentang kedamaian dunia. Banyak orang ingin mendamaikan dunia. Kenyataan yang ada adalah perang selalu ada, perang tidak pernah berhenti. Kedamaian tak kunjung terwujud. Apa yang salah?. Yang salah adalah diri kita. Kita tidak pernah berdamai dengan diri kita sendiri, tepatnya kita tidak pernah mendamaikan diri kita sendiri. Kita mengadakan ruwatan Nusantara, seolah yang sakit adalah Nusantara ini. Padahal yang sakit adalah kita sendiri.”

Anand Krishna melanjutkan,”Kalau bicara tentang kedamaian dunia, lihatlah diri sendiri. Pertama, kedamaian harus dimulai dari diri sendiri, inner peace. Kedua, communal loveLove ini harus dibagi kepada sesama, kepada community. Nabi Muhammad mengatakan, cintailah tetanggamu. Mencintai tetangga tidaklah gampang, karena semua kejelekan mereka kita ketahui.”

Bercerita tentang pengalamannya bersama Baba, Baba mengatakan bahwa, wibhuti yang keluar dari tangannya adalah ego-ego kita. Baba telah membakarnya. Ada seorang perempuan, wajahnya jelek, tetapi suaranya sangat bagus. Baba menyuruh dia untuk menyanyi. Grup musik dan orang-orang yang bhajan pada umumnya dari India Selatan, wanita ini dari India Utara. Usha demikian nama wanita itu.

Musiknya dikacaukan oleh pemain musik. Dia mengeluh kepada Baba. Baba mengatakan, “Pernah lihat Shiwa, dilehernya ada ular, demikian juga ditangannya. Nah, orang-orang  yang dekat dengan saya ini adalah ular-ular. Saya tahan mereka di sini, kalau mereka berada diluar, mereka akan sangat berbahaya dan mematok orang lain.”

Baba mengatakan bahwa sekarang semua perhatian kita tertuju pada uang. Kalau uang bisa membuat kita bahagia, kenapa tidak minta langsung kebahagiaan. Kenapa harus punya uang dulu baru bahagia. Orang mencari jodoh pun untuk kebahagian, tetapi kalau sudah ketemu jodoh, tidak bahagia juga.

Kalau mau tidak kawin seperti Baba, boleh saja. Kalau mau kawinpun silahkan. Jatuhlah dalam satu lubang. Biasanya kalau kawin beberapa kali, suami atau istri agak mirip-mirip. Seperti Mulla Nasruddin, Ketika kawin yang ke 37 kalinya, dia kaget. “Rasanya kok pernah kenal ya”, kata Mulla, istrinya juga demikian. Dan ternyata mereka adalah suami istri saat pertama kali menikah. Demikian Anand Krishana mengakhiri acara temu hati pada malam itu.

Laporan pandangan mata

5 Maret 2012

Reportase Oleh : Made Mulia