Sambutan oleh Ketua Yayasan Anand Ashram Ibu Maya Safira Muchtar pukul 10.20 WIB.
Wah akhirnya Joglosemar mempunyai sebuah Centre, terima kasih kepada Keberadaan. Awalnya saat melihat tempat ini saya sempat berpikir bisa nggak ya tempat ini dijadikan centre, sekarang kita sudah mempunyai sebuah centre yang mungil tapi cantik. Terima kasih kepada Ibu Niken yang telah memberikan tempat untuk dipakai kegiatan Centre Joglosemar.

Pada kesempatan ini sambutan menggunakan slide yang berisi dokumentasi kegiatan Anand Ashram, mulai dari peletakan batu pertama Ashram di Sunter , acara PPSTK di Jogja, acara AKC Bali di Ground Zero, sampai kegiatan terkini pembentukan FORADOKSI di Lampung. Sejarah Anand Ashram dan semua sayapnya di berbagai daerah dalam 18 tahun dipaparkan dalam 20 menit.
Saya ingin menucapkan terima kasih pada Guruji Anand Krishna. Sebelum saya mengikuti beliau saya adalah penderita depresi, Post Traumatic Syndrome Depression. Saya bolak balik ke psikiater, saya seorang perokok berat dan banyak hal lain. Dalam bahasa Sunda, ciprut, pokoknya kagak karuan. Sekarang berkat Guruji Anand Krishna saya bisa berdiri di sini. Terima Kasih.
Sambutan Bapak Anand Krishna pukul 10.40 WIB.
Saya ingin mengucapkan terima kasih pada Bapak Bupati Sleman yang menyempatkan hadir, meskipun hari ini beliau mempunyai 4 agenda yang lain. Saya mohon acara ini untuk dipercepat.

Kalau kita ingin belajar kebangsaan maka teladan kita adalah Bung Karno, kalau kita ingin belajar ekonomi maka teladan kita Bung Hatta, kalau kita ingin belajar pendidikan maka teladan kita adalah Ki Hadjar Dewantara. Maka di sini dipasang foto Bung Karno, juga tolong dipasang foto Bung Hatta dan Ki Hadjar Dewantara. Foto-foto ini merupakan sebuah simbol-simbol kebangsaan. Dan simbol-simbol ini penting sekali untuk merekatkan kita sebagai sebuah bangsa.
Saya ingin mengucapkan terima kasih pada Ibu Niken yang telah merelakan tempatnya untuk dijadikan centre. Saya baru kenal dengan suami beliau 1 tahun, dan beliau sudah meninggal. Tapi saya yakin suami ibu Niken hari ini akan tersenyum bahagia melihat peresmian Center ini. Dan Maya jangan lupa buku pertama yang kamu beli, kamu beli di Jogja. Kamu punya hubungan dengan Jogja, maka sering-seringlah kamu ke Jogja.
Sambutan Kepala Dinas Kebudayaan Propinsi DIY, Bapak Ir. Condroyono MSp. Pukul 10.45 WIB.

Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Propinsi DIY, Bapak Bondan Agus Suryanto SE. MA. AK
Kalau saya orang Indonesia kebetulan casingnya Cina, ha ha ha.
Adanya AKC Joglosemar akan memberikan sumbangan yang sangat berharga bagi kesehatan holistik. Sekarang banyak kesehatan mental yang semakin berkembang. Di Jogja ini jumlah penderita HIV semakin meningkat, dan HIV adalah penyakit yang dasarnya adalah mental. Di Jogja grafik pemakai narkoba juga semakin meningkat, dan akar masalah narkoba adalah mental.
Saya mengucapkan terima kasih pada Bapak Anand Krishna dengan memberikan sentuhan yang berwarna kebangsaan. Kita adalah bangsa yang besar, bangsa Indonesia dan kita bangga sebagai orang Indonesia. Dan Indonesia yang besar Insya Allah akan bangkit dengan Sumbangan dari AKC ini. Terima Kasih.
Sambutan Bupati Sleman, Bapak Drs. Ibnu Subiyanto Akt. Pukul 10.55 WIB
Saya ingin mengatakan bahwa manusia yang ada di Indonesia tidak murni orang Manusia Jawa. Panembahan Senopati wajahnya Indo dan setelah itu semua keturunannya yang menjadi raja juga berwajah Indo, yang kelihatan Jawa baru Sultan Agung. Saya juga tidak yakin bahwa saya orang Jawa asli.

Pantat bayi kita ketika lahir berwarna hijau sama dengan pantat bayi Jepang ketika baru lahir berwarna hijau. Maka marilah kita tidak berbicara tentang Ras, dan sebagai orang Jawa kita jangan mbagusi(besar kepala) dengan mengatakan Cina kowe tak obong wae (kamu cina sebaiknya saya bakar saja).
Ketidaktahuan kita yang menyebabkan perselisihan di antara kita. Ada hal-hal asli yang sama di kalangan masyarakat Jawa, Batak, Kalimantan dan orang Tagalog. Seperti istilah pinggan yang berarti mangkuk menunjuk benda yang sama di Jawa, Batak dan Tagalog.
Kalau kita belajar tentang etnografi, kita akan mengerti bahwa kita adalah keluarga besar. Keluarga besar bangsa Indonesia. Keberadaan kita seolah-olah berbeda satu sama lain padahal kita adalah satu keluarga.
Gen akan mempengaruhi yang baru lahir, dan pendidikan anak-anak kita dimulai sejak anak berada di dalam kandungan. Maka edukasi langsung primal education adalah edukasi seorang ibu kepada anak yang dikandungnya. Seorang ayah hanya bisa memberikan edukasi secara struktural, hal ini dengan memberikan rasa tentram pada Ibu yang mengandung. Maka bila seorang Ibu tidak menjaga perasaannya saat mengandung, seorang ayah tidak memberikan rasa tentram pada istrinya, maka anak yang dilahirkan tidak seimbang batinnya.
Kita semua sebagai sebuah bangsa mempunyai sebuah tugas yang penting. Bagaimana kita membangun karakter manusia, dan itu semua dengan internalisasi nilai-nilai kebajikan dalam alam bawah sadar setiap anak, mulai saat dia berada dalam kandungan. Larangan dan peraturan-peraturan yang kita berikan tidak berarti apapun, bila dalam bawah sadar seorang anak tidak tertanam nilai-nilai kebajikan.
Persoalan yang kita hadapi sebagai sebuah bangsa, adalah persoalan yang besar. Dan ada hal-hal penting dalam kehidupan kita berbangsa dan bernegara, bahwa siapa pun kau, kau adalah orang Indonesia. Kita perlu untuk terus menjaga persatuan dan kesatuan kita sebagai sebuah bangsa. Dan perekat kita sebagai sebuah bangsa adalah budaya kita.
Semua bangsa yang besar mempunyai budaya yang besar. Jepang, China, India, Amerika mereka semua punya budaya yang besar. Negara yang besar mempunyai cultural value. kita bisa menawarkan cultural value ini kepada bangsa lain, agar mereka pun bisa menghargai cultural value yang ada. Terima kasih.
Link