“Memenuhi Panggilan Ibu Pertiwi, Membangkitkan Jiwa Sufi”

Keluarga Besar Anand Ashram, pimpinan penulis dan spiritualis Anand Krishna , kembali akan menggelar Sufi Mehfilatau Pesta Para Sufi di Serang, Banten pada tanggal 7 Maret 2004. Tepatnya di Graha Samzen, Jalan A. Yani No. 157A Serang, Banten (Telp. 0254-211122) , mulai pukul 09.00 .

Seperti halnya Sufi Mehfil yang diselenggarakan di Jakarta, Yogyakarta, Solo, dan Semarang akhir tahun lalu, pagelaran ini merupakan upaya berbagi kesadaran serta menggugah masyarakat untuk bersama-sama membangkitkan kembali cinta pada Ibu Pertiwi. Upaya ini dirasa semakin penting saat ini, terutama berkenaan dengan semakin mendekatnya penyelenggaraan Pemilu 2004.

Saat ketika berbagai kelompok berlomba-lomba berebut kursi kekuasaaan. Ketika hati nurani seringkali harus terpinggirkan karena ambisi pribadi maupun kelompok. Saat ketika kepentingan bangsa dan tanah Ibu Pertiwi justru dilupakan, atas nama demokrasi dan kepentingan rakyat.

Berkaca pada fenomena politik akhir-akhir ini, Keluarga Besar Anand Ashram berpandangan bahwa perubahan dan kebangkitan bangsa takkan mungkin terwujud hanya dengan mengharapkan perubahan politik yang dijanjikan para politisi. Perubahan harus dilakukan oleh setiap putra-putri Ibu Pertiwi, yang dimulai dengan membangkitkan cinta di dalam diri.

Bagi Keluarga Besar Anand Ashram, perubahan harus terlebih dahulu terjadi di dalam diri sebelum meluas ke luar, dari lingkungan sekitar hingga ke lingkungan lebih besar, negara dan bahkan dunia. Untuk itu, seni dan budaya, memainkan peranan sangat penting karena sifatnya yang universal dan dapat menjangkau semua kalangan.

Pesta Para Sufi, adalah upaya untuk membangkitkan cinta di dalam diri. Sarananya melalui lagu dan gerak – khususnya Tarian Sufi yang dipopulerkan oleh Jalaluddin Rumi (1207-1273).

Meskipun datang dari tradisi Turki, Tarian Sufi, menyampaikan pesan universal sangat penting bagi terciptanya landasan sejati persatuan dan kesatuan Indonesia . Tarian ini, serta nyanyian dari tradisi lain yang juga akan ditampilkan, diharapkan menjadi inspirasi bagi terjadinya kerekatan beragam budaya yang “hidup” di Indonesia saat ini – baik yang datang dari tradisi “lokal” maupun dari “luar”.

Persatuan dan kesatuan di Bumi Pertiwi, memang tak seharusnya terperangkap dalam pandangan nasionalisme sempit. Sebagaimana Ibu Pertiwi selama ini memperlakukan mereka yang lahir, datang maupun berkembang di pangkuannya, tanpa pilih kasih.

Sufi Mehfil di Serang akan menampilkan penari kawakan Maria Darmaningsih, penyanyi Dian Mayasari serta beberapa penari muda dari Anand Ashram, yang juga ambil bagian dalam pentas-pentas Sufi Mehfil sebelumnya (serta pentasVande Mataram , atau “Sembah Sujud Pada Ibu Pertiwi” bulan Februari lalu di beberapa kota di Bali) yang mendapat sambutan luas masyarakat.

Pada intinya, gerak-lagu ini menggambarkan situasi ketidaksadaran dan keterpurukan bangsa Indonesia saat ini. Kendati akan memasuki era baru pemilihan presiden langsung pada bulan Juli 2004, namun tak ada jaminan bahwa pemimpin-pemimpin yang kelak terpilih akan mampu menuntun rakyat Indonesia keluar dari krisis.

Hanya dengan membangkitkan jiwa sufi yang juga berarti meningkatkan kesadaran diri, menemukan “Mahatma” atau “jiwa besar” dalam diri masing-masing individu, perubahan menuju Indonesia yang lebih baik akan terwujud. Demikian inti pesan Sufi Mehfil kali ini, sebuah jawaban atas panggilan Ibu Pertiwi.