*_/Mistress of Spices/_* –
“/Are you ready to give up your life for spices/?” kata seorang wanita tua yang dipanggil dengan panggilan /First Mother/ dihadapan beberapa anak-anak didikannya. Itulah awal dari sebuah film yang dibuat berdasarkan Novel berjudul sama karangan Chitra Banerjee Divakaruni, yang bercerita tentang seorang wanita, Tilo (Aishwarya Rai), yang dianugerahi kemampuan psikis untuk membantu orang-orang di sekitar kita lewat “/art of spices/.” Keahliannya ini yang diperoleh sejak lahir dan diasah lewat seorang Guru yang mereka sebut sebagai /First Mother/ ini, mampu mendeteksi permasalahan masa lalu atau masa depan orang-orang di sekitarnya dengan bantuan rempah-rempah (/spices/). Ketika problem terdeteksi, Tilo tinggal meracik rempah-rempah yang beraneka ragam sebagai obat mujarab untuk menyelesaikan problem yang dihadapi klien-klien-nya. /Everyone has their own spices/.
Talenta yang dimiliki Tilo ini membuat dirinya ditempatkan di sebuah toko rempah-rempah bernama /Spice Bazaar /di pinggiran kota San Fransisco, untuk melayani orang-orang di salah satu kota terbesar di Amerika Serikat itu. Kekuatan psikis-nya ini akan hilang jika dia melanggar 3 peraturan dasar, yaitu: (1) Hanya menggunakan rempah-rempah (/spices)/ untuk menolong orang lain—tidak untuk kepentingan pribadi,
(2) Tidak bersentuhan kulit dengan manusia lain, dan (3) Tidak pernah boleh meninggalkan tokonya.
Konflik dalam diri Tilo mulai terjadi ketika Tilo jatuh hati terhadap seorang arsitek Amerika keturunan Indian, bernama Doug (Dylan McDermontt), yang mengalami kecelakaan sepeda motor tepat di depan /Spice Bazaar/. Tilo mulai tergoda untuk memakai kekuatannya untuk kepentingan pribadinya, sehingga melanggar ke-3 peraturan dasar yang harus dipatuhinya. Tapi semakin Tilo tergoda melanggar peraturan-peraturan tersebut, /spices/ mulai menghukum baik dirinya maupun para klien-kliennya, sampai Tilo mencapai suatu dilema yang cukup sulit dan menyakitkan, yaitu : membiarkan klien-klien setianya terus menderita, atau kehilangan Doug yang dicintainya selamanya.
Sebenarnya film ini mendapat ulasan yang buruk sekali dari para kritikus film-film, dan tidak laku di pasaran, tapi Guruji Anand Krishna mengulas film ini dari sisi yang sangat tidak terduga.
Guruji mengungkapkan bahwa memang sukar memahami film ini bila tidak mengetahui tradisi dan budaya yang melatarbelakangi cerita ini. Pada setiap masa tertentu, Dunia kita ini sebenarnya hanya dipengaruhi oleh kehidupan 20-25 orang saja, dan tiap orang-orang ini punya misi tertentu di dunia ini dan masing-masing orang ini punya grup karma tersendiri yang biasanya mengelilingi kehidupan mereka. Orang-orang inilah yang nantinya akan menentukan ke arah mana dunia ini akan berjalan. Hitler adalah salah satu dari orang-orang tersebut di masa-nya. Hitler sebenarnya berkesempatan untuk memadukan peradaban Timur dengan peradaban Barat, tapi Hitler gagal dan demikian pula orang-orang yang di sekitarnya yang berada di grup karma-nya.
Gambaran Tilo di film ini sebenarnya adalah gambaran seorang Master yang mempunyai tugas dan misi tersendiri di dunia ini, atau biasanya disebut /Path Life. /Bila seorang Master menyimpang dari /Path Life/ yang harus dijalaniNya, maka grup karma Sang Master pun akan ikut-ikut menyimpang, dan menderita karenanya. Kekacauan pun terjadi. Di film itu diceritakan tentang klien-klien Tilo yang ikut menderita karena nasihat-nasihat-nya, adalah orang-orang yang berada di dalam grup karma Tilo. Dan, spices di dalam cerita ini adalah perlambangan dari Keberadaan. /To all whom a mistress loves, as she should not, chaos will come. If a mistress fails in her duty, the fire is the end. The spices wil decide./
/ /Dalam menjalankan misinya di dunia, seorang Master pun tidak terkecuali akan mungkin tergoda oleh godaan-godaan duniawi di sekitarNya. Dalam kehidupannya, Tilo mempunyai tugas melayani orang lain, mendahului pelayanannya pada diri sendiri. Tapi Tilo mulai tergoda ketika menyaksikan kehadiran Doug dan mulai berpikir apakah ada jalan kehidupan lain yang bisa dia jalankan selain melayani orang lain? Tilo mulai menggunakan kekuatan psikisnya untuk kepentingan pribadinya. Tentu saja, dengan pembenaran bahwa apa yang dilakukannya semata-mata untuk membantu orang lain, seperti ketika Tilo melanggar perintah untuk tidak keluar tokonya. Tilo beralasan mengantarkan spices perlindungan untuk kliennya–Haroun yang kemungkinan besar akan terluka ketika mengemudikan taksinya. Padahal alasan Tilo sesungguhnya supaya bisa jalan-jalan bersama Doug,
Tapi akhirnya Tilo menyadari kesalahannya dan memutuskan untuk kembali ke tempat asalnya karena Tilo lebih mencintai spices dibandingkan dengan Doug. Maka, First Mother pun berkata, “/Tilo Mistress, you already show your devotion to spices. The spices know you are not leaving Them/.”
Dan, Tilo pun tersadar di pelukan Doug yang sedang mencarinya. Happy Ending.
Film ini diputar di Assalam, One Earth, Jumat 6 Oktober 2006. (anp)