Budaya Memberi Solusi, setiap orang dari kita pasti pernah merasakan kegelisahan melihat keadaan kita saat ini dalam konteks global. Berbagai permasalahan mendasar tidak kunjung berakhir, namun justru semakin meluas dan memburuk. Tidak hanya terkait dengan ekonomi seperti kemiskinan tetapi juga terjadi dalam bidang sosial diantaranya kurangnya kohesi antara masyarakat. Aspek budaya, menjauhnya kita dari nilai-nilai luhur budaya; pendidikan hanya mengedepankan kecedasan tanpa membangun karakter; dan politik yang jauh dari tujuan peningkatan partisipasi dalam kehidupan bernegara dan berbangsa.
Karya-karya budaya nusantara dalam konteks peradaban dunia seperti Wedhatama, Nitisastra, Mahabharata dan Ramayana memberikan beberapa inspirasi untuk melepaskan kita dari kegelisahan diri. Guna menciptakan kedamaian dalam diri (InnerPEACE), selanjutnya mewujudkan Kasih yang mengikat masyarakat majemuk dalam Persaudaraan (CommunalLOVE)—baik sebagai satu komunitas bangsa maupun dengan bangsa-bangsa lain di dunia dalam bentuk karya tanpa pamrih, sehingga akan tercapai Keselarasan Global (GlobalHARMONY).
Satu September sejak tahun 2005, dicanangkan oleh Menteri Pertahanan RI pada saat itu, Prof. Juwono Sudharsono, Ph.D. sebagai Hari Bhakti bagi Ibu Pertiwi. Satu dekade sudah perayaan Hari Bhakti bergulir. Dalam tiga tahun terakhir, sejak tahun 2012, peringatan Hari Bhakti bagi Ibu Pertiwi dipusatkan di Daerah Istimewa Yogyakarta mengingat hingga hari ini, DIY masih berhasil mempertahankan nilai-nilai luhur budaya, selain menjadi Kota Pelajar dan Pariwisata Mancanegara. Perayaan satu dekade Hari Bhakti bagi Ibu Pertiwi kali ini berbentuk Sarasehan dengan tema “Sarasehan Budaya Menuju Global Harmoni, Berkarya Tanpa Pamrih Pribadi dan Golongan Belajar dari Kegelisahan Arjuna dan Tuntunan Krishna di Medan Perang Kurukshetra”.
Acara ini merupakan upaya bersama dari mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada, Anand Ashram Foundation (Affiliated with United Nations), One Earth Integral Education Foundation, Centre for Vedic and Dharmic Studies. Didukung berbagai elemen bangsa lainnya untuk menggerakkan semua kalangan mewujudkan tindakan bekerja tanpa pamrih pribadi dan golongan untuk global harmony.
Ketua Yayasan Anand Ashram, dr. Sayoga mengungkapkan tujuan kegiatan adalah mengajak masyarakat membudayakan tindakan Tanpa Pamrih Pribadi dan Golongan dan mengutamakan kepentingan global lewat orasi budaya, pagelaran seni dan peluncuran buku yang memuat nilai luhur budaya Nusantara dalam kerangka peradaban dunia. Ajakan dikumandangkan dalam bentuk Sarasehan Budaya yang menampilkan pembicara dari berbagai kalangan. Pesan budaya juga akan ditampilkan dalam bentuk Kesenian yang berasal dari kearifan lokal untuk bisa menyentuh semua lapisan. Pemberian penghargaan pada tokoh penggiat global harmony. Termasuk peluncuran buku yang memuat dialog Arjuna dan Krishna di Medan Kurukshetra, Bhagavad Gita dengan interpretasi lengkap sesuai dengan relevansi masa kini.
Pak Syafii Maarif menerima Global Harmony Award
Lokasi dan waktu pelaksanaan kegiatan serta pembicara adalah sebagai berikut:
Tempat : Auditorium Fakultas Ilmu Budaya, Gedung Purbatjaraka lt. 3 UGM
Hari/tanggal : Senin, 1 September 2014
Waktu : 14.00 – 17.00 WIB
Contract person: Mira 0818 0584 4014 | Joehanes 0811 14 4959