Meditasi Neo Self Empowerment latihan yang ke 5 ,Mind Culturing digelar di Anand Krishna Information Center Solo, Jum’at, 27 April 2012, pukul 19.00 wib. Latihan Mind Culturing ini dimulai dengan menyayangi seluruh anggota badan dan dilanjutkan dengan memperhatikan napas, ya memperhatikan napas. Bukan menahan napas atau menghitung napas, memperhatikan napas, napas masuk terasa dingin, napas yang keluar terasa hangat, semua diamati, diperhatikan.
Dengan memperhatikan napas, biasanya napas akan menjadi pelan dengan sendirinya, sesuai dengan ritme napas masing-masing orang. Dengan memperhatikan napas, kita akan menyaksikan pikiran-pikiran kita yang lewat. Tanpa menghakimi atau menolak pikiran, pikiran yang lewat dibiarkan lewat. Nanti akan terasa ketenangan yang timbul, tidak dibuat atau dipaksakan.
Latihan mind culturing ini sangat berguna untuk mengembalikan keharmonisan dan keselarasan ritme tubuh yang biasanya tidak kita perhatikan. Sebagaimana diungkapkan oleh Hazrat Inayat Khan dalam buku Cakrawala Sufi 2 yang didiskusikan pada awal latihan, ini mengungkapkan
Illness is an inharmony, either physical or mental inharmony, the one one acts upon the other.
Ketidakselarasan, ketidakserasian — itulah “penyakit”. Dan ketidak selarasan, ketidak serasian itu bisa bersifat fisik, bisa juga bersifat mental.
Latihan mind culturing yang dilakukan 20 menit setiap pagi dan sore akan menenangkan pikiran, kita akan menyadari adanya pikiran-pikiran dan mulai mengambil jarak dari pikiran-pikiran yang ada. Suatu saat bila jarak antar pikiran, gap itu semakin panjang maka ketenangan yang kita dapat akan semakin dalam. Intelegensia yang ada dalam diri kita akan semakin berkembang. Dalam menghadapi suatu masalah, kita akan semakin peka untuk mengambil tindakan yang tepat pada saat yang diperlukan.
Bagaimanapun juga diperlukan disiplin untuk melakoni latihan ini, apabila dilakoni dalam 21 hari berturut-turut maka tubuh kita akan merekam latihan tersebut. Dan rekaman ketenangan yang diperoleh itu dapat kita akses kapan saja kita membutuhkannya. Saat-saat di mana kita membutuhkannya, kita dapat mengakses ketenangan itu dengan menarik dan membuang napas dan rileks.
Reportase : Adrian Kristanto