Ada beberapa tips penting yang perlu kita lakukan dalam rangka membangun suatu negara yang kuat antara lain adalah :
a.. Visi Kebangsaan yang jelas.
a.. Inspirasi dari masa lalu/sejarah.

Sadar atau tidak, pendidikan di sebagian besar negara Asia selalu berkiblat kepada sistem pendidikan negara-negara Barat. Rakyat di negara-negara Asia ‘bekas jajahan negara-negara barat’ cenderung berpendidikan budaya barat sehingga tidak mampu mengidentifikasi hal-hal positif dari budaya negara sendiri yang bisa disumbangkan pada dunia internasional. Ini menimbulkan perasaan ‘inferior’ (tidak percaya diri) dalam diri rakyat negara- negara tersebut. Untuk mengatasi hal ini, maka kita sebagai orang Indonesia diharapkan kembali ke akar budaya Nusantara untuk mengidentifkasi akar budaya Indonesia dengan mempelajari sejarah bangsa di masa lampau. Proses ini membuat kita percaya diri dalam memasuki pergaulan internasional.

Sejarah memang disusun oleh penguasa yang berkuasa, tapi fakta-fakta kebenaran tidak akan mampu diredam atau dihilangkan begitu saja. Cepat atau lambat, fakta-fakta itu akan muncul ke permukaan dan menggantikan rekayasa-rekayasa kebohongan sebelumnya. Selama kita lupa pada apa yang kita pernah sumbangkan pada dunia, selama itu pula kita tidak akan mampu berkompetisi dan bergaul secara setara dengan negara-negara lain di dunia. Kita juga tidak diharapkan untuk meniru, tapi justru mampu mengapresiasi kebudayaan negara lain.

Aryabata misalnya adalah seorang ilmuwan matematik India yang berhasil menciptakan angka “0” bagi dunia matematika, 2500 tahun yang lalu. Kemudian menyebar ke negara-negara Arab sebelum dibawa ke benua Eropa. Hal ini akan menimbulkan inspirasi bagi Rakyat India dalam percaturan internasional karena merasa turut bangga dengan apa yang pernah disumbangkan seorang India bagi dunia.

Swami Mitrananda menjelaskan dengan tegas, agar suatu negara menjadi kuat dan tidak terserat ke dalam kebudayaan asing, maka hal-hal ini harus menjadi perhatian khusus:

* Penguasaan dalam berbahasa Inggris.

Kefasihan dalam berbahasa Inggris adalah pintu gerbang bagi mempelajari pengetahuan-pengetahuan dari luar negeri dan mendapatkan informasi- informasi yang penting. Orang-orang di India karena sudah fasih berbahasa Inggris dengan mudah mempelajari teknologi informasi secara up-to-date.

Keahlian IT ini membuat India mampu bersaing dengan negara-negara lain dalam membangun sarana-sarana infrastruktur informasi untuk industri maupun keperluan lainnya. India, misalnya, di tahun 2006 ini diramalkan akan menggantikan Jepang sebagai negara raksasa ekonomi di dunia.

Cina, dengan program-program penguasaan bahasa Inggris yang semakin baik, dengan cepat sudah masuk ke dalam pasar dunia.

Di lain pihak, kelemahan bangsa Indonesia adalah ketidakmampuan berbahasa Internasional (Inggris). Ini menyebabkan Indonesia tidak mampu berkompetisi dalam pasar Global dan akan selalu dijajah oleh bangsa asing, baik Barat maupun Timur Tengah.

* Toleransi atau Apresiasi terhadap perbedaan.

Bila sebuah negara penuh dengan rakyatnya yang sangat fanatik, maka negara tersebut tidak akan maju pertumbuhannya. Negara itu akan terlibas dengan arus globalisasi dunia dan menjadi terbelakang. Itulah hukum alam. Ambil contoh adalah negara-negara Arab. Qatar dengan ibukotanya Dubai adalah negara yang apresiatif terhadap perbedaan sehingga menjadi negara yang paling maju di seantro dunia Arab sekarang ini. Sementara, Arab Saudi, yang mengharamkan perbedaan justru menjadi negara yang paling tidak berkembang di jazirah Arab atau bahkan di seluruh dunia.

Apresiasi harus menjadi bagian dari kebudayaan kita. Dan hanya orang- orang yang sudah sadar yang mampu menyebarkan kesadaran dan apresiasi pada perbedaan-perbedaan yang sudah ada di dalam masyarakat.

* Generasi Muda.

Anak-anak Muda adalah generasi penerus suatu bangsa. Mendidikan generasi muda punya tantangan sendiri. Rumusnya adalah : Membuat generasi muda berbuat sesuai yang diinginkan dengan cara yang mereka sukai.

Hiburan adalah cara efektif untuk mendidikan generasi muda sekarang ini. Contohnya di India, bila ingin mengajak anak-anak muda mengetahui sejarah sungai Gangga, maka adakan kegiatan ‘arung jeram’ di Sungai Gangga dan menceritakan sejarah sungai suci ini ketika waktu istirahat. Demikian pula bila ingin mengajak mereka ke kuil-kuil, adakan kegiatan panjat tebing karena kuil-kuil di India biasanya berada di dataran tinggi.

Spiritualitas adalah akar budaya dan identitas dari tradisi kebudayaan India. Maka dari itu ketika melewati masa-masa kejayaan ataupun masa- masa penjajahan, bangsa India tetap dan selalu ada karena rakyatnya tidak lupa dengan identitas dan akar budayanya, yaitu spiritualitas. Indonesia pun juga mempunyai akar budaya dan identitas tersendiri. Sebagai contoh:
tarian-tarian tradisional Indonesia yang sebenarnya bernapaskan spiritualitas dengan keindahan dan corak serta nilai-nilai yang beraneka ragam. Hal inilah yang harus digali dan ditemukan dari sejarah-sejarah masa lalu bangsa Indonesia, bukan hanya sejarah baru-baru ini saja, tapi sejarah bangsa dan peradaban yang dari masa ribuan tahun yang silam.

Demikianlah uraian Swami Mitrananda, pemimpin Kelompok Muda-Mudi Chinmaya Yuva Kendra, sebuah lembaga non-profit yang didirikan oleh Swami Chinmayananda, yang menyempatkan diri berkunjung ke padepokan One Earth, Ciawi pada hari minggu, 26 Maret 2006 lalu. Beliau sangat senang dengan komunitas di One Earth yang sangat mengakomodasi perbedaan-perbedaan yang ada.

dilaporkan oleh Joehanes