Salam Indonesia !

Lawatan Guruji ke Jogjakarta kali ini diawali dengan memberikan program semedi 2 dan program reiki baik 1st maupun 2nd kepada teman-teman joglosemar, Surabaya,Lampung dan Pati.

Program attunement reiki dimulai pukul 11.30 waktu setempat, untuk program ini diikuti sekitar 22 orang dari daerah Lampung, Jogjakarta, Solo, Semarang,Surabaya, dan sekitarnya.

Dalam kesempatan tesebut Guruji memberikan pengantar salah satunya mengenai perbedaan yang mendasar antara neo zen reiki dan motode lain seperti tenaga dalam. Dalam neo zen reiki kita melibatkan energi alam, energi ilahi, setelah seorang praktisi di attunement maka akan ada penyesuaian dengan gelombang energi alam, sehingga dalam prakteknya praktisi neo zen reiki hanya berfungsi sebagai penyalur energi ini, bukan energi yang berasal dari dalam diri karena olah kanuragan atau metode tenaga dalam. Berbeda dengan tenaga dalam, energi yang digunakan dalam praktek penyembuhan adalah energi yang diusahankan dari olah tenaga dalam yang mungkin bisa berakibat rusaknya sistem tubuh praktisinya sendiri.

Satu hal yang penting lagi ketika kita bersentuhan dengan orang lain ada semacam pertukaran energi antara kita dengan orang itu, dalam energi tersebut akan menempel sifat-sifat kita, jika pada saat itu keadaan sifat lagi baik maka energi sifat baik yang tejadi, jika sebaliknya maka sifat kurang baik yang tertangkap oleh teman yang kita sentuh. Guruji mencontohkan sebuah penemuan donor mata oleh seseorang yang bersifat suka “jelalatan”, sifat “jelalatan” ini menurun pada penerima donor tersebut, nah ini yang tidak terjadi dalam praktisi Reiki yang melibatkan energi ilahi.

Saya jadi teringat bagaimana jika kita saling bertukar pakaian dengan orang lain mungkin sifat orang itu pada suatu keadaan tertentu berpengaruh terhadap kita, ya kalau lagi baik kalau niatnya lagi tidak baik wah bisa berabe nih…..

Dalam pikiran saya langsung teringat pada jubah Guruji yang di berikan kepada setiap center di daerah. Barangkali salah satu tujuannya berhubungan dengan sifat energi yang dimiliki oleh Guru supaya bisa dirasakan dalam setiap latihan bersama di center, selain sebagai media merasakan kehadiran beliau, wuih…jadi merinding dan terharu…..

Kemudian sore sekitar pukul 17.00 waktu setempat program untuk Seni Memberdaya diri (semedi) 2, yang diikuti oleh 54 orang dimulai. Program ini merupakan program lanjutan dari semedi 2 yang telah diberikan sebelumnya ketika Guruji berkunjung ke Jogjakarta beberapa bulan yang lalu. Untuk program lanjutan ini di berikan 4 jenis latihan yang kata Guruji dosisnya telah dikurangi sedikit, karena latihan ini seharusnya di berikan dalam beberapa minggu tapi kini di berikan dalam waktu beberapa jam, sehingga tidak mengagetkan bagi badan, nanti bisa tidur terus beberapa hari, kata beliau.

Dalam sesi tanya jawab setelah program, menanggapi pertanyaan dari saudara Adrian dari solo, Guruji menjelaskan pentingnya menerapkan meditasi dalam hidup sehari-hari. Kita tidak bisa duduk diam saja, atau hanya berhenti di tahap latihan saja. Setiap latihan yang kita lakukan bertujuan untuk menghaluskan rasa, dan mengikis ego, sehingga kita bisa berkarya dengan pikiran jernih dan hati yang bersih. Jika hanya berkutat pada latihan maka yang terjadi malah sebaliknya yaitu tumbuh ego baru yang disebut ego spiritual, ego yang sudah merasa spiritual, merasa sudah latihan meditasi, sudah merasa…..

nah untuk menghindari hal itu maka kita harus berkarya, harus mampu menerjemahkan meditasi dalam keseharian. Dan kita telah memiliki semacam tools untuk berkarya, ada NIM, FKJ, MTDS, BTBS, ketika gempa di jogja ada PPSTK dengan program-program ini kita bisa berkarya dalam semangat melayani. Kembali lagi Guruji menekankan pentingnya semangat melayani, bukan menolong, membantu atau sejenisnya karena itu penuh dengan harapan, ego lagi, jika yang kita bantu memenuhi harapan kita maka kita senang jika tidak maka kita kecewa. Jadilah pelayan, abdi bagi Keberadaan, bagi Ibu Pertiwi.

Di kesempatan yang indah ini juga Guruji memberikan lagu baru bagi kita semua, berjudul Bangkitlah Satria. Lagu yang indah yang dinyanyikan langsung oleh beliau.

Berikut adalah syair lagu BANGKITLAH SATRIA:

Kalah menang jangan kau pikirkan
Berjuanglah demi keadilan
Berkaryalah demi kebajikan
Berkorbanlah demi kebenaran

Reff:
Bangkitlah bangkit wahai satria
Apa yang kau ragukan Arjuna
Bangkitlah bangkit wahai satria
Apa yang kau ragukan Arjuna
Lahir mati silih berganti

Kehidupan tak pernah brhenti
Suka duka datang dan pergi
Jangan sedih berkecil hati

Kembali ke reff.

Lagu yang begitu menyentuh hati, seperti nasihat Krishna di padang kuruksetra kepada Arjuna yang mengalami keraguan untuk berjuang….. Terimakasih Bhagawan, tak ada kata yang bisa ku katakan lagi……

================================

Keesokan hari tanggal 27 Nopember 2006 pukul 10.30-12.30 Guruji rekaman dialog interaktif di RBTV, dengan tema Lima Kiat Sukses Bagi Orang Modern, rencananya rekaman itu akan disiarkan senin minggu ke 3 pukul 19.30 setiap bulan.

Malam pukul 19.30 pada hari dan tempat yang sama di RBTV Guruji hadir sebagai narasumber dalam acara dialog Interaktif Jogja Politan bertema Kesadaran politik dan politik berkesadaran.

Tema ini sangat tepat bagi pemirsa Jogjakarta karena pada hari yang sama kota Jogjakarta baru saja selesai melaksanakan pemilihan walikota dan wakil, dan hasil sementara telah diketahui dimana sudah dipastikan pasangan yang menang.

Dalam dialog itu disoroti tentang jumlah pemilih yang menggunakan hak suaranya kurang dari 50% jumlah penduduk kota Jogjakartakarta, ini sungguh ironis karena suara yang diberikan oleh masyarakat akan menentukan siapa pemimpin nantinya yang akan menetukan jalannya pemerintahan kota Jogjakarta.

Guruji juga menyinggung tentang partai politik yang membuat bingung masyarakat, dimana partai yang berbasis agama tertantu malah bekerjasama dengan partai nasionalis. Ini malah memberi pelajaran politik yang kurang sehat karena kedua partai tadi sudah tentu memiliki agenda yang berbeda, seolah-olah memberi kesan hanya mementingkan jumlah suara saja. Partai yang berbasis nasionalis seharusnya lebih mengedepankan nilai-nilai kebangsaan ketimbang kepantingan yang bersifat golongan semata. Sedangkan partai berbasis agama diharapkan mampu menjadi pelopor penerapan nilai-nilai luhur agama dalam arti seluas-luasnya.

Bangsa Indonesia sedang mengalami krisis sumber daya manusia yang bisa berpikir visioner terhadap masalah bangsa ini seperti para founding father terdahulu. Para politikus sekarang ini cenderung hanya mimikirkan kepentingan sesaat, dan hanya berpikir untuk memenangkan pemilihan berikutnya. Kita tidak bisa begini terus, harus mulai ada yang berpikir kedepan menghadapi masalah bangsa ini. Dan itu harus dimulai detik ini juga!

Salah satu penanya Bapak Herlambang mengungkapkan via telpon bahwa kita telah meninggalkan nilai luhur Pancasila, seperti sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa telah berubah menjadi “keuangan yang maha kuasa”, ini tentu sangat memprihatinkan dan mengkhawatirkan ungkapnya.

Guruji memberikan tanggapan bahwa uang bukanlah segalanya, setiap pemimpin justru harus memiliki semangat pengabdian, bukan sebaliknya merasa sebagai
penguasa. Seorang pemimpin bukanlah seseorang yang harus dilayani, tapi justru dia merupakan pelayan bagi masyarakat, mengutip lagu yang di bawakan the Torchbearer sebagai pembuka dialog interaktif ini. Yang terjadi sekarang malah sebaliknya banyak pejabat yang sebelumnya memiliki perusahaan yang sudah hampir bangkrut tapi setelah menjabat perusahaannya bisa berjalan lagi malah semakin besar, ini sudah menjadi rahasia umum.

Guruji juga mengungkapkan bahwa siapapun tokoh politik yang telah menjadi pejabat negara seharusnya telah lepas dari kepentingan partainya, karena mereka telah menjadi pengabdi bagi seluruh masyarakat baik bagi yang memilih maupun bagi yang tidak memilihnya.

Setalah hampir 1 jam penuh dan menjawab beberapa telpon dari pemirsa acara dialog interaktif ditutup oleh lagu dari The Torchbearer berbeda tapi satu (terajana).

Vande Mataram! Jayalah Indonesia
Laporan oleh Komang Surya