Moderator : Dialogue dari hati ke hati dengan Bapak Anand Krishna, dengan tema Kebahagiaan. Ada sesuatu yang sangat dicari dalam hidup ini dan hanya 7 huruf saja itulah bahagia. Tapi bagaimana kita mencari bahagia dan bagaimana kita menyelipkan kebahagiaan dalam hidup kita sehari- hari? Bagaimana kabar Bapak Anand Krishna?

Anand Krishna : ” Bahagia “,…..sepanjang bulan Mei, BBC di Barat mengangkat issue ini dan mereka mengadakan polling dan penelitian ada beberapa data yang sangat menarik yang harus kita baca sedikit. Ternyata tahun 1957 di Inggris mengatakan 52% responden mnegatakan mereka bahagia. Tahun ini hanya 36% padahal dipihak lain income mereka sudah bertambah 3 kali lipat. Kebahagiaan menurun. Ketika responden ditanya pemerintah harus memikirkan apa, Wealth, ekonomi atau apa? 81% rakyat mengatakan bahwa pemerintah tidak cukup mengurusi kebahagiaan, membuat rakyatnya bahagia.

Moderator : Menteri kebahagiaan belum ada?

Anand Krishna : Sesungguhnya ekonomi untuk apa? Untuk membahagiakan atau untuk apa? Good politik, agama untuk apa? Semua tujuan akhir terlupakan padahal kita mengenal dalam tradisi bahwa Ananda sebagai kebahagiaan, tujuan akhir manusia adalah Ananda Kosha. Nah sekarang yang sangat mengkhawatirkan mereka menjadi lebih spiritual dan kita menjadi sangat materialis. Lebih-lebih yang mencengangkan 52% mengatakan anak-anak kita
disekolah diajarkan bagaimana mereka bisa ceria bisa bahagia bukan cuma untuk mencari uang atau mencari title. Dan ini penelitian dari Oxford Inggris, dan Amerika..

Moderator : Bagaimana kita memaknai ada suatu ukuran yang paradox bahwa mengira bila kita mendapatkan materi yang cukup tapi ternyata mereka kehilangan..

Anand Krishna: Yang lebih mencengangkan di Inggris orang yang penghasilannya lebih dari 10.000 pounds setiap tahun sekitar 10 juta perbulan mereka tidak menjadi lebih bahagia. Jadi kebahagiaan mereka meningkat sampai pada tahap 10.000 pounds setelah itu apa yang mereka dapat itu tidak membuat mereka bahagia.

Moderator : Apa artinya menurut pak Anand dengan phenomena ini?


Anand Krishna :
 Ada tiga hal yang dirumuskan oleh Oxford bahwa realition ini penting sekali. 48% orang mengatakan bahwa hubungan persahabatan dengan keluarga atau silaturahmi itu yang terputuskan. Ketika pindah ke apartemen hub terputuskan. Jadi ketika orang pindah ke apartemen orang sudah terpisahkan dari lingkungan. Sekarang mereka justru lebih mencari rumah diluar kota asal bisa berinteraksi dengan tetangga. Kita disini sudah mempunyai sistem banjar, sudah mempunyai gotong royong, semuanya sebenarnya sudah membahagiakan. 48% mengatakan kesehatan ini sebenarnya bisa diukur yang tidak bisa diukur dan responden mengatakan kebutuuhan mereka adalah rasa puas bahagia dalam bahasa Sanskrit Sentausa. Jadi ada kata aman sentausa, kalau tidak aman tidak akan sentausa, kalau tidak sentausa tidak ada keamanan. Dan yang terakhir adalah inner peace ini sudah spiritual sekali. Ketiga hal ini membuat mereka bahagia.

Moderator : Apa artinya kalau kita bahasakan dengan kebudayaan yang kita miliki.

Anand Krishna : 
Dalam kebudayaan kita sudah jelas sekali, apalagi kalau kita bicara di Bali, dalam tradisi Yoga disana kalau kita bicara lebih luas, Ananda Maya Kosha ini adalah lapisan kesadaran yang tertinggi yang bisa dijelaskan bisa dicapai bisa dirasakan walaupun ada yang lebih lagi tetapi tidak bisa diucapkan lewat kata-kata. Dan ini yang harus kita capai, sementara ini kita lupa Ananda kita sibuk mengurusi perkapita income, sibuk mengurusi GTB kita sibuk mengurusi hal-hal yang belum tentu membahagiakan. Apa yang membahagiakan ini yang harus kita cari dalam masyarakat kita dan kemudian nilai kebahgiaan itu yang kita kembangkan.

Dalam penelitian ini negara-negara seluruh dunia dikategorikan dalam 3 kategori utama. Kategori pertama adalah negara-negara yang dianggap paling bahagia berdasarkan standart yang mereka sudah tentukan. Kemudian kedua negara-negara yang kurang bahagia, ketiga adalah negara-negara yang kebahagiaannya susah diukur. Indonesia tidak di kelompok mana-mana tapi India berada dalam kategori ini. Saya berandai-andai kita berada dalam kategori ini. Dimana setiap individu dari pulau ke pulau memiliki nilai tersendiri tentang kebahagiaan. Tentu disitu ada norma-norma tersendiri barangkali sabung ayam membahagiakan manusia Bali tetapi apabila dikaitkan dengan norma-norma sekarang apakah masih relevan atau tidak? Kita harus arif dan bijaksana sekali menanggapi hal ini.

Hal yang paling penting sekali adalah apakah kebahagiaan saya membuat orang lain tidak bahagia. Ini penting sekali. Harus kita sikapi kita harus memikirkan kebahagiaan tetangga di dalam Bible, Weda, Alquran bahwa kita semua satu keluarga, Tat Wam Asi So ham kita memiliki maxim-maxim yang relevan sekarang dibicarakan oleh Barat.

Moderator : Bagaimana sebuah keluarga kecil memberikan makna pada kehidupan kita sehari-hari?

Anand Krishna : Kita telah menjadi korban dari News yang dibesar-besarkan. Kalau kita tidak membicarakan hari ini barangkali tidak ada media yang mengangkat. Padahal issue ini menjadi cover story di Barat. Tapi kalau terjadi sesuatu ada terorisme atau apa langsung di blow-up diangkat. Disitu kita melihat kita menjadi konsumtif saat ini karena ada media-media yang mengangkat hal-hal yang menunjang hal-hal itu. Yang menunjang kebahagiaan, menunjang kedamaian jarang diangkat. Saya kira kita harus mengubah paradigma ini bahwa ada resolusi dari UNESCO bahwa good News is also worth untuk dibicarakan. Jadi bukan Cuma untuk sensasional saja. Bagaimana kalau kita mengangkat rasa kebanggaan kita misalnya media lokal di Bali media cetak atau elektronik mengangkat issue ini dan dikaitkan dengan budaya Bali sehingga anak-anak muda kita merasa ada sence of pride apa yang bicarakan oleh BBC apa yang dibicarakan oleh Barat ternyata kita sudah punya. Media harus bekerja keras untuk mengaitkan issue-issue yang sedang berkembang itu dengan kebuayaan atau kearifan lokal kita dan ciptakan sence of pride.

Dengan segala macam perkembangan sains dan tekhnologi apakah kita berhasil menciptakan suatu dunia yang aman dan bahagia? Ternyata tidak. India dan Pakistan tidak berantem, karena dua-duanya punya Nuklir, kalau terjadi perang nuklir dunia akan hancur ini bukan bahagia, ini bukan tenang. Jadi ketenangan yang dipaksakan. Kemajuan yang kita capai dalam 50 tahun terakhir, apakah ini betul-betul orientasi pada kebahagiaan manusia. Ada penelitian apabila seseorang sourching di Internet selama 4 jam sehari maka dia akan menjadi bodoh, begitu banyak fakta. Ada orang dari Srilanka yang tinggal di Hongkong menulis tentang bisnis, dikaitkan dengan klasik-klasik dari India. Dia mengatakan apa yang dicapai dalam 50 tahun terakhir ini membuat kita malah tidak bahagia. Jangan-jangan kita harus kembali kepada pola hidup sebelumnya, 7-8 jam bekerja, 7-8 jam untuk pengembangan diri dan istirahat, 7-8 jam dengan keluarga. Jangan-jangan hasil yang kita peroleh dari pekerjaan 7-8 jam itu akan membahagiakan diri kita daripada 12-15 jam. Apa kemauan kita? Kita saat ini membangun tanpa diskriminasi. Akhirnya tanpa kearifan tanpa kecerdasan. Akhirnya banjir dimana-mana akhirnya tsunami akhirnya kita tidak bahagia.

Penanya : Saya mengikuti rubrik artikel Bapak Anand Krishna semuanya, dulu saya miskin tidak memiliki apa-apa setelah mengalami perubahan saya menjadi sibuk sekali setelah saya mendapatkan uang perasaan saya kembali ke hampa seakan-akan hidup ini tidak ada artinya. Jadi saya setuju untuk pembagian kerja lebih banyak merenungkan kehidupan daripada mencari uang. Semoga saya bisa berhasil saya akan mengikuti Anand Krishna.

Penanya (Nyoman) : Bapak, Bali saat ini ada di persimpangan jalan sebagian ada yang ultra modern sebagian ada yang masih sangat tradisional. Saran Bapak bagaimana menyikapi hal ini kalau terlalu tradisional akan ketinggalan kalau terlalu modern akan kebablasan.

Anand Krishna : Pertanyaan pertama mengingatkan pada seorang ahli farmasi, saat dia menjadi salesmen penjual obal sangat sulit sekali hidupnya. Dan dia tidak punya uang untuk makan yang enak, saat ini dia punya pabrik farmasi tetapi dia kena diabetes. Dia tidak bisa makan yang enak sekarang harus mengkonsumsi obatnya sendiri. memang harus ada keseimbangan.

Pertanyaan kedua menarik sekali, ini adalah kekhawatiran kita semua. Nilai-nilai budaya itu tetap ada tapi kita juga tidak menjadi terbelakang, modernitas kita juga ambil. Disitu ada suatu kata yang penting sekali Viveka of diskrimination. Tadi dalam penelitian BBC ada comtement Sentausa. Kita tidak bisa merasakan cukup kalau kita tidak diskriminasi. ”Look” modernitas itu hasilnya apa? Negara-negara yang lebih bahagia masih tetap Eropa. Amerika masih nomor sekian. Di bawah sekali 20-30 urutannya. Negara yang berbahagia Eropa masih memiliki dasar budaya. Apabila kita pergi ke Spanyol, Norwegia, Skandinavia kita bisa melihat masih ada dasar budayanya walaupun sudah luntur-luntur sedikit. Dan ini sekarang mulai diungkapkan kembali. Di Amerika agama asal yang oleh Vladimir ini sekarang diangkat kembali dan tiba-tiba mereka sekarang memiliki 10 jutaan orang yang mengikuti tradisi lama lagi. Dan jauh lebih bahagia yang Indian-Indian ini daripada Bule. Kita harus menjelaskan kepada setiap orang Indonesia bahwa ini adalah pengalaman orang-orang yang sudah mendahului kita dari sudut perkembangan materiilnya. Apakah kita akan mengulangi hal yang sama? Dalam bahasa Yoga dalam bahasa tradisi kita praman. Kita sudah punya bukti bahwa jika kita memasukan tangan ke dalam api kita akan terbakar. Apakah kita akan melakukan berulang kali? Terbakar terus baru kita ngeh? Ini yang oleh Krishna kepada Arjuna ”Murkini-murkini” kamu goblok jangan jadi goblok.

Moderator : Individu suatu negara dan kita tidak lepas dari kebijakan yang dibuat oleh penyelenggara negara misalnya bagaimana orang bisa bahagia penghasilan kecil biaya kesehatan, sekolah mahal tak terjangkau, dan menghidupkan televisi isinya wah seperti di dunia antah berantah, mimpi. Bagaimana menjaga dilingkungan seperti itu kita masih bisa hidup bahagia.

Anand Krishna : Ketika kita memilih pemimpin saat ini khan kita memiliki kesempatan yang lebih bagus daripada masalalu. Saat ini memilih seorang pemimpin kita kurang waspada kurang cerdas.

Penanya (Ida Bagus) : Hidup sekarang orientasi pada uang, seolah-olah dengan uang kita bahagia. Apakah uang menjadi tolak ukur?

Anand Krishna : Uang juga penting, dalam penelitian ini juga berbicara tentang kebutuhan basic needs dan 10 ribu pounds pertahun nilainya kurang lebih sama dengan 30-40 juta di Indonesia. Dengan 30 juta apakah seorang keluarga dengan seorang anak masih bisa hidup di Indonesia. Apakah saya butuh atau tidak, kembali kepada penggunaan viveka. Misalnya saya melihat suatu rumah dengan ukuran 70 meter, ada televisi 50-60 inci itu merusak
mata dan dia tidak butuh yang dibutuhkan barangkali 21 inci. Dia terbawa oleh iklan dan harus mencicil setiap bulan 2 -3 juta setiap bulan. Saya memberikan contoh saya punya laptop yang sudah beberapa tahun saya pakai. Setelah rusak baru saya buang. Tetapi ada orang yang setiap saat mengganti laptop, mengganti handphone setiap mode baru dan banyak feature yang tidak kita pakai. Kita hanya menggunakan untuk mengetik, untuk kirim email, sourching sudah cukup dan itu dapat menggunakan laptop 5 juta tidak usah menggunakan 20 juta. Kemudian kita kekurangan uang. Ini kebahagiaan semu. Dalam bahasa sanskrit ada sukha dan dhuka kebahagiaan kita naik turun.

Penanya (Mulyono) : Judul dari hati kehati sangat menarik sekali. Kebahagiaan saya adalah rasa syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, saat ini saya dalam kamar kos-kosan dengan 2 anak dan ini membuat saya bersyukur, ini adalah modal awal saya pak.Terimakasih banyak.

Anand Krishna : Saya kira keyakinan bahwa benda-benda materi ini tidak bisa membahagiakan saya ini harus kita titikin dulu fullstop. Kebahagiaan berasal dari dalam diri saya keyakinan kita yang penting.

Lagu : The Torchbeares..

Moderator : Anda main music sangat girang sekali.

Anand Krishna : Teman kita ini bekerja di Pemda dia menjadi lebih bahagia dengan memegang kembali gitarnya. Barangkali pekerjaan dia lebih bermakna ketika kembali memegang gitarnya.

Moderator : Orang cenderung mencari keluar kabahagiaan itu. Tidak menggenggam kedalaman. Terbentuk sedemikian rupa oleh pencitraan. Tantangan dari tengga tantangan dari kantor dll. Pakai HP lama gimana..

Anand Krishna : saya pernah memberikan suatu latihan semacam pertanyaan kepada group seandainya kita tahu dalam 3 jam kita akan mati apa yang akan kita lakukan ini waktu yang sangat singkat. Dan apa yang kita lakukan itu itulah yang akan membahagiakan kita kebanyakan orang menjawab jawaban itu terkait dengan masa kecil kita. Ketika kita masih berusia 5-7 tahun kita belum mencari kebahagiaan diluar kita mengenal kebahagiaan dalam diri. Kita mengexpresikan kebahagiaan di dalam diri dengan music dengan menggambar dan setiap individu memiliki potensi diri sendiri. Dan tidak perlu meninggalkan pekerjaan.

Penanya (Pak Made) : Bahagia sangat relatif masuk kepada apa yang kita tekuni. Bagaimana kebahagiaan itu bisa dicapai dengan keangkuhan dan kecongkakan itu?

Anand Krishna : Tidak bisa dicapai. Kita harus kembali ke titik awal sentausa. Kita harus mengembangkan sentausa ini kita harus mengembangkan viweka kita kita harus membaca buku kembali aktivitas yang menunjang kesadaran kita. Setiap pagi kita membaca 3-4 koran padahal baca headline sudah cukup. Ada hal-hal yang harus kita keluarkan di kehidupan kita dan waktu yang terhemat kita gunakan untuk membangkitkan viveka kita .Berapa banyak dari kita yang setiap pagi membaca 1-2 jam hal-hal yang menunjang spiritualitas kita. Dalam tradisi kitab suci diulang-ulang bukan hanya dibaca sekali. Ini yang terlupakan sama sekali sehingga ibadah kita tidak memikirkan unsur spritual ini.

Moderator : Bagaimana kita mengetahui bahwa ini tidak baik bagi kita dan baik bagi kita kadang ini khan sulit bilang cukup dan selalu merasa kurang.

Anand Krishna : Seandainya saya tidak laper atau haus, saya disajikan apapun juga akan saya tolak dan itu berarti apapun yang saya terima itu sama sekali tidak memuaskan saya.

Moderator : Itu artinya harus dari dalam?

Anand Krishna : Itu berarti kepekaan kita kurang bekerja.

Moderator : Bagaimana menumbuhkan kepekaan itu?

Anand Krishna : Kembali Viveka otak kita ini seperti orang yang kena penyakit makan terus karena ada signal dalam otak yang tidak memberikan stop. Begitu juga dengan emosi kita. Dan intelegensia kita tidak bekerja sepenuhnya. Dan ini penyakit. Bolak-balik yang saya katakan ini penyakit dan harus diurusi, ada yoga, meditasi dalam tradisi kita yang harus kita ikuti.

Moderator : Bagaimana caranya belajar berucap syukur, terkadang kita berdoa hanya minta saja..

Anand Krishna : Dalam film the secret bagaimana kita bersyukur dengan satu batu dalam kantong dan setiap menyentuh batu itu kita mengucap syukur. Kalau kita bisa melihat ke bawah seperti yang dialami Delkanegi saya itu sedang murung karena tidak mempunyai sepatu baru dan sampai dia melihat orang buntung tidak punya kaki bagi dia sepatu barupun tidak ada gunanya. Bagaimana kita melihat orang-orang yang tidak memiliki apa yang kita miliki. Dalam bahasa Inggris Counture Blessing Berkah yang kita miliki. Badan yang sehat, kecerdasan untuk berpikir sering orang lupa.

Moderator : Artinya kata kunci disini orang mesti cerdas.

Anand Krishna : Cerdas viveka, saat Rama Krishna mencari nama buat muridnya Ananda Vivekanan, Vivekananda , Anand muncul karena Viveka. Kebahagiaan muncul karena kecerdasan.

Penanya Pak Putra : Dulunya kami sebagai pegawai negeri merasakan susah. Saat kami dalam pekerjaan pindah kemana-mana dan saat kami lewat pinggir jembatan ada orang yang jojing mendengarkan radio. Bagaimana ini bisa terjadi, orang yang tidak memiliki apa-apa tetapi bisa enjoy bisa happy selalu.

Anand Krishna : Ajaran Sang Budha Sidharta mengatakan bahwa sumber dari segala penderitaan adalah keinginan. semua ini adalah keinginan kita yang bertambah terus maka kita akan jauh dari kebahagiaan. Dimanapun ada penggoda. Dan diri kita bisa tergoda karena ada sesuatu dalam diri kita yang bisa terpicu. Kembali kepada diri kita lagi. Kalau pemicu dalam diri kita mati maka apapun yang ada diluar akan ditolak. Kita akan menciptakan
filter. Bagaimana kita bisa menyetop? Internet media dll?

Moderator : Itu khan tidak bisa kita tumbuhkan seketika harus dari kecil bagaimana keluarga dapat menumbuhkan hal ini?

Anand Krishna : kita bisa mulai dari sekarang jangan membiasakan diri dan anak kita untuk main game. Bahaya nomor satu, disitu dia tidak berinteraksi dengan teman-temannya. Dia berinteraksi dengan robot bayangan. Bagaimana anak-anak kita berkumpul bersama di garasi kita yang kita ubah sebagai taman bacaan. Bawa anak-anak kita ke musium, ke alam jangan ke mall. Masakan, saya begitu yakin bahwa masakan yang dimasak di rumah sendiri lebih sehat dan berenergi. Ketika pemasak memasak sesuatu maka getaran energi pemasak mempengaruhi masakan kita.

Penanya : Bagaimana menumbuhkan kebahagiaan di jiwa-jiwa kita yang idealisme.

Anand Krishna : Saya kira yang dimaksud adalah ambisius, dia tidak bisa bahagia saat masih ada keinginan, barangkali apa yang saya katakan sangat konservatif tetapi kebahagiaan menjadi lebih besar ketika kita agak konservatif seperti jangkauan gelombang radio jangkauannya makin luas. Makin kita memikirkan diri sendiri mengolah diri sendiri makin jangkauan kita luas. Makin kita memikirkan hal-hal yang lain misalnya pemerintah harus membuat peraturan apa baru saya bahagia. Canakya mengatakan kalau kamu seorang pengusaha dan kamu mengadakan sarana baru kamu berusaha, kamu tidak akan pernah berhasil. Kamu harus berusaha dulu sarana akan melengkapi. Kita sekarang terbalik, berusaha itu sudah menjadi kebahagiaan bagi diri kita kemudian sarana pelengkap itu akan kita gunakan untuk mengadakan kebahagiaan lebih lanjut.

Moderator : Artinya kita mengubah paradigma sekarang disitu agar kita kembali menjadi sesuatu yang sederhana bersyukur berterimakasih dan belajar menerima.

Anand Krishna : Dan sebagai konsekuensinya kita tidak membutuhkan begitu banyak Mall kita tidak membutuhkan begitu banyak pencakar langit, semua itu toh tidak membuat kita bahagia malah kebanjiran dimana-mana.

Moderator : Artinya para penyelenggara negara harus berpikir semua kebijakannya harus membahagiakan. Kadang-kadang dia merasa bahagia dengan kebijakan yang dia ambil.

Anand Krishna : Tidak juga. Bayangkan kalau seorang pemimpin harus berbulan-bulan memikirkan suatu keputusan, ini sangat menyikasa diri. Seluruh paradigma kita harus dirubah dari Gubernur, Bupati, Walikota, Rakyat, kita semua…

Penanya : Saya sangat terharu mendengar apa yang Bapak katakan. Dalam keluarga besar saya ada yang merantau dan tidak berani mengatakan jati dirinya. Disini dia mengatakan dirinya A diluar Bali dia mengatakan dirinya B agar sama dengan identitas diluar. Bagaimana ini sudah saya beritahu saya malah disalahkan.

Anand Krishna : Saya kira pada akhirnya setiap orang akan bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Kalau memang begitu ya itu karmanya sendiri. Ada hukum aksi reaksi yang akan membuat dia terpelintir atau terpeleset baru sadar. Tidak usah pusing-pusing karena kita sudah mengingatkan, justru nanti kita tidak bahagia.

Moderator : Bagaimana mengubah paradigma itu?

Anand Krishna : Kita bisa mulai dengan paradigma kita sendiri. Seperti bunga mawar akan mengundang kumbang-kumbang dengan apa yang dimiliki. Dia tidak gembar gembor mempromosikan dirinya. Tetapi harumnya tercium dimana-mana.

Moderator : Trimakasih Bapak Anand, dialogue yang luar biasa, dan pemirsa kita harus mengubah paradigma atau pola berpikir kita untuk berpikir simple dan selalu ceria…