Friends, sympathizers, readers of Anand Krishna’s books now conduct a Discussion Room on the Internet (e-group). You can join and discuss about all Krishna’s books or other spiritual topics with friends in Indonesia or even around the world.

On this e-group, Bapak Anand Krishna will give guidance, reply questions, and tips on how to do meditation to beginners.

To be qualified for joining this e-group, one must at least have read one Bapak Krishna’s book. This requirement is needed to give some background so that the joining person will know what the e-group is talking about.

Another facility of e-group is “Daily Contemplation” arranged by e-group Moderators based on Anand Krishna’s books.

Jakarta, 07 Juni 2006

Salam Indonesia,

“Bacalah!”

“Apa yang harus kubaca? Adakah sesuatu yang harus kubaca? Aku sudah membaca Al-Qur’an, aku sudah membaca Al-Kitab. Ayat-ayat Veda dan Dhammapada pun telah kuulangi. apa lagi?”

Kita lupa membaca ayat-ayat yang baru diturunkan-Nya.

Sejak tahun 1998 sekian banyak ayat yang telah diturunkan-Nya. Setiap ayat bertujuan yang sama, untuk membangkitkan kita. Kita tidak bangkit, maka dikirimi lagi peringatan.. Namun, kita masih saja tertidur lelap, tidak bangkit-bangkit juga.

Muslim Aceh luka, Hindu Bali menderita, Kejawen dan Kristen Bantul menjadi korban, Buddhis dan Konghucu Etnis dijarah, diperkosa, dirampok oleh saudara-saudaranya sendiri.. Bangsa Indonesia menderita karena ulahnya sendiri. Kita telah mengingkari janji kita dengan mengobok-obok kontrak sosial kita, Mukaddimah UUD 1945, Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.

Seorang menteri agama tidak mampu melindungi umat beragama, hanya karena pemahaman mereka beda dari pemahaman kelompok-kelompok yang merasa lebih berhak menafsirkan agama. Ia membiarkan kelompok-kelompok tertentu
menggunakan atribut agama, identitas agama untuk membela para penjahat, para pelaku kejahatan, para pembom berdarah dingin yang biasa disebut “teroris”.

Lembaga-lembaga keagamaan pun tidak merasa perlu mengeluarkan fatwa supaya kelompok-kelompok tersebut tidak merusak citra agama. Fatwa yang dikeluarkan malah memberi angin kepada kelompok-kelompok tertentu untuk melakukan
kekerasan atas nama agama. Ya, memberi angin!

Tujuan pendidikan bukan lagi membangun jiwa dan raga Manusia Indonesia seutuhnya dan berlandaskan Budi Pekerti serta nilai-nilai universal, tetapi untuk menciptakan manusia yang bertaqwa. Seolah kita mampu mengukur ketakwaan seseorang. Manusia harus bertakwa kepada siapa, kepada sesame manusia? Kepada guru di sekolah? Kepada m,enteri pendidikan? Kepada lembaga-lembaga keagamaan? Kepada para ulama? Kepada siapa? Bila ia bertaqwa kepada Tuhan, kepada Allah, maka hanyalah Gusti yang dapat mengukur ketakwaannya. Manusia bertaqwa tidak bisa menjadi tujuan pendidikan
nasional.

Beberapa oknum dalam tubuh Tentara Nasional malah melindungi dan berhubungan dengan kelompok-kelompok radikal. Mereka digunakan untuk kepentingan jangka pendek.

Jabatan tinggi negara dipegang oleh orang yang tidak mengapresiasi Landasan kita bernegara, malah masih memperjuangkan landasan agama yang sudah terbukti tidak bisa menyejahterakan rakyat. “Berikan saya contoh,” Cak Roes pernah menantang. Hingga saat ini pun tantangan itu tidak dapat dijawab, karena memang tidak ada contoh.

Presiden harus tegas.

Ia harus membersihkan lingkungannya dari oknum-oknum yang tidak mengerti urusan landasan negara, tidak mengerti sejarah, tidak memahami aspirasi para founding fathers kita.

Partai-partai besar berwawasan kebangsaan harus segera membentuk Front Bersama dengan agenda minimum yang dapat disepakati. Ketua MPR, Ketua DPR, Presiden dan semua jabatan-jabatan penting lainnya harus berada di tangan Orang Indonesia yang berJiwa Indonesia.

PR KITA MASIH BANYAK, UNTUK ITU KITA SENDIRI HARUS SEGERA MEMBENAHI DIRI.

PUN DI ASHRAM, SAYA MELIHAT SENDIRI BANYAK PEKERJA YANG SUDAH BEGITU SIBUK DENGAN URUSAN ORGANISASI, SEHINGGA MEDITASINYA TERABAIKAN. MEREKA SIBUK MEMBERI PELATIHAN MEDITASI, TETAPI TIDAK PERNAH MEDITASI SENDIRI.

BILA KEADAAN INI TIDAK DIPERBAIKI SEGERA, ANAND ASHRAM AKAN MENJADI LSM BIASA. TIDAK BERGUNA BAGI BANGSA DAN NEGARA. TIDAK BERMANFAAT BAGI MASYARAKAT.

MARI KITA SEMUA MEMPERBAIKI DIRI, DAN TETAP BERJUANG, WALAU TINGGAL SEORANG DIRI, UNTUK MEMPERTAHANKAN KEJAYAAN INDONESIA, UNTUK MEWUJUDKAN INDONESIA JAYA YANG DIMIMPIKAN OLEH PARA FOUNDING FATHERS KITA.

Rahayu, Indonesia Jaya!