Bali, indonesiaexpose.co.id – Sebelum mengakhiri tahun ajaran 2023/2024, para pemuda Anand Ashram bersama siswa One Earth School berkumpul bersama untuk berdialog dengan Bapak Anand Krishna, seorang Aktivis Humanis Spiritual, membahas tentang prospek kerja sumber daya manusia di Indonesia yang semakin berkurang seiring berkembangnya teknologi. Berlokasi di Anand Krishna Center, Jalan Pura Mertasari no. 27, Kuta, Badung, Bali, telah hadir 36 pemuda dari berbagai daerah di Bali.
Seiring berkembangnya teknologi, terutama AI (Artificial Intelligence), banyak lowongan pekerjaan sudah mulai tergantikan oleh teknologi. Maka dari itu, penting bagi pemuda untuk mulai menentukan bidang yang ingin ditekuni sebagai sumber mata pencaharian di masa depan. Sebagai negara dengan tanah yang subur, Indonesia sebenarnya memiliki peluang besar dalam bidang Pertanian. Meskipun teknologi berkembang pesat, bidang pertanian tetap berkelanjutan sehingga akan terus melahirkan banyak lowongan pekerjaan di masa depan. Dari pada menjual tanah untuk berbagai bangunan yang acap kali tanpa memperhatikan dampak terhadap lingkungan, tanah tersebut lebih baik dikembangkan untuk lahan pertanian.
Prospek pekerjaan tentu tidak bisa dipisahkan dari pendidikan. Pendidikan yang menghasilkan pribadi-pribadi yang baik dan berkemanusiaan sudah menjadi salah satu tujuan Indonesia sejak dirumuskannya landasan negara, Pancasila. Pendidikan sendiri bukan hanya sebatas gelar yang diraih dari mendapatkan perguruan tinggi, namun juga etika dan nilai yang dimiliki seorang individu. Dalam konteks perekrutan pegawai, banyak perusahaan juga sudah mulai merekrut sumber daya manusia bukan berdasarkan gelar, namun berdasarkan etos kerja dan nilai kemanusiaan seseorang. Maka dari itu, sekolah One Earth School, yang terdiri dari 200 lebih siswa, merupakan salah satu inisiatif dari Bapak Anand Krishna untuk melahirkan individu yang unggul, bijak, berkehendak kuat dan mampu bertindak sesuai dengan tuntutan zaman.
Dengan demikian, mental pengusaha juga menjadi poin yang sangat penting jika berbicara tentang prospek pekerjaan sumber daya manusia di Indonesia. Sayangnya, mayoritas pemuda di Indonesia memiliki konsep yang konvensional terkait pekerjaan. Pengalaman kerja merupakan aspek yang penting dimiliki seseorang dalam sukses karir. Namun, jika terbelenggu pendidikan akademis yang kaku, seorang akan terlambat memulai pengalaman kerja tersebut dan terlanjur takut menghadapi kenyataan hidup. Maka dari itu, pengalaman pekerjaan memang harus dimulai dari masa menimba ilmu. Gelar pendidikan yang diraih jika dilaksanakan bersamaan dengan pengalaman bekerja akan menghasilkan sumber daya manusia yang siap dalam menghadapi tantangan hidup.
Dalam sesi tanya jawab, diajukan pertanyaan terkait bagaimana generasi muda sering diremehkan oleh generasi yang lebih dahulu ketika mengungkapkan pendapat dan solusi, serta mengambil keputusan sendiri. Bapak Anand Krishna menjelaskan, bahwa jika seorang pemuda memiliki sebuah solusi, bisa disampaikan dengan sopan, tentu harus menghormati yang lebih tua, namun apabila solusi tidak disetujui maka itu tidak masalah. Hal yang terpenting adalah pemuda yang berani menyuarakan pendapatnya. Menyuarakan pendapat buah pemikiran kritis juga bisa disalurkan dari berbagai media sosial, dan itu sudah menjadi salah satu kontribusi pemuda yang bagus untuk masyarakat, selama pendapat tersebut tidak menyakiti atau menghina individu lain.
Pertemuan diakhiri dengan lagu “Let’s Build This World Together”, yang memiliki makna bahwa dari manapun kita berasal, apapun ras, agama, dan budaya kita, kita semua berdiri di atas satu bumi, di bawah satu langit, dan sebagai satu umat manusia. Lagu ini terinspirasi dari Visi Anand Ashram yaitu “One Earth, One Sky and One Humankind”.