Dialog Interktif Bali TV 3 Juli 06 (16.00- 1700 Wita). “Selamatkan Bali di tengah Gejolak Alam, Globalisasi dan Krisis Multidimensi”
Moderator: Saat ini telah Hadir di tengah-tengah kita semua Bapak Anand Krishna seorang Tokoh Humanis Spiritualis Lintas Agama dan juga Ibu Maya Safira Muchtar Ketua Umum National Integration Movement. Saat ini alam seolah hendak menyampaikan sesuatu kepada kita semua. Bagaimana menurut Bapak Anand Krishna?
Anand Krishna: Kita memiliki budaya Nusantara yang memahami bahwa sesuatu sebab akan membawakan akibat. Atau karmaphala sehingga apa yang kita saksikan saat ini adalah suatu akibat. Kita bisa menyalahkan alam, kita bisa menyalahkan manusia tetapi sesungguhnya kita harus melihat ke dalam diri kesalahan kita itu apa. Karena alam tidak akan mengamuk begitu saja. Kita telah merusak alam, begitu banyak dan berlimpah apa yang kita dapatkan dari Sang Hyang Widhi. Hutan kita berlimpah di Papua sehingga besok2 bila Papua memisahkan diri kita tidak akan memiliki hutan. Dan sumber alam yang lain sekarang yang tersisa adalah panas bumi geothermal. Di Indonesia memiliki 40 persen panas bumi dunia. Dan ini harus kita waspadai kita harus mengolah dengan baik, dan dalam Bagawadgita mengatakan bahwa bila kau menghormati dan memberikan persembahan kpd para Dewa maka mereka akan memberikan keberuntungan kepada kita dan para Dewa ini adalah aspek-aspek alami air angin api harus kita kelola dengan baik. Karena api adalah energy.
Moderator: kalau dikatakan tadi bahwa hukum karma adalah hukum causal lalu langkah-langkah apa yang akan kita ambil?
Anand Krishna: pertama kita harus waspada terhadap pengaruh dari luar terutama terhadap invansi Budaya. Kita jangan sampai kecolongan karena kita pernah kecologan dulu. Kalau kita kecolongan tidak ada yang bisa menolong kita kecuali diri kita sendiri.
Moderator: ada yang mengaitkan bencana alam ini dengan takdir dan lain sebagainya apakah ini betul2 takdir? Ataukah ulah Kita sendiri?
Anand Krishna: Tentu, ini saya yakin bahwa ini adalah ulah manusia. Alam atau Tuhan karena dalam kebudayaan asal kita Tuhan adalah keberadaan meliputi segala galanya dan inilah peringatan yang disampaikan kepada kita “hey bangun sudah jam 7 pagi” kita masih males2an dan kita harus waspada dan kembali kepada budaya asal kita. Dan kemarin saya berbicara tentang Sutasoma, kakawinnya didapatkan di Bali dan memberikan ciri khas seorang pemimpin itu harus seperti apa dan kalau kita mengikuti Sutasoma maka kita tidak akan kekurangan sesuatu. Para pemimpin kita harus bersikap satria dan tidak takut dan jangan sampai memberikan kompensasi kepada orang2 suatu apapun untuk kepentingan jangka pendek. Sekarang sudah memikirkan 2009 serangan subuh. Ini yang kacau.
Moderator: Alam telah memperingatkan kepada kita, semestinya solusi atau perilaku kita seperti apa?
Maya: Kita adalah sebagian kecil dari alam ini. Satu dengan lainnya saling berkaitan kalau dilihat dari teory alam bahwa apapun yang kita berikan pasti kita akan mendapatkan berlimpah, kita memberikan kejahatan kita akan mendapatkan yang jauh lebih besar berlimpah pula. Bila dikaitkan dengan korupsi terjadi dimana-mana itukan ketamakan dan pembabatan hutan secara sembarangan dan pembabatan hutan yang dilakukan sudah seluas Negara Belgia. Inilah ketamakan kita. Apabila kita tidak menyadari hal ini, ketamakan kita dan sifat- sifat ini tidak dibenahi maka alam akan mengamuk maka kita harus benar-benar
mengoreksi diri harus dengan jalan spiritual. Dan sekarang dimana-mana ada perda- perda syariat seperti di tangerang, dll dan sekarang saya dengar sudah ada peradilan Hindu maka akan berantakan dan tidak pernah bersatu. Dan dengan adanya syariat kita tidak tambah membaik. Dan bahkan dengan Tuhanpun kita memikirkan untung rugi. Saya salut dengan masyarakat Bali yang tidak membalas ketika terjadi Bom, kalau kita membalas maka pulau balipun akan diserang dan ini menjadi lingkaran balas membalas. Bagaimana kita akan menmbersihkan air kotor dengan air kotor nggak mungkin kan? Harus dengan air bersih.
Moderator : Menurut Bapak bagaimana sikap dan perilaku kita menghadapi globalisasi yang tidak bisa kita hindarkan?
Anand Krishna: Sebenarnya semboyan yang dipopulerkan Bapak Satria Narada Ajeg Bali sudah benar tetapi bagi saya Ajeg Bali ini bukan saja ajakan kembali kepada Budaya Bali tetapi budaya Nusantara karena Bali adalah Pewaris Budaya Nusantara. Kebetulan di Bali masih terlihat utuh. Sedangkan di tempat lain hanya sepotong-sepotong. Bukan Cuma masalah agama Hindu tetapi budaya asal Nusantara. Ini harus kita pertahankan. Bagaimana saya menghindari virus kalau dimana-mana ada virus dan bagaimana cara mempertahankan tubuh saya apabila saya tidak memiliki immune. Tidak ada cara lain hanya dengan cara itu saya bisa hidup di tengah virus dampak globalisasi. Era globalisasi ini tidak bisa dihindari.
Moderator: kondisi perekonomian masyarakat kita saat ini merosot setelah bom bali bisakah terjadi konflik sosial apabila ini dibiarkan terus menerus?
Anand Krishna: Bisa terjadi apabila ini dibiarkan terus menerus ekonomi dan sosial adalah ranting-rantingnya ,tapi akar kita adalah kebangsaan kita
Penelpon: Saya teringat akan ucapan ida pedanda made gunung bahwa ikan yang ada di laut walau dipindah didaratan tetap asin begitu juga belut
Anand Krishna: Ditengah kegaduhan dan ketidakwarasan kita harus bisa mempertahankan kewarasan kita. Potensi jati diri kita sehingga kita ada kebanggaan sebagai orang Indonesia. Makan makanan Indonesia dan tidak pergi ke kedai-kedai International, cukup makan bakso atau ayam goreng dan kita harus banyak belajar dari Mahatma Gandhi. Kita sekarang lupa akan kita lupa bahwa Negara kita kacau balau, kita masih makan makanan kaleng yang kita import jutaan dollar dari luar negeri setiap tahunnya kita tidak peduli apapun yang terjadi dengan Negara kita.
Maya: Kita dalam krisis ekonomi tapi kita masih mengimport buah- buahan. Buah-buahan yang disediakan oleh alam Indonesia akan baik bagi tubuh kita sendiri. Sekarang kita repot dengan permasalahan beras, Kita memiliki singkong yang jenisnya lebih dari 5000 jenis, jangan tergantung dunia luar bayangkan bila kita di sengsion kita akan mati kelaparan dan kita harus memulainya dari diri sendiri.
Penelpon Bapak Arya: Ajeg Bali hanya sebagai system orang2 Bali saja yang tinggal di Bali tetapi tidak menjawab orang2 Bali yang di perantauan. Saya ingin menjadi orang Bali dengan perspektif lain.
Anand Krishna: Ajeg Bali harus dimaknai sebagai ajeg Nusantara karena Bali adalah Pewaris Budaya Nusantara. Bali dalam perspektif Nusantara dan harus berspektif dalam kerangka Internasionalisme satu bumi satu langit satu umat manusia. Kita berkarya di Bumi ini inilah karma bumi kita kewajiban terhadap Ibu Pertiwi yang harus tunaikan dulu kemudian sambil menunaikan kewajiban itu kita mengangkat derajat bangsa kita sebagai kontributer perdamaian dunia. Kalau pemerintah kita sibuk maka kita ambil alih tugas-tugas mereka yang bisa kita lakukan. Pemerintahan adalah hasil pilihan kita kalau masyarakatnya
buta mendapatkan rajanya buta ya seperti Dhistarata. Kalau kita belum sadar maka mereka juga belum sadar karena mereka keluar dari rakyat maka kita harus menyadarkan diri dengan cara ini kita akan mendapatkan pemerintahan yang lebih sadar juga.
Moderator: Bagaimana dengan harapan seorang ibu dapat hidup damai bedampingan dengan indah.
Maya: Biasanya wanita memiliki jiwa yang lebih lembut secara intuitif dikaitkan dengan cinta perempuan lebih merasakan. Dan kita kaitkan dengan Ibu pertiwi. Semua permasalah horizontal ini kami yakin karena tidak ada hubungan bathin anak bangs dengan ibu pertiwi sehingga tidak memikirkan sesuatu yang lebih besar. Kita telah memperkosa ibu sendiri. Untuk menciptakan suatu bangsa yang adil dan makmur pemerintah harus menjamin perasaan aman kalau pemerintah tidak dapat memberikan ini kita harus selalu ingatkan bahwa suara rakyat sangat berharga. Kejahatan bisa timbul karena orang-orang baik diam.
Moderator: dalam era sekarang ini apakah ini kita mengarah kekedamaian atau sebaliknya?
Anand Krishna: Setelah gelap terbitlah terang hukum alam setelah perang dashyat di medan perang kuruksetra dunia kita mengalami perdamaian dan kedamaian selama 5000 tahun. Yang relative lebih aman. Setelah kegaduhan akan menjadi penyaringan selama alami Amrozy bukan anak kemarin sore, mereka digodok dan radikalisme ini keluar untuk musnah dan binasa sendiri saya yakin sebentar lagi akan tenang.
Moderator: Apakah ini menguatkan akan hukum karma ?
Anand Krishna: Taliban meruntuhkan patung2 Budha berukuran raksasa yang merupakan peninggglan leluhur mereka sendiri. Yang membuat patung2 raksasa itu bukan orang India tapi leluhur mereka sendiri. Dalam 6 tahun mereka tumbang itu kharma pala.
Moderator: Bagaimana pendapat pak Anand apabila Bedugul dieksploitasi?
Anand Krishna: Saya pernah bertemu dengan orang dari Wonosobo dan dia memberikan data2 yang berdampak negative terhadap Dieng dan kalau itu dijadikan contoh maka kita bisa mengambil sikap apakah projek akan kita ambil atau bagaimana. Geothermal barangkali tidak bisa dieksport tapi bisa diekploitasi. Dan Bali harus punya dana untuk mencari peneliti yang independent dengan dampak 50 tahun kedepan. Kalau dampakya negative kita harus menolak Dan kita tidak bisa mengatakan ini sudah teken kontrak. Begitu banyak produk2 kontrak setelahyang negative yang kita tolak. Kita bisa menolak dan kita sebagai anggota PBB kita bisa melaporkan hal ini. Saya mempelajari ini. Dan dalam proyek Geothermal ini pasti ada air yang menguap dan harus dikembalikan dalam bentuk air lagi kalau tidak air danaunya habis. Tidak semudah apa yang dikatakan dalam kertas.
Bapak komang mengatakan sesuatu yang indah dalam Bagawadgita mengatakan ada beberapa pilihan yang diberikan oleh Sri Krishna antara Sreya dan Preya Sreya adalah yang memuliakan preya adalah yang menyenangkan. Setiap kegiatan yang kita lakukan Termasuk makan minum belanja apakah itu Sreya atau Preya. Dan juga dalam keseharian kita apakah ada faedahnya bagi tubuh atau tidak atau tubuh saja yang menikmati. Misalnya pembangunan di Bali, pembangunan ruko di Bali segera dihentikan kalau tidak akan membebani pemerintahan kita, bank-bank kita berarti ada uang mati tidak bergerak dan dampaknya bagi ekonomi sangat membebani. Dan harus ada peraturan skrg ada otonomi daerah tanpa kita menjadi rasial Seperti khasmir di India sejengkal tanah di khasmir tidak bisa dibeli orang non Khasmir. Di Bali harus ada undang-undang peraturan daerah bahwa tanah di Bali tidak boleh dibeli dijual oleh orang non Bali sehingga 20 tahun kedepan kita tidak akan seperti di Hawai. Jangan sampai budaya Bali hanya akan dilihat di museum saja. Saya merindukan pemimpin seperti almarhum Bapak Ida Bagus Mantra ketika saya ke Bali tahun 70-an saya melihat Bali dimana-mana tetapi kini saya melihat perkampungan yang tidak memberikan kesan Bali tidak ada ciri khas Bali sama sekali.
Moderator: Seperti yang dikatakan oleh pak komang swa bedude nike titine artinya sikap kehati-hatian.
Anand Krishna: Kesan kehati-hatian yang dibilang Pak komang katakan, saya membedakan sedikit antara was-was dan waspada. Kita harus waspada kita menghormati turis asing tetapi jangan sampai kita emnggadaikan jiwa Bali untuk mengintertaint mereka seperti beberapa waktu lalu seorang teman yang bekerja di salah satu Restaurant kedatangan tamu salah satu Presiden Timur Tengah dan para pelayan disitu disuruh tidak pakai kebaya dan harus menutup tubuh mereka. Itu tidak sopan siapapun yang datang kita harus melayani dengan budaya kita kebaya adalah National Dress kita. Kebanggaan kita kita tidak perlu melepaskan. Disatu pihak peraturan2 yang mengacu kepada ketertutupan dan mengacu kepada budaya asing, disatu pihak pejabat tinggi kita mengatakan Banyak janda-janda di Jawa Barat yang ditawarkan?
Moderator : Apakah menurut mbak Maya ini suatu pelecehan?
Maya : Jelas ini suatu pelecehan kebetulan saya orang jawa Barat orang Sunda..
Penelpon Putu dari Lombok : pemimpin kita sekarang sudah melepaskan diri dari mitos-mitos dan legenda yang banyak berhubungan dengan tatakrama, hanya berorientasi kepada physic dan melupakan metaphysic.padahal Baghawadgita mengatakan semua yang ada asalnya dari tidak ada. Tolong Pak Anand menjelaskan lebih lanjut.
Anand Krishna:Beberapa waktu lalu saya bertemu dengan aktivis dari Kalimantan dan apa yang dikatakan persis sama ceritanya. Jadi budaya kearifan local dari Bali dan Kalimantan sama. Pohon tidak bisa dipotong seenaknya.bahkna pohon yang ada di pekarangan rumah tidak boleh dipotong seenaknya. Dan apa yang dikatakan pak wayan. Sejak jaman pak harto sudah saya teriakkan, Bali tidak boleh menjadi Tourism yang mengacu pada golf course kita, berapa banyak desa adat yang dikorbankan untuk golfcourse. Begitu Bom mereka lari ke Vietnam dan Thailand banyak golfcourse disana. Kita sudah diberikan oleh Shang Hyang Widhi kekayaan budaya. Tourism kita harus coulture oriented orientasinya pada budaya kita harus mengadakan program-program singkat tentang budaya dan tari seni itu yang kita jual banyak pembelinya dan mereka tertarik pasti.
Maya: Di Sumatra Baratpun sama juga mengenal lebih dekat dengan alam, dengan Cultural Budaya, kebetulan saya latar belakang adalah manajeman pariwisata. Saat itu tahun 94 di Swiss sudah mengatakan bahwa Bali sudah menjadi Hawai dan saya sebagai orang Indonesia juga tersinggung kenapa bisa seperti itu? Seperti Tari Kecak jiwanya sangat terasa tapi kini sekedar dijual saja.
Moderator: karena keterbatasan waktu kami akhiri dan kita dengarkan music dari adik adik Torchbearers.
The torchbearers
Laporan oleh Chica