Selasa, 4 Maret 2008 – Setelah pada pagi hari meresmikan Centre Joglosemar yang baru di Dayu, sore harinya Guruji Anand Krishna hadir sebagai pembicara dalam Dialog Budaya “Merajut Harkat dan Martabat Bangsa Melalui Kebhinnekaan”
Dialog budaya ini diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogjakarta, bersama Jaringan Islam Kampus (JARIK). Acara berlangsung di Gedung Teatrikal Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga pada pukul 15.00– 17.30 WIB.
Dalam acara yang dihadiri oleh 200 orang ini, tampak beberapa eksponen mahasiswa, para dosen, perwakilan dari Majelis Ulama Indonesia, komunitas pekerja sosial, rohaniwan dari berbagai agama dan masyarakat umum yang ada di Yogyakarta.
Dr. H. Hamim Ilyas dari UIN Sunan Kalijaga mengawali acara sebagai keynote speaker pada pukul 15.00 WIB.
Berikut paparan beliau dalam keynote speechnya:
Saat ini kebhinnekaan yang ada di Indonesia masih merupakan laknat dibandingkan sebagai sebuah rahmat. Multikulturalisme yang ada belum menjadi sebuah ideologi, masih dipahami sebagai hanya sebuah realita sosial. Pola kehidupan berbangsa belum menganut sebuah konvergensi dan masih berupa ekspansi.
Sejarah telah mencatat ekspansi yang terjadi di dunia ini. Ekspansi adalah menaklukkan sebuah wilayah negara lain dengan kekuatan militer, di mana pihak yang kalah menjadi budak dan biasanya penyiaran agama dan budaya juga melalui hal ini.
Abad 5 SM kita telah melihat ekspansi bangsa Romawi sampai ke Persia.
Abad 2 M kita menyaksikan ekspansi bangsa Yunani dengan Iskandar Zulkarnaen sampai ke daratan India.
Abad 7 M kita menyaksikan ekspansi Islam, sampai ke Andalusia, Spanyol.
Abad 12 M kita menyaksikan ekspansi Cina, Kubilai khan sampai ke Singosari.
Abad 14 M kita menyaksikan ekspansi Bangsa barat yang lebih halus dalam bentuk kolonialisme.
Dengan berputarnya waktu maka ekspansi sekarang berubah menjadi konvergensi. Umat Islam dewasa ini gagal menangkap perubahan tersebut, mereka masih memaknai jihad sebagai qital, mereka masih memaknai jihad sebagai perang. Umat Islam tidak dapat memaknai perubahan ini secara cerdas, tidak mensyukuri hal ini. Apabila sekarang kita masih memakai pola ekspansi maka di sini tidak akan berdiri DR. H. Hamim Ilyas, yang ada adalah seorang budak Hamim Ilyas. Umat Islam sungguh tidak cerdas, apabila sekarang umat Islam berperang maka, umat Islam akan kalah. Karena umat Islam sudah tidak mempunyai angkatan perang. Jika sekarang umat Islam di Indonesia berperang, tidak usah melawan Amerika, melawan Singapura saja kita akan kalah.
Sekarang Indonesia tidak mempunyai F-16, dulu punya 12 buah pesawat F-16, 6 tidak dapat berfungsi, 2 jatuh dan 4 F-16 yang terahkir tidak dapat terbang. Maka ketika menteri luar negeri Amerika datang ke Indonesia tawarannya jelas akan mengupgrade F-16 tipe A dan B atau membeli yang baru tipe C dan D. Dan itu berarti perawatan F-16 tidak betul, harusnya tiap hari dipanasi 3 jam, hanya dipanasi 1 jam, karena avturnya dikorupsi.
Saat ini kesadaran pemeluk Islam baru menjadi sebuah umat belum menjadi sebuah bangsa. Umat Islam belum berhasil meningkatkan kesadarannya menjadi sebuah bangsa, tidak merasa merasa senasib dan sepenanggungan dengan umat yang lain. Umat Islam selalu merasa berbeda, tidak sama dengan yang lain. Hal ini disebabkan karena umat Islam tidak bisa membaca ayat-ayat Allah. Ayat-ayat Allah tidak hanya yang berasal dari Al Quran tapi juga ada ayat-Ayat Allah dari Sejarah peradaban, ada ayat-Ayat Allah dari kejadian alam. Kalau hal ini tidak segera disadari maka umat Islam akan tergilas oleh roda Sang Kala, dan tinggal menjadi sejarah (seperti peradaban Yunani dan Romawi).
Contoh nyata pemahaman ekspansi di kalangan umat Islam terjadi di Palestina. Fakta menunjukkan bahwa Israel melakukan ekspansi terhadap Palestina, tapi di kalangan umat Islam Hamas dan Fatah tidak merasa sebagai suatu bangsa, mereka masih berkonflik satu sama lain.
Perubahan kesadaran dari Umat menjadi sebuah Bangsa harus diletakkan dalam kerangka Multikulturalisme, maka pendekatan Hegemoni (dominasi kebudayaan) tidak dapat lagi dipakai. Sekarang dalam kerangka Multikulturalisme kita tidak hanya ko eksistensi saling menghargai antar umat beragama, tetapi juga pro eksistensi saling mengisi dengan nilai-nilai agama satu dan yang lainnya. Dan untuk melakukan hal ini maka umat Islam perlu memakai spiritualitas sebagai landasannya.
Pemahaman Islam dalam spiritualitas harus dimulai dengan Tauhid sebagai intinya. Dalam sebuah lingkaran maka pada lingkaran terdalam penghayatan Islam dimulai pada Tauhid. Tapi Tauhid tidak menjadi tujuan dalam dirinya sendiri tapi diamalkan dalam Iman, Syukur dan Tawakal. Pengamalan Iman, Syukur dan Takwa tidak menjadi tujuan dalam dirinya sendiri tapi dihayati dalam penerapan moralitas yang menjadi penuntun tindakan keseharian. Penerapan moralitas tidak menjadi tujuan dalam dirinya sendiri tapi diamalkan dalam amal saleh kepada mereka yang kurang beruntung dalam masyarakat. Dan melakukan amal saleh dalam bermasyarakat tidak menjadi tujuan dalam dirinya sendiri melainkan sebagai upaya untuk membangun sebuah peradaban. Membangun sebuah bangsa yang diwarnai sumbangan dari peradaban Islam.
Setelah keynote speech dari Bapak Hamim Ilyas, dialog budaya bersama Bapak Anand Krishna dimulai pukul 15.25 WIB yang dimoderasi oleh Subkhi Ridho (koordinator JARIK).
Dialog Budaya bersama Anand Krishna
Tahun 1998 ketika saya pertama kali berkunjung ke UIN saat itu IAIN Syarif Hidayatullah, saya bertemu dengan Dr. Nazaruddin Umar (sekarang Dirjen Bimas Islam Departemen Agama) saya mengatakan, kebangkitan Islam di dunia akan dimulai dari Indonesia, dan apabila Islam di Indonesia bangkit maka pelopornya adalah Universitas Islam Negeri.
Ketika saya pertama kali belajar Islam, belajar mengaji di Lucknow saya melihat bahwa ada seorang laki-laki Islam bisa jatuh cinta dengan perempuan Islam hanya karena tangannya. Ini merupakan sebuah kisah nyata yang diangkat menjadi sebuah film tahun 70 an. Ada seorang mahasiswa yang saat itu bertabrakan dengan seorang mahasiswi, buku-buku mahasiswi itu jatuh. Sang mahasiswa mengambilkan dan tidak sengaja menyentuh tangan mahasiswi, kontan sang mahasiswi marah dan menampar pipinya. Mendengar suaranya dan merasakan tamparannya sang mahasiswa itu dia jatuh cinta. Tapi bagaimana dia bisa mengenali mahasiswi tersebut karena perempuan di sana mengenakan cadar dan kain yang menutup tubuhnya dari ujung kepala sampai telapak kaki. Maka esok harinya dia berdiri di tempat yang sama dan minta ditampar oleh semua mahasiswi yang lewat. Ahkirnya ada mahasiswi yang mengatakan, “kamu yang kemarin mau minta ditampar 3 kali lagi ya?!” Dia bertemu dengan mahasiswi tersebut dan jatuh cinta hanya karena mendengar suaranya. Sebuah keindahan dari tradisi Islam di Lucknow.
Waktu saya belajar mengaji di Lucknow, saya masih amat sangat muda. Saya belajar di bawah Sheikh Baba, seorang penjual es balok. Dia seorang yang tidak dikenal di Lucknow, hanya dikenal di daerah tempat saya tinggal.tapi wawasannya tentang Islam luar biasa. Hitung-hitung dia bekerja hanya 4-6 bulan per tahun dan 6 bulan di musim dingin dia pakai untuk melatih kami bermeditasi. Ada naqsyabandiyah, whirling dance, kami menari berputar mengelilingi api. Sampai Beliau meninggal tidak ada yang tahu nama aslinya, mereka memanggil Sheikh Baba, yang berarti Bapak Sheikh. Dari beliaulah saya mengenal Islam yang universal, landasan kita dalam mengamalkan Islam haruslah spiritual.
Kita mengenal sisi Muhammad sebagai Rasullah, sebagai seorang yang maksum ya, tapi beliau juga mempunyai sisi seorang nasionalis. Kadang kita menempatkan Nabi sebagai seorang yang begitu tinggi sehingga kita sulit untuk meneladani beliau Nabi Muhammad adalah seorang nasionalis tulen, beliau berusaha menyatukan seluruh peninsula Arab (semenanjung Arab) menjadi sebuah bangsa Arab yang besar. Dan bagaimana beliau menemukan sebuah perekat bagi bangsa Arab itu yang penting.
Kata Jahiliyah sebelum masa Nabi perlu kita telaah lebih lanjut, saat itu bangsa Arab sudah mempunyai Mella semacam MPR jaman sekarang. Mereka sudah bisa menulis dan tulisan, puisi mereka bagus. Hanya dasar mereka melakukan semua itu belum spiritual, mereka masih hidup berkabilah-kabilah, berkelompok dalam sukunya masing-masing.
Perekat yang ditawarkan sang Nabi adalah Spiritualitas, dan sama seperti Pak Hamim, saya juga memaknai spiritualitas Islam sebagai Tauhid. La Illaha Ila Allah (tidak ada sesuatu di luar Allah). 1500 tahun kemudian Albert Enstein mengungkapkan hal yang sama dengan teori relativitas E = mc2. Semuanya adalah energi. Semuanya bergetar, badan saya bergetar, meja ini bergetar bahkan bumi ini bergetar, hanya kita tidak dapat merasakan getarannya. Karena itu seolah olah terdapat perbedaan, ada benda padat, ada benda cair, ada mahluk hidup, ada benda mati, tidak ada semuanya bergetar. Apa yang kau lihat, apa yang tidak kau lihat semuanya adalah satu, semuanya adalah energi.
Tapi kita tidak bisa berhenti di tingkatan Tauhid saja. Saya menyepakati Al Halaj, Syeh Siti Jenar, Mereka mengatakan Ana Al Haqq, ya terus mau apa, so what. Meskipun kita mengatakannya E = mc2, kita dicubit pun masih sakit.
Langkah berikutnya adalah yang penting Muhammad Rasullah, Muhammad mencerminkan salah satu sifat Allah sebagai rasulNya. Mohon saya dimaafkan, ini adalah pembahasan ilmiah, jadi saya mengatakan hal ini dalam konteks diskusi ilmiah.Bagaimana kita menerjemahkan sifat Allah dalam hidup kita sehari-hari itulah kita menjadi khalifah, maka saya menyatakan bahwa kita semua adalah khalifah, tidak perlu ada khalifah tunggal.
Kalau kita membaca Torah, perjanjian lama. Allah bersabda pada Nabi Musa, Lepaskan sandalmu karena tempat ini kudus. Hal ini ada penjelasan ilmiahnya. Ketika kita masuk ke masjid, kita melepaskan sandal kita, karena tempat itu adalah tempat yang suci. Kita menyatu dengan bumi, tidak ada insulator lagi antara kita dengan bumi, kita menjadi corong antara langit dan bumi, we become tube. Maka saya pikir teman-teman kita yang masuk gereja sebaiknya melepaskan sandalnya juga.
Kemudian ketika kita sholat, kita melakukan wudhu, membasahi kepala kita, telainga kita dan anggota badan kita yang lain, supaya kita menjadi rileks. Setiap kali kita bersujud dan kepala kita mencium lantai, maka aliran darah kita mengalir ke otak kita (bersujud dengan pelan-pelan, bahkan ada doa yang dibaca) setelah itu kita bangkit aliran darah mengalir menuju seluruh anggota tubuh. Terjadilah rileksasi dalam tubuh kita. Ada Takhali, Tajjali, kita menjadi reseptif terhadap apa yang dibicarakan imam. Maka ada hadis yang mengingatkan kita untuk tidak meninggalkan masjid sebleum imam menyampaikan khutbahnya. Tapi bila Imamnya brengsek maka tinggalkan saja. Karena apa pun yang dikatakan Imam setelah kita Sholat akan terekam pada bawah sadar kita. Dan dalam semua tradisi kegamaan kita mengenal sujud, di gereja pun ada sujud hanya sekarang mereka memakai kursi.
Badan kita 70% adalah air, otak kita 90% adalah air. Mengapa orang mati karena kadar air dalam tubuhnya kurang dari 50%. Maka orang tua menjadi keriput karena kekurangan cairan. Maka bila kita awet muda minumlah air yang banyak. Saya memakai kristal bukan untuk sesuatu yang gaib, tapi karena kristal adalah air, dia mengandung bahan dasar yang sama dengan quarts dalam jam anda dan silikon dalam chip komputer. Maka air akan merekam semua getaran yang ada. Itulah mengapa kita perlu melakukan wudhu, kita membersihkan diri sebelum melakukan shalat.
Bagaimana menerjemahkan shalat dalam hidup sehari-hari dengan melakukan zakat. Dan zakat bukanlah sekedar 2,5% dari penghasilan kita. Zakat berarti kepedulian terhadap sesama kita berkekurangan. Kemudian kita melakukan haji. Haji berarti kita memelihara kesucian dalam hidup kita. Kita mengarahkan hidup kita untuk mencapai kesucian. Bangsa Arab yang sebelumnya berkabilah-kabilah dipersatukan dengan landasan spiritualitas. Sudah ada puasa sebelum Islam, sudah Ada haji sebelum Islam, Nabi Muhammad memaknai kembali ritus itu dan menjadikan spiritualitas sebagai landasannya.
Ketika abad 7 M ekspansi Islam yang barat sampai Andalusia (Spanyol), yang timur sampai ke Palembang. Di sana ada seorang Islam yang menjadi Raja, namanya Haji Sumatrani. Dan dia mengadakan surat menyurat dengan khalifah kedua Umar Bin Khatib. Bahasa dalam surat itu sangat menyentuh hati. Islam sudah ada di Nusantara sejak abad ke 7 M.
Di Sindh, pakistan jaman sekarang saat itu rajanya mengirim seseorang untuk belajar Islam. Saat itu namanya belum Islam masih Syariat e Muhammad. Orang yang dikirim bernama Baba Ratan. Ratan mencerminkan kesuciannya, kebijaksanaannya. Secara harfiah ratan berarti mutiara.
Seorang khalifah di Arab Harun Al Rasyid, membayar dengan emas semua terjemahan buku-buku lain dari peradaban di luar arab. Mereka membuka diri terhadap kekayaan dari peradaban lain. Dan anehnya saat itu hadis belum terkumpul. Al Quran belum dibukukan dan dibakukan. Agama Islam adalah untuk memfasilitasi manusia, agama Islam diturunkan untuk mempermudah hidup manusia bukan untuk mempersulit.
Ada sebuah kisah dalam tradisi sufi, saat itu Nabi Muhammad menerima tamu kaum Nasrani di Masjid Nabawi. Dan saat itu terdengar suara genta, tanda untuk berdoa. Tamu sang Nabi memohon diri untuk keluar, ketika ditanya mengapa keluar. Mereka menjawab kami akan berdoa, Nabi mengatakan mengapa tidak di sini saja, bukankah di sini juga Baitullah. Coba sekarang kita pemeluk agama lain berdoa di Istiqlal, sesuatu yang hampir mustahil.
Maka Nabi Muhammad mengambil semua yang baik dari tradisi Arab, dan mewarnainya kembali dengan spiritualitas. Beliau adalah seorang spiritualis tulen dan juga seorang nasionalis tulen. Sekian terima Kasih.
Session Dialog termin pertama, dimulai pukul 15.55 WIB
Pertanyaan pertama
Nama saya Sehwa, saya berasal dari Medan dari komunitas Teuma. Saya berpendapat bahwa warna Islam adalah multikulturalisme, Islam pertama kali masuk nusantara adalah Syiah di Barus, Abad 7 M, di sana ada seorang penyair Hamzah Fanzuri. Islam saat itu sangat lembut, tapi mengapa saya rasakan Islam sekarang berwajah seperti monster? Mengapa banyak orang mempolitisasi Tuhan untuk mendapatkan kekuasaan?
Pertanyaan kedua
Nama saya Makdum Saragih saya berasal dari pekerja sosial masyarakat jogja. Saya sangat mengapresiasi apa yang disampaikan Pak Anand, beliau telah menampilkan wajah Islam yang lembut. Saat ini semua umat beragama ingin menjadi pahlawan Allah di komunitasnya masing-masing. Bagaimana caranya bisa menjalankan agama, tanpa merasa diri lebih benar dibandingkan kelompok lain,. Bagaimana sebagaimana diungkapkan Pak Anand, kami sebagai umat beragama lain bisa beribadah di masjid sebagaimana yang dilakukan Nabi?
Pertanyaan ketiga
Saya ingin bertanya tentang Tauhid, sekarang Tauhid banyak yang diperdebatkan. Menurut Pak Anand bagaimana Tauhid yang benar menurut agama. Bagaimana membuat sinergi agama-agama yang ada, karena agama mempunyai potensi dakwah untuk menarik umat sebanyak-banyaknya?
Pertanyaan keempat
Nama Surya, saya seorang Supir. Saya berterima kasih pada Pak Anand, karena saya bisa mengetahui sisi dari Nabi Muhammad yang selama ini tidak pernah diajarkan. Bagaimana cara kita dapat memisahkan mana yang benar dan mana yang salah dengan mudah menurut agama?
Jawaban
Waktu itu masih jaman orde baru, ada seorang menteri yang menegur saya, pemahaman kamu ini Anand adalah pemahaman gado-gado. Entah saya mendapat kekuatan dari mana, saya menjawab justru gado-gado itulah kekuatan saya. Waktu jaman orde baru, dan sangat jarang orang yang bisa melawan menteri. Kalau kita di barat semua makanan akan diblender, dihancurkan menjadi sari buah kita sulit merasakan mana nanasnya, mana jeruknya, Rasanya menjadi sangat lain , kalau gado-gado semuanya masih utuh dan disatukan dengan bumbu kacang. Semua masih utuh dengan kasih sebagai perekatnya.
Maka yang saya lakukan selama ini adalah sintesa, bukan sinkretisme. Dan menurut saya Pemahaman Nabi Muhammad tentang Islam pun adalah sintesa, dalam salah satu hadisnya dia mengatakan apakah kamu Islam, Yahudi, Kristen atau bahkan Syabiin (pemuja api) selama kamu bertakwa, maka kamu masuk dalam golongan yang diselamatkan. Menurut beliau, bahkan Nabi-nabi sebelum Muhammad adalah Islam, maka tentu ada pemahaman Islam secara generik.
Memang ada ayat-ayat dalam Al Qur’an yang berkaitan dengan Tarikh, berkaitan dengan masa itu secara spesifik. Namun ada ayat-ayat dalam Al Qur’an yang bersifat universal. Pada jaman Nabi pun sudah ada agama Yahudi, sudah ada agama Nasrani. Beliau tidak mencoba mengislamkan mereka, karena Islam adalah suatu paham terbuka, dan mereka yang kafir adalah menutup diri.
Tentang Dakwah dan syiar agama atau penyebaran agama ini adalah hal yang pelik, hal yang tidak mudah. Dalam Nasrani mereka sering mengatakan sebarkan Injil, sebetulnya yang disebarkan adalah Good News atau kabar baiknya, esensi dari Injil itu yang disebarkan, cinta kasih itu yang disebarkan. Tidak perlu membuat orang menjadi pengikut Nasrani.
Permasalahannya semua agama ingin mendapatkan umat, agama sudah dipakai untuk menarik kekuasaan. Di Jogja barang kali hal ini tidak menjadi masalah, tapi di Jakarta hal ini sudah menjadi masalah. Coba saja mencari pekerjaan di sana bila KTP nya tidak sama dengan yang bertugas akan sulit. Cuma ada 2 negara di dunia yang mencantumkan kolom agama dalam KTP nya. Dan saya punya pengalaman bahwa adik ipar dari teman saya dibunuh hanya karena dia beragama lain. Saya bahkan punya seorang teman, dia cucu Mufti dari Syria. Selama 16 tahun di Libanon sudah ada 5 juta orang yang terbunuh gara-gara kolom agama dalam KTP ini, dan akhirnya mereka memutuskan untuk menghapus kolom agama dalam KTP nya.
Apabila kita menghapus kolom agama dalam KTP maka institusi agama akan lebih sopan, Selama ini seluruh kesadaran kita terfokus pada buku, pada kitab dan kita lupa mengamalkan ajaran agama. Saya pernah diundang dalam pertemuan oleh Menko Polkam, hanya seratus orang yang diundang dan mereka mewakili pakar di bidang agamanya masing-masing. Pada saat itu dihadiri oleh 2 orang menteri Menhan dan Mendagri. Pada saat saya bicara masalah di negeri kita adalah agama, tidak ada yang mau percaya. Tapi di pertemuan itu 2 orang tokoh agama yang berbeda, berkelahi, yang membuktikan memang masalahnya ada di agama. Institusi agama harus dipisahkan dari politik, biarlah esensi agama yang mendasari politik, tapi bukan institusinya.
Saya baru-baru ini membaca buku karangan Victor Vich, pengarang dari Kanada. Dia menguraikan tentang sejarah Indonesia dari Jaman Pra Sejarah sampai jaman Megawati. Bukunya ada tiga Volume, dan masing-masing ada 2.000 lembar. Kesimpulan yang dia tulis dalam buku itu menarik. Indonesia akan selalu jaya bila melakukan 2 hal:
Tidak menjadi negara federal.
Tidak terjadi politisasi agama.
Kembali pada ke Indonesiaan kita, setiap orang wajib mengenal sejarahnya sebagai suatu bangsa. 170 tahun yang lalu orang Indonesia menjual rempah-rempah dan harga 1 kilo rempah rempah lebih mahal dari harga 1 kilo emas.
Kemudian untuk mahasiswa harus menguasai bahasa Inggris sebagai prime language, tahun 2010 nanti semua dokter asing boleh beroperasi di Indonesia. Dan persaingan akan sangat berat, kita harus menguasai bahasa Inggris untuk dapat berdiri sejajar dengan bangsa lain. Untuk bisa mengungkapkan apa yang kita inginkan dengan jelas.
Kemudian soal Tauhid, Salah alamat Bung, pertanyaan itu seharusnya ditujukan pada Tuhan, bukan pada saya. Ada seorang yang pernah berkata pada saya, Anand Krishna kamu sendiri masih sebuah konsep, jangan berusaha mengkonsepkan tentang Tuhan.
Kemudian Pak Anand memberikan bonus pada peserta dialog yang hadir, beliau menayangkan tentang perjalanan beliau ke Kashmir.
Di Kashmir dipercaya secara turun temurun terdapat sebuah tempat yang menjadi makam Yesus. Yang menarik masyarakat Kashmir yang mayoritas Islam bisa memaknainya sebagai warisan budaya. Kendati didera peperangan selama belasan tahun, situs makam Yesus tersebut tetap terjaga dengan baik. Memang sekarang atas permintaan Gereja, sejak tahun 2007 situs tersebut ditutup untuk warga negara asing, hanya penduduk lokal yang boleh berada di sekitarnya. Meskipun BBC sudah terlanjur membuat liputan tentang situs tersebut.
Session dialog termin kedua, dimulai pukul 16.28 WIB
Pertanyaan pertama
Tayangan tadi cukup menarik, yang ingin saya tanyakan apakah benar Yesus benar-benar disalib?
Pertanyaan kedua
Nama saya Aditya dari UGM Saya ingin menanyakan tentang politik, bagaimana dengan kondisi politik dalam negeri saat ini? Menurut saya eksistensi MPR saat ini perlu dipertahankan. Hanya tidak setiap anggota DPR otomatis menjadi anggota MPR, anggota MPR perlu diambil dari perwakilan tiap-tiap suku yang ada di Indonesia.
Pertanyaan Ketiga
Saya membawa pertanyaan dari mantan muslim, bagaimana kita bisa melakukan dakwah La Illaha ila Allah, karena kita sudah merasa lebih benar dibanding yang lain. Dan dalam Al Qur’an sendiri disebutkan bahwa kita akan terpecah menjadi 73 Firqoh, Aliran. Dan tiap aliran merasa dirinya yang paling benar?
Pertanyaan Keempat
Nama saya Muhammad Masri, saya mantan dosen farmasi UGM, saya pensiun tahun 2007. Merajut Harkat dan Martabat Bangsa MelaluiKebhinekaan. Maka kita mulai dari Pancasila. Tapi Presiden Sukarno mencoba dengan Nasakom, menyatukan semua golongan yang berbeda, tapi berahkir dengan G 30 S PKI, sementara orde baru banyak mengagung-agungkan Pancasila tapi korupsi terjadi di mana-mana, bagaimana pemahaman bapak tentang Pancasila?
Pertanyaan Kelima
Masalah agama adalah masalah yang sensitif. Sekarang kita akan memasuki globalisasi. Pada bulan April nanti SBY akan menghadiri suatu pertemuan yang membahas tentang harga minyak dunia, dan hal itu akan berpengaruh pada masyarakat kecil. Agama yang ada sekarang identik dengan kekerasan. Bagaimana kita bisa bersosial tanpa membawa-bawa agama?
Pertanyaan Keenam
Saya dari Kaum Muda Katolik Kota Baru. Ahkirnya saya bertemu Pak Anand, selama ini hanya memandang lewat foto di sampul jaket buku. Ternyata orangnya lebih besar dibandingkan fotonya. Agama yang ada untuk mempermudah manusia bukan untuk mempersulit manusia. Nabi Muhammad mengangkat budaya Arab, untuk mempersatukan seluruh warga Arab. Tapi kalau kita mulai mempelajari budaya kita, kita akan disebut klenik dan akan disingkirkan. Pertanyaan saya kita harus mulai dari mana?
Pertanyaan Ketujuh
Nama saya Roni dari fakutas Syariah UIN. Pertanyaan saya apa kontribusi kebhinekaan dalam melawan Neo liberalisme dan bagaimana dengan budaya arabisasi yang terjadi di Indonesia saat ini?
Jawaban pertanyaan sesion kedua dimulai pukul 17.00
Pertama, Jesus tidak mati disalib, dia hanya koma kemudian melanjutkan perjalanannya ke Kashmir, demikian pemahaman saya dari Al Qur’an yang mungkin saja salah. Dalam masa Romawi saat itu hukuman mati ada dua jenis yaitu, Hang dan Hang to death.
Kedua, Memang MPR kita sekarang masih mencari bentuknya. Di Inggris dengan system Queennya ada dua jenis dewan perwakilan rakyat yaitu House Of Lord dan House of Common. House Of Lord terdiri dari para ahli di bidangnya masing-masing, para bangsawan, elit pemerintahan, sedangkan House of Common , mewakili masyarakat kebanyakan. Kita memang memerlukan perubahan mendasar dalam bidang ini.
Ketiga, Tentang Firqoh, dalam pemahaman saya itu adalah reprimand, atau peringatan. Kalau kamu tidak berubah, nanti bisa jadi begini lho. Seperti nasihat yang diberikan bapak kepada anaknya. Sekarang tergantung kita, akan memperkenalkan wajah Islam sebagai apa, Islam yang utuh atau Islam yang terpecah-pecah. Semuanya tergantung diri kita. Esensi semua agama adalah sama, meskipun jalan yang ditempuhnya berbeda.
Keempat, Saya mengutip Ki Hadjar Dewantara, Pancasila adalah sari pati budaya bangsa. Saya pengagum berat Bung Karno, tetapi saya harus objektif, kesalahan Bung Karno adalah ketika memasukkan Pancasila sebagai 1 dari 7 bahan indoktrinasi. Saya juga tidak mencaci maki Soeharto, ketika dia masih hidup, sebelum Pemilu kita beramai-ramai untuk mencalonkan dia sebagai calon presiden tunggal seumur hidup. Sekarang dia sudah turun kita mencaci maki dia. Kesalahan Soeharto ketika memasukkan Pancasila sebagai P 4.
Pemahaman saya tentang Pancasila, adalah bukan sebagai ideologi. Pancasila adalah sari pati budaya nusantara. Semua budaya unggulan dari Nusantara dirangkum dan disarikan dalam Pancasila. Pancasila haruslah mewarnai semua tindakan kita. Bung Karno sendiri pada awalnya menolak Partai yang memakai Pancasila sebagai dasarnya, nanti bisa ada partai yang menolak Pancasila.
Kelima, Globalisasi ini adalah racun. Tolong untuk mahasiswa Jogja jangan sampai diperalat partai, cukup UI yang diperalat partai. Selama ini kita diperdaya, kita disuruh berkelahi untuk dijajah. Ada 14-15 keluarga yang selama 300 tahun menguasai perekonomian dunia, dan masing-masing keluarga itu saling berbesan-besanan. Contoh yang nyata ketika perang dunia I, yang membiayai Napoleon dan membiayai Inggris adalah satu keluarga yang sama. Siapa pun yang menang keluarga itu tetap untung. Kita dibiarkan jatuh terpuruk, membahas Perda-perda syariah segala, karena dengan itu kita akan menjadi lemah dan mudah untuk dikuasai.
Mungkin banyak yang tidak tahu, Amerika Serikat adalah satu-satunya Negara di dunia yang tidak mencetak uang. Dollar Amerika dicetak Federal Reserve System yang bukan milik Pemerintah, itu adalah swasta. Hal itu sudah terjadi sejak tahun 1929. Saat itu terjadi defisit, pemerintah Amerika dibantu oleh 14 keluarga tersebut, baik kami yang tanggung defisitnya. Tapi sebagai jaminannya Pajak yang ditarik oleh Amerika masuk ke mereka. Pajak dari Amerika ditarik oleh Internal Revenue Service dan mereka adalah swasta murni.
Sekarang kita akan mencontoh apa yang dilakukan Amerika, semua aset Negara dijual pada swasta. Ketika saya berbicara di University of California di Santa Barbara, masyarakat Amerika sendiri tidak tahu akan hal itu. Saya bertemu dengan teman saya yang bekerja di Boeing 747. Dia mengatakan ada 2000 orang Indonesia yng diawasi oleh orang asing. Kamu tidak tahu, apa saja yang kamu katakan, bertemu dengan siapa, makan di mana, semuanya kami tahu. Dan apa yang terkandung di bawah permukaan tanahmu kami juga tahu.
Tuan-tuan dan Puan-puan, negeri kita adalah negeri yang kaya, sebut apa saja, emas, karet, kopi, the, minyak bumi, kita mempunyainya. Tidak satu negeri pun di dunia yang diperebutkan oleh Inggris, Belanda, Spanyol dan Amerika, selain negeri kita. Cobalah pikirkan hal itu.
Lee Kuan Yew tahun 1998 mendirikan BUMN yang mempunyai pekerja 300 orang. Dan BUMN itu menguasai bank-bank yang ada di Malaysia, Thailand, Indonesia. Dan Istilah Temasek itu berasal dari negarakertagama, yang artinya semua wilayah yang berbahasa melayu dipersatukan dalam satu kesatuan. Coba pikir sebetulnya ada apa?
Sekarang frekuensi udara kita dikuasai, setiap kali kita melakukan panggilan telpon yang untung adalah Malaisya dan Singapura. Dan setiap percakapan kita memakai telepon seluler direkam sampai 6 bulan. Maka semua percakapan Presiden dan menteri-menterinya juga direkam sampai 6 bulan. Maka sangat mudah untuk menjatuhkan negeri ini, dengan cara apa dan kapan sangat mudah.
Sekarang Retail kita juga dikuasai, disetiap pelosok-pelosok kampong berdiri Alfamart yang merupakan milik Perancis. Kita sedang dijajah Tuan-tuan dan Puan-Puan. Bali beberapa kali dibom, coba pikir kalau Bali Merdeka. Lautan yang memisahkan antara Bali dan Jawa menjadi lautan Internasional. Kita jelas tidak mungkin mengamankan hal itu.
Dan semua itu dilakukan 14 keluarga besar, yang menguasai dunia. Teman-teman Mahasiswa di jogja kumpulkan 10.000 orang dan kita akan putarkan dokumentasi tersebut.
Terima Kasih.
Link: