” Semoga seluruh anggota masyarakat mempunyai tujuan yang sama (demi kemajuan masyarakat)! Semoga hati dan pikiran mereka selaras,sehingga dng energi kebersamaan itu,mereka menggunakan keahlian masing-masing untuk mencapai tujuan yang memuaskan.”
( Rg 10.191.4)
Lagu merdu dari penyanyi perempuan Deva Premal berjudul “Om Asatoma”mengalun pelan lewat headseat Shita yang tengah asyik kongkow di teras rumah penginapan One Earth.Didepannya tergeletak buku novel karya Pearl S. Buck yang dibacanya namun belum sampai tamat.
Diseruputnya teh hangat yang telah dibuatkan saudara-saudarinya sambil mengunyah roti lapis keju kesukaannya. MEnguyah rasa lezat sarapan pagi, sambil memandang wajah Ashram yang terlihat segar.
Kedua matanya memandang kabut yang turun dipelataran teras. Gerimis mengelus mesra wajah bumi pagi.
Dia jadi teringat arti lagu yang baru didengarnya tadi :
“Om asatomo satgamaya
Tamasoma jyotir gamaya
Mrityorma amritamgamaya
Take us from the false to the truth
from darkness to light
from poison to nectar”
Seperti kabut yang datang pagi ini, yang menutupi pandangan mata. Namun ini bukanlah selamanya. Pasti juga akan hilang bersama munculnya cahaya mentari. Mengingat hal ini membuat hatinya bersyukur, dalam masa mudanya, dia telah menemukan tempat yang indah dan mempunyai apresiasi yang besar terhadap khasanah berbagai ajaran kebaikan,kepercayaan yang ada didunia ini.
Sungguh berkah Swami Anand begitu besar dirasakannya. Dia hanya berharap semoga acara besuk dapat berjalan lancar dan cuaca bersahabat sehingga tidak ada kendala yang berarti.
Disinilah tempat berkumpulnya berbagai saudara/inya dengan berbagai latarbelakang yang berbeda-beda baik dari agama,suku,profesi,usia,maupun ketrampilan. Namun semua bekerja-sama dalam semangat kasih yang kental. Perbedaan yang ada menjadikan sebagai anugerah dan keniscayaan yang tidak perlu digembar-gemborkan. Semangat kasih yang rendah hati,tulus,saling membantu,dan menghormati dikedepankan.
Sebuah lingkungan yang langka di masa kini di bumi pertiwi Indonesia.
*****
Pagi memburatkan sinarnya menembus daun-daun bambu disamping pagar penginapan. Kehangatannya menerbitkan semangat pengharapan akan segala kebaikan dan kelancaran.
Segala persiapan untuk menyambut hari jadi keluarga besar Shita yang ke-23 telah rampung.
Ya,meskipun tidak dalam ikatan sedarahdaging namun dirasakannya ikatan kasih keluarga besarnya begitu mendalam. Inilah kekuatan yang mampu menopang segala badai dan topan yang melanda Ashram.
Diantara syukurnya terselip juga rasa sedihnya, Sang Swami tidak bisa berkumpul bersama karena ketidakadilan yang memenjarakannya. Dalam hati Shita berdoa smoga Tuhan Yang Maha Kasih melimpahkan kasih kepada Beliau dan secepatnya dibebaskan dari ketidak- adilan yang mendera.
Tak terasa ada setitik air mata mengalir dipipinya,” Ah…”
Disekanya dengan ujung bajunya air mata syukur sekaligus kesedihan itu.
Dan waktu terus berjalan bersama tetes hujan yang masih setia.
*****
” Selamat Datang para tamu undangan yang terhormat. Selamat datang di One Earth Center.”Sapa Sang Ayu dengan semangat dalam kapasitasnya sebagai Master Of Ceremony pagi perhelatan besar Hari Jadi yang ke 23 dari Anand Ashram.
Tepuk tangan meriah menyambut sapaan MC. Tamu undangan yang datang dari berbagai daerah di Indonesia mulai dari Jogjakarta,Semarang,Pati,Solo,Bandung,Bandar Lampung,Bogor,serta Jakarta ini begitu antusias untuk menghadiri acara ini.
Ada juga tamu adik-adik dari Sekolah Dasar Gunung Geulis,yang nantinya akan mempersembahkan lagu-lagu serta tarian.
Dikesempatan ini juga diberikan anugerah “Global Harmony Award” kepada Bapak/Ibu yang terhormat yang turut aktif berkiprah dalam semangat persatuan,kebersamaan,serta pembelaan terhadap keadilan serta kebenaran tanpa memandang bulu.
Mereka itu adalah Ibu Musdah Mulia,Bapak AS Hikam,Bapak Djohan Effendi serta Bapak Wandy dari Gramedia.
Shita begitu bersemangat mengikuti acara serta membuat acara makin meriah dengan iringan lagu-lagu bersama saudara/i tim musik.Dan yang dinanti-nantinya akhirnya tiba juga. Ingin didengarnya pesan kasih dari Swami Anand.
Kembali matanya berkaca-kaca,rasa haru biru tidak bisa ditahannya lagi.Air matanya mengalir deras menyusuri pipinya,membuat konsentrasinya buyar dan yang diingat dari pesan kasih hari jadi ini hanya ini :
” Sadarilah jalan hidupmu sebagai pembawa obor kasih tanpa pamrih.Jadilah pembangun jembatan yang telah menghubungkan pikiran dan hati yang telah terpisahkan oleh ego.
Kita semua dilahirkan khusus untuk tujuan ini.”
Dan ketika tumpeng gunungan nasi kuning sebagai wujud syukuran itu dipotong,air mata haru itu masih saja menganak sungai dipipinya. Dipeluknya ibunya dng erat.
” Smoga kasih-Mu wahai Ibu…Memberkahi kita semua yang berjalan dalam jalan terang dan kebajikan.” bisik hati Shita yang masih tenggelam dalam pelukan Ibunya.
Dan dalam keadaan masih terharu ada ingatan muncul dipikirannya yang berasal dari buku novel “Mandala” karya Pear S Buck,yang merupakan pengarang perempuan yang sangat dikaguminya itu,ada kata-kata yang indah yang berbunyi :
” Karena kalau tak mampu lagi mencintai kau bukan lagi manusia yang hidup. Hati manusia mati jika tak lagi mampu menampung kekuatan untuk mencintai.”
Ya,smoga Cinta Kasih selalu senantiasa tinggal menetap di hati kita semua…
Bukit Pelangi,16 Januari 2014
Rahayu…
= =
Penulis: Sunu Purnama – Editor: Su Rahman