Bapak Anand Krishna hadir pada acara apresiasi buku Voice of Indonesia di toko buku Gramedia Ambarukmo Plaza, Jogja pada tanggal 11 November 2007 jam 14.00-16.00. Kegiatan ini dihadiri pula oleh pembicara Letnan Jendral Purnawirawan Hendro Priyono (kanan – Mantan kepala Badan Intelijen Negara (BIN)) dengan dimoderatori oleh Bapak Octo Lampito (kiri – pemred Kedaulatan Rakyat). Bapak Hendro Priyono sempat memuji akan jiwa kepatriotisan dan nasionalisme yang ada di dalam diri Bapak Anand Krishna.
Bedah Buku Voice Of Indonesia Ambarukmo Plaza, Lantai 2, Toko Buku Gramedia Jogjakarta, 14.15 – 16.15 WIB
Pembicara : Bapak Anand Krishna, Bapak Harimurti Subanar (Dosen F E UGM), Bapak A. M. Hendropriyono ( Badan Intelejen Negara)
Moderator : Bapak Octo Lampitu
Bedah buku dibagi dalam 2 sesi
Sesi paparan dari pembicara dan Sesi dialog dengan peserta
Sesi Pertama
Moderator :
Kehadiran Bapak Anand Krishna di Jogjakarta membawa sesuatu yang luar biasa. Beberapa waktu yang lalu saat kehadiran beliau, Sri Sultan HB X. menyatakan tidak bersedia dipilih lagi menjadi Gubernur. Hal itu menunjukkan beliau menghargai pendapat Pak Anand. Ha ha ha.
Dalam diskusi penulis di UBUD Bali, salah satu kelemahan penulis kita adalah tidak mampu berbahasa asing. Hal itu sudah dijawab Pak Anand dengan buku Voice Of Indonesia.
Pembicara I
Bapak Anand Krishna
Ini pertemuan kita yang kedua ya Pak Octo, lama kita tidak bertemu, ha ha ha.
Pak Octo
Ya memang saya pernah bertemu Pak anand, sudah empat tahun yang lalu. Saya pernah menjadi murid bapak, ha ha ha.
Pak Anand
Awalnya saya memang suka menulis dalam bahasa Inggris. Awal tahun ini saya menulis artikel untuk Jakarta Post tentang kondisi politik lokal di Indonesia. Ternyata artikel saya tersebut digemari oleh masyarakat, diterjemahkan dalam enam belas bahasa dan dimuat dalam koran-koran on line di Web Site, bahkan sampai dimuat di Web Site di Timur Tengah.
Saya menerima email dari seorang pengarang buku populer Kerry B. Collison, dia menanyakan apakah tulisan saya mau diterbitkan menjadi sebuah buku. Kerry B. Collison adalah pemerhati masalah politik di Indonesia, dia menulis tentang Lengsernya Pak Harto, dia juga menulis tentang Lengsernya Pak Karno. Collison mengatakan bahwa masyarakat luas perlu tahu tentang kondisi Indonesia dari mulut orang Indonesia sendiri.
Saya kemudian terpicu untuk menerbitkan sebuah buku, dan jadilah Voice Of Indonesia, Buku ini diterbitkan oleh koperasi AKC Bali. Satu-satunya koperasi yang pertama kali menerbitkan buku.
Teman-teman, buku ini beberapa waktu lalu diluncurkan di UCLP, sebuah universitas milik Pemerintah yang letaknya 2 jam dari Los Angeles. Kita mungkin lebih familier dengan UCLA (University Of California). Pada saat launching buku di UCLP, saya diberi tahu kamu sekarang diberi kebebasan untuk mengatakan apa pun, untuk mengkritik siapa pun, asal tidak mengunakan kata fuck dan tidak berteriak-teriak. Hakmu sekarang dijamin oleh Universitas, kamu kebal dari segala macam tuntutan selama 1 jam ini. Saya mengharapkan suatu saat hal yang sama terjadi di Indonesia. Launching buku ini juga dihadiri oleh Frank Kelly, seorang berusia 93 tahun, yang menuliskan pidato kenegaraan presiden Truman. Apa yang menarik dalam buku ini, yaitu apa bila saat ini negara kita terpuruk itu adalah hasil dari perbuatan kita sendiri di masa lampau. Ada hukum aksi-reaksi yang jelas seperti yang diterangkan dalam fisika. Teman-teman bisa baca sendiri buku ini. Kalau seorang SMA membaca buku ini harus memakai kamus. Tapi seorang mahasiswa, seorang student membaca buku ini tidak perlu pakai kamus.
Saya dari Jakarta biasanya naik GARUDA, sekarang tiket garuda mahal 600.000 saya naik LION AIR yang tiketnya 300.000. semboyan mereka Flying is cheap. Terbang adalah murah. Tapi bukan berarti pelayanan yang diberikan juga murahan. Fly is cheap, sama sekali salah dalam bahasa Inggris. Fly adalah idiom, noun, tidak bisa dijadikan subjek. Fly juga berarti risluiting celana, ristluiting celana anda murah sekali, ha ha ha.
Orang-orang di LION AIR sama sekali tidak menguasai bahasa Inggris. Padahal mereka berkomunikasi dengan bandar udara dengan bahasa Inggris. Kalau pesawat mereka rusak mereka berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Pesawat LION AIR tadi terlambat 30 menit, penerbangan yang hanya 50 menit, bagi mereka terlambat 30 menit adalah hal yang wajar. Semua penumpang tidak ada yang menegur keterlambatan itu. Saya menegur awak pesawat, dan tanggapannya biasa saja. Saat pesawat take off, pilot tidak merasa perlu meminta maaf. Teman-teman kalau kita pergi ke eropa, kita bisa jalan-jalan dengan murah dan tepat waktu. Dari London-Spanyol dengan pesawat lokal hanya 1 euro. Dan pesawat itu berangkat pukul 19.23, di Indonesia tidak ada pesawat yang berangkat, pukul 19.23 ada juga 19.15 atau 19.30
Teman-teman dulu malaisya mengimpor guru dari negeri kita, sekarang kita mengirim mahasiswa kita belajar di Malaisya. Kalau hal ini tidak berubah tahun 2010 kita akan menjadi jongos di negeri sendiri. Sebuah BUMN Singapura bisa menguasai seluruh perbankan di Indonesia. Air PAM di Jakarta dikuasai oleh Thames. Di bali banyak pelataran parkir yang dikuasai oleh orang Malaisyia. Bahkan mengurusi pelataran parkir saja kita tidak bisa. Apa yang harus kita lakukan teman-teman, Pertama kali penguasaan bahasa Inggris adalah mutlak.
Kedua kontribusi Indonesia bagi dunia, kita sekarang dijadikan sapi perah. Dulu rempah-rempah kita dijarah, kemudian emas, sekarang air minum yang dijarah.
Negara kita dikelilingi oleh air, tapi kita tidak punya uang untuk mengolah air minum. Dulu air sumur bisa langsung diminum, dengan dimasak dulu, sekarang air sumur rasanya asin, air laut sudah masuk ke dalam tanah, kandungan mineralnya sudah berubah, terlalu banyak mercurynya. Teman-teman di atas semua itu kita masih punya satu kekuatan, yaitu kekuatan budaya. Budaya kita bisa mempersatukan 17.000 pulau. Bila kita membiarkan politisi kita yang tidak bisa mengapresiasi budaya nusantara naik tahta, kita akan menjadi jongos di negeri sendiri. Sekarang neo imperialisme sudah berjalan, kita sudah dijajah meskipun tidak dengan seenaknya. Kalau politisi tersebut naik tahta, kita akan dijajah dengan seenaknya. Orang-orang di Sidoarjo sudah kehilangan akar budayanya. Mereka kehilangan tanah, rumah, kuburan orang tua mereka dan hal itu tidak bisa dinilai dengan uang. Sementara Bapak Menteri dengan enak bisa tidur di rumah.
Kita tidak akan kekurangan listrik, tidak perlu proyek geo thermal. Kalau geo thermal suatu saat rusak siapa yang akan memperbaiki, uangnya lari ke mana. Kita bisa menggunakan tenaga matahari, solar system. Tidak pernah dalam 1 tahun di Indonesia ada hari yang mendung total dari pagi sampai sore. Solar system murah, tapi bila tidak ada Geo Thermal maka Betara Kala tidak akan mendapat komisi. Ha ha ha
Sekjen PBB yang sekarang juga sudah jengkel dengan negara-negara yang tidak bertanggung jawab ini. Beliau mengatakan kepada saya, sekarang saatnya rakyat bangkit. Rebut kembali kedaulatan dari tangan Pemerintah, Civil Society. Jangan demonstrasi, tidak perlu demonstrasi, berikan solusinya.
Dengan Solar System yang harganya 60 jutaan, 1 RT bisa patungan, 1 orang 2 juta. Tapi setelah itu gratis, tidak ada iuran listrik lagi, yang ada adalah service charge, hanya ada teknisi yang datang tiap bulan untuk memeriksa apakah mesin berjalan dengan baik. Kontribusi Indonesia adalah gotong-royong, Gotong Royong harus dipraktekkan bukan hanya menjadi slogan. Mulai sekarang berhenti makan KFC, CFC, makanlah ayam goreng kampung. Ayam milik kita, kita makan yang untung orang asing. Terima kasih teman-teman
Pembicara II
Bapak Harimurti Subanar
Kita harus kembali pada rakyat. Rektor saya, rektor UGM adalah seorang yang luar biasa, dia memimpikan suatu saat ada manusia yang mempunyai Genuine Love, cinta sejati. Orang harus mempunyai Care dan Concern pada orang lain. Buku Voice Of Indonesia bila diterjemahkan dalam bahasa Jawa menjadi Ngayogjakarta Hadiningrat, mugi paringana Sih Palinirma (Kota Jogjakarta berilah hamba kasih yang Tulus) Sekarang ini, rakyat harus bangkit, Rawe-rawe rantas Malang Mutung (bekerja sepenuh hati tidak kepalang tanggung). Ngayogjakarta Hadiningrat, bangunan ini didirikan oleh Hamengku Buwono I pada 1756, setelah 1755 terjadi perjanjian Giyanti yang memisahkan Solo dan Jogja.
Hadeging Nagari dalam Ngayogjakarta Hadiningrat (berdirinya sebuah Negara dalam kota Yogyakarta) adalah Voice Of Indonesia dalam bahasa Jawa.
Sebuah Wisdom milik nenek moyang, yang terungkap dalam kata swara, cipta, rasa, karsa dan Allah. Ngayogjakarta hadiningrat paringana Sih Palinirma.
Kemudian Pak Harimurti Subanar, melantunkan mantra dalam bahasa jawa, dengan diiringi lantunan zikir dari peserta dan iringan musik dari Torchbearer.
Sebuah mantra yang pernah saya dengar ketika saya menjalani ruwatan di karaton Surakarta. Suasana dalam gramedia menjadi hening dan syahdu, terlihat Pak Anand juga melantunkan zikir bersama peserta bedah buku yang ada.
Ngayogjakarta hadiningrat paringana Sih Palinirma, adalah sebuah insight yang saya terima. Waktu itu saya mengidap kanker yang seberat 12 kilo selama bertahun-tahun. Dokter sudah mengatakan apabila saya bisa mati kapan saja. Butuh waktu yang lama untuk menerima keadaan kanker tersebut, menerima bahwa saya bisa mati. Sampai ahkirnya saya bisa menerimanya dan mendapat insight, ngayogjakarta hadiningrat wis ingsun tampa, mara agemana kanggo rahayu ning sesami, sih palinirma ( kota jogjakarta sudah engkau terima, gunakanlah untuk kesejahteraan sesama, untuk kasih yang tulus)
Arti kata Ngayogjakarta Hadiningrat
Rat = manusia
Ning = bening, jernih
Hadi = luhur
Karta = kerja
Yogja = baik
Jadilah manusia yang berbudi luhur, yang jernih hatinya dengan bekerja keras bagi sesama. Syarat untuk menjadi ngayogjakarta hadiningrat adalah dengan humble atau andhap asor dalam bahasa jawa. Singkirkanlah arogansi, kebencian, kecemburuan dari hati kita.
Pembicara III
A.M. Hendropriyono
Ini namanya dipelonco, ha ha ha. Saya datang dari magelang karena ada reuni AMN (Akademi Militer Nasional) yang ke 60. Saya diminta memberikan masukan pada kepala staf AD. Tentara adalah lahir dan dibesarkan oleh rakyat. Kita harus segera sadar, agar jangan masuk dalam keadaan Point Of No Return, ketika kita sadar kita sudah tidak bisa berbuat apa-apa, semuanya sudah menjadi sangat terlambat. Inti dari yang disampaikan oleh Pak Anand adalah menggugah nasionalisme kita. Dulu kita memimpin negara dunia ketiga, asia, afrika dan amerika latin bahkan Timur tengah. Kita mengirim guru, instruktur militer ke sana. Kita menjadi panutan, sekarang kita hanya bisa mengirim pembantu yang terus menerus digebuki dan dihamili. Kita pernah jaya dengan New Emeriging Forces. Kita sekarang tidak sadar, kita hanyut terbawa arus globalisasi, yaitu individualisme. padahal budaya kita Pancasila adalah kolektivisme.
Kita memang belum sempat mengejawantahkan Pancasila dalam tataran nilai instrumental dan praksis. Kita sudah tergerus dengan arus globalisasi.
Bangsa adalah sebuah Nation dalam state, sedangkan secara history globalisasi adalah paradoksal. Semuanya dibuat dalam unit-unit yang kecil, kita sudah lupa kita adalah orang Indonesia.
Sesi Kedua
Penanya pertama
Nama saya IPE, saya berasal dari jogjakarta.
Saya mengamati pendidikan yang ada di Jogjakarta, dan mulai bertanya-tanya orang yang ingin dicerdaskan itu orang jogja atau orang kaya yang kebetulan bisa kuliah di jogja. Banyak masyarakat asli jogja yang putus sekolah dan hanya tamatan SD. Yang kedua, setelah Pasca gempa, saya melihat banyak bantuan yang dilarikan, saya kemudian mendengar seorang berbicara, ini pasti ulah si A, B dan C tapi bukan oleh Ngarso Dalem (yang mulia HB X, gubernur jogja sekarang). Kemudian saya membaca buku-buku Pak Anand, yang sepertinya berasal dari dunia yang lain, dari dunia yang penuh cinta, ha ha ha.
Saya mohon tanggapan dari pembicara semua.
Penanya kedua
Nama saya Ryan, Mahasiswa UPN, jurusan Hubungan Internasional. Globalisasi, Voice of Indonesia dengan paparannya belajar bahasa Inggris, setelah bahasa Inggris belajar bahasa apa yang kedua ?
Penanya ketiga
Nama saya Sayoga dari Bali
Pertanyaan ini untuk Pak Sayoga
Dalam negara kita ada dualitas hukum, ada pihak-pihak yang dengan tegas-tegas menghina dan merongrong dasar kita bernegara Pancasila. Mereka dengan aksi massa dengan propaganda, ingin mengganti dasar kita bernegara, sebut saja dengan khilafah. Apabila hal ini ditanyakan pada penegak hukum, jawabannya adalah normatif, hal itu belum dikategorikan perbuatan yang menganggu kedaulatan negara. Apakah aksi massa dan propaganda bukan merupakan sebuah perbuatan ?
Penanya keempat
Nama saya Adi dari UGM.
Saat pertama kali saya masuk UGM, saya merasa bangga, tapi sekarang saya merasa berjalan di atas jarum-jarum. Saya melihat banyaknya dana yang dialokasikan untuk pendidikan dan saya melihat orang-orang cacat di pinggir jalan yang harus mengemis. Saya tidak tahu harus berbuat apa. Pemimpin kita juga diam saja melihat hal ini, tidak berbuat apa-apa. Mohon tanggapan dari pembicara.
Tanggapan
Pembicara pertama : Pak Anand
Mulai dari yang terahkir dulu, Mas Adi, anda sangat berapi-api.
Kita harus melihat dengan jernih, Pemimpin lahir dari rakyat, bukan rakyat lahir dari pemimpin.
Rakyat ada terlebih dahulu baru kemudian melahirkan pemimpin.
Sekarang adanya krisis kepemimpinan kita akibat dari perbuatan kita di masa lalu.
Sekarang adanya globalisasi, semua diseragamkan, semua tempat ada CFC ada Starbuck, coba cari di sini warung yang berjualan gudeg jogja.
Rupiah kita diterbitkan oleh pemerintah Indonesia, dijamin oleh pemerintah.
Dollar diterbitkan oleh konsorsium swasta, 13 bank swasta, Federal Reserve System.
Yang memungut pajak di Amerika IRS Internal Revenue Service adalah swasta bukan Pemerintah Amerika.
Itulah teka-teki yang diungkapkan Bung Karno, ketika mengatakan pada Amerika, Go To Hell With Your Aid. Beliau sudah mengetahui hal ini.
Beberapa waktu yang lalu, di Joglosemar, mewabah wabah Ceng Ho.
Seakan-akan Ceng Ho yang menyebarkan budaya, membawa budaya ke Indonesia.
Tidak, saya berkali-kali teriak. Saat itu Ceng Ho datang dengan perahu jung 21.000 sedangkan KK di tuban saat itu hanya 14.000. itu bukan berkunjung membawa budaya, itu namanya mengepung. Itu namanya Show OFF, Pamer. Saat itu kondisi Majapahit sudah lemah.
Pintarlah sedikit, kita selama ini dibodoh-bodohi.
Hanyalah kepulauan nusantara yang diperebutkan oleh Perancis, Portugis, Spanyol, Inggris dan Belanda. India hanya dijajah Inggris. Teman-teman kita masih punya sumber daya yang berlimpah. Solar Energy lebih murah dari Geo Thermal.
Pancasila jangan dijadikan ideologi suatu negara
Pancasila jangan dijadikan asas suatu partai, nanti partai yang lain bisa menolak.
Pancasila seperti yang dikatakan Ki Hadjar Dewantara adalah Sari Pati Budaya Nusantara.
Pancasila ada sebagai DNA kita semua. Khilafah tidak ada dalam DNA kita.
Sedikit demi sedikit tinggalkan Aqua, Tinggalkan KFC.
Di India bila Suzuki ingin berinvestasi, maka namanya menjadi Maruti Suzuki, dan India mendapatkan share 51 persen.
Infrastruktur kita sekarang sudah dihancurkan, semua barang yang kita konsumsi sehari-hari bikinan Cina, mulai dari Bolam Lampu sampai celana dalam. Industri kita sudah gulung tikar.
Sekarang mengenai senjata, hanya 5 negara yang menghasilkan senjata dan kelimanya anggota security council PBB. Apabila kita konflik, 200 juta rakyat kita konflik, pertama kita akan mencari senjata bukan beras. Sadarlah, siapa yang akan diuntungkan.
Ketika Perang Dunia I, Inggris dan Perancis berperang,
JP Morgan menjual senjata pada Inggris
Menjual senjata pada Perancis.
Siapa pun yang menang, JP Morgan tetap untung.
Kita sudah kehilangan sesuatu.
Sekarang bukan saatnya untuk santai. Juga bukan saatnya untuk berapi-api saja.
Kita harus mencari solusinya, jangan pergi ke Care Four, pergilah ke pasar tradisional.
Sekarang tentang bahasa.
Mau belajar bahasa arab untuk membaca al Qur’an bagus.
Tapi duit semua orang arab dikelola oleh orang yahudi. Dan kalau mereka ketemu di New York, mereka bicara dengan bahasa Inggris, bukan dengan bahasa arab.
Pada saat saya bicara di UCLP di California, ada 70 orang, pendidikan minimal mereka adalah dosen. Dari 70 orang tersebut hanya 3 orang yang tahu bahwa dollar amerika tidak dikeluarkan oleh pemerintah amerika. Dollar amerika dikeluarkan oleh konsorsium 13 bank swasta. Apabila suatu saat konsorisum tersebut memutuskan untuk menarik dukungannya pada Dollar dan berpindah pada euro maka dollar yang anda miliki tidak lebih berharga dari toilet paper.
Activate Your Self.
Orang-orang amerika di UCLP pun mengatakan mereka sudah lama lupa menjadi orang amerika. Mereka butuh orang untuk membangkitkan kembali semangat mereka. Jangan menerima bantuan dalam dollar, atau kita terpaksa memenuhi permintaan mereka.
Kita mulai dari pendidikan kita, belajar bahasa nasional, bahasa daerah dan bahasa Inggris.
Para diplomat kita tidak menguasai bahasa Inggris, bagaimana akan melobi, kalau tidak paham bahasa Inggris.
Pembicara kedua : Pak Hendropriyono
Pendidikan bukan hanya untuk mencari kerja. Saya termasuk orang yang menentang konsep link and match yang ditetapkan dengan kaku. Pendidikan untuk mempertinggi budaya kita. Untuk membuat kita cerdas dan bijaksana, sebagai modal untuk menghadapi masalah apa saja.
Banyak lulusan IPB yang kerja di pabrik mobil, kerja di perbankan nggak nyambung.
Bahasa yang harus dipelajari setelah bahasa Inggris, cari tahu saja siapa bangsa yang sekarang berkembang, China dan India.
Apa yang diungkapkan dokter sayoga adalah benar. Itu adalah anarkisme, dalam demokrasi displin sosial harus tinggi atau terjadi anarkisme. Hukum harus ditegakkan, tidak boleh ada sweeping oleh organisasi manapun. Mereka tidak berwenang untuk melakukan sweeping.
Mas Adi, anda mendengarkan jeritan orang papa. Anda harus bisa mencari solusi. Bukan apa yang harus dikerjakan, tapi bagaimana cara mengerjakannya.
Kita harus belajar tentang wawasan kebangsaan kita.
Revolusi perancis, revolusi bangsa barat adalah revolusi borjuis.
Kaum pedagang yang tidak puas dengan kong kali kong antara bangsawan dan rohaniwan.
Kemudian pedagang tersebut mengipasi rakyat dan menunjukkan letak penjara Bastille. Menunjukkan letak tempat tidur Maria Antoniette.
Sekarang kita mengalami krisis filsafat, krisis kepemimpinan.
Hanya ada konsep ekonomi, sistem ekonomi pasar dan sistem ekonomi komando. Kita mau pilih yang mana. Tapi Indonesia bukanlah ekonomi pasar mutlak. Sembako harus dipegang oleh negara. Negara harus rugi, supaya harga tidak terlalu murah bagi petani dan tidak terlalu mahal bagi rakyat.
Pembicara ketiga : Pak Harimurti
Jawa bukanlah etnosentrisme. Budaya jawa adalah andhap asor. Budaya yang rendah hati.
Activate yourself tidaklah mudah, untuk melalui sebuah transformasi butuh waktu yang lama.
Saya yakin Pak Anand bisa menjadi seperti sekarang ini tidak tiba-tiba.
Beliau melalui sebuah proses yang kita semua tidak mengetahuinya. Beliau bertapa di Gua Hira selama 40 hari, ha ha ha.
Bedah buku ditutup dengan menyanyikan lagu bangkitlah Indonesia oleh torchbearer Joglosemar.
Laporan oleh Adrian Kristanto
Laporan Berita di bawah ini diambil dari ANTARA News
Anand Krishna Luncurkan Buku “Voice of Indonesia”
Yogyakarta (ANTARA News) – Buku “Voice of Indonesia” karya sastrawan sekaligus guru spiritual lintas agama nusantara, Anand Krishna, diluncurkan di Toko Buku Gramedia, Ambarukmo Plaza, Yogyakarta, Minggu.
Peluncuran buku Anand itu diawali dengan diskusi bertema “Aku Bangga Jadi Orang Indonesia”, dengan moderator Pimpinan Redaksi Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat yang menghadirkan budayawan sekaligus dosen ekonomi Universitas Gajah Mada (UGM), Harimurti, dan mantan Kepala Badan Intelejen Negara (BIN), AM Hendropriyono.
Suasana diskusi terasa santai, dengan ruangan toko buku yang tidak terlalu luas itu diisi peserta diskusi yang menyimak sambil duduk lesehan dengan menggunakan tikar, dan para narasumber yang sesekali mengeluarkan guyon-guyon bernada kritik.
Anand mengatakan bahwa kebangkitan manusia Indonesia otomatis memberi kontribusi pada transformasi tata peradaban dunia, dalam rangka menjadikannya sebagai tempat singgah yang lebih ramah.
“Kualitas hidup kita berbanding lurus dengan seberapa besar perhatian, komitmen, dan keterlibatan kita terhadap perjuangan yaitu dengan membangun Neo Humanity (kemanusiaan baru),” kata dia.
Mantan Kepala BIN, Hendropriyono menilai, saat ini pemuda Indonesia hampir tidak memiliki rasa nasionalis, rasa cinta kepada tanah air, rasa ingin membela tanah air.
Menurut dia, para pemuda itu hanya bisa mengkritik dan melakukan unjuk rasa namun tidak ada solusinya.
“Saya merasa cukup prihatin dengan kondisi nasionalisme saat ini, pemuda-pemuda bangsa lebih memilih bekerja dan mengabdi di negara orang lain dari pada di negara kita sendiri. Sayangnya pekerjaan yang sebagian besar dilakukan adalah pekerjaan seperti pembantu rumah tangga atau pekerja kasar lainnya. Yang ada, di negara lain pemuda kita dihina dan disiksa, bukan dihormati,” kata Hendro pula.
Diskusi ditutup dengan tanya jawab oleh sejumlah peserta diskusi sekaligus peresmian peluncuran buku karya Anand Krishna itu.(*)
|
|