*APRESIASI BUKU MAWAR MISTIK SECARA LIVE INTERAKTIF *
*DI RADIO ELTIRA 102,1 FM – JOGJAKARTA*
*BERSAMA BAPAK ANAND KRISHNA*
*Sabtu 7 April 2007, jam 12.00-13.00 WIB*

Menurut Bapak Anand Krishna berkait Injil Maria Magdalena ini, dosa adalah pikiran manusia. Senada dengan apa yang dikatakan oleh Almarhum Paus terakhir bahwasanya surga-neraka adalah “*state of mind”,* yakni keadaan yang kita lewati dalam keseharian hidup. Kita yang menciptakan, kita pula yang mengakhiri. Kuncinya adalah dengan keceriaan, menjadi ceria dan membagikan keceriaan tersebut pada sesama. *”Be Joyful and ShareYourJoy W ith Others.”*

Di Jakarta kita ada Klub Tawa, diawali dengan 30 orang saja dua tahun lalu. Kini tiap dua minggu sekali, Pesta Rakyat di Monas tersebut dihadiri oleh 1.800-an orang. Kita tertawa, menyanyi dan menari bersama dan nggak ada masalah. Di Joglosemar ini kita juga mengadakan rutin 2 minggu sekali di Borobudur dan Prambanan.

Menanggapi penelpon yang masuk, yakni Bapak Susilo yang bertanya kenapa agama justru menyebabkan perpecahan di bangsa ini? Bapak Anand Krishna menyatakan bahwa tak ada yang salah dengan religi, agama, ritual dan sebagainya. Yang utama adalah “spirit” di balik ritual-ritual tersebut. Ajaran spiritual Nabi Isa yang tertinggi tertuang dalam sepenggal kalimat pendek, “Cintailah tetenggamu”. Kini kita lupa, sebelum mencintai tetengga kita tanya dulu kolom agama di KTPnya apa. Kita harus mulai dari diri sendiri dan dari hal-hal sederhana di lingkungan kita masing-masing.

Sang Moderator dari Radio Eltira FM bertanya, “Bagaimana Pak Anand kalau tetangga se-RT itu menyebalkan. Bukankah ada ayat dalam Injil yang mengatakan kalau kita ditampar pipi kiri berikanlah pula pipi kananmu.”

“Sederhana, sekali-kali kirimi kue pada tetangga itu. Kalau di tampar satu pipi, tak usahlah beri pipi yang lainnya.” tanggap Bapak dengan bercanda.

“Iya lho…para pendengar sekalian, pandangan Pak Anand ini begitu teduh, membuat kita merasa tambah adem di studio ini” ujar Sang Moderator untuk lebih mencairkan suasana.

“Apakah ada latihan meditasi rutin di Joglosemar ini, siapa tahu ada pendengar yang hendak mencicipi latihan” lanjut Sang Moderator

“Ya ada, kalau di Jogja ini, kita memakai salah satu aula di UGM, nanti bisa kita informasikan kontak person dan no telpon yang bisa dihubungi.” Jawab Bapak.

“Bagi yang hendak mencicipi latihan di Anand krihsna Centre Jogjakarta silakan menghubung Agung di 08176472105” jelas Sang Moderator kepada para pendengar sekalian.

Kembali ada sms masuk, yang bertanya tentang segmen buku ini.

“Buku ini diperuntukkan bagi semua orang. Memang dari penerbit ada peringatan, tapi saya oka-oke saja. Orang-orang yang belum kenal Nabi Isa semoga bisa lebih mengenal ajara-ajaran beliau yang begitu universal.”

Selanjutnya sms dari Rani, “Bagaimana menurut Bapak mengenai isu yang menyatakan bahwa Yesus menikah dengan Maria Magdalena? Dan apa pentingnya buku ini bagi umat lain?”

“Kalau memang Yesus menikah dengan Maria Magdalena, so what? Itu tak akan mengurangi Kekristusan Sang Nabi. Tak ada pentingnya, suka-suka kita aja, mau baca silakan, tidak silakan.” jawab Bapak dengan santainya.

Sms lain masuk dari nugroho di Soropadan, “Kenapa Yesus begitu sayang dengan Maria Magdalena?”

“Wah saya harus tanya pada Yesus nih,” canda Bapak. “Para rasul pernah mengkritik Maria Magdalena yang membasuh kaki Yesus dengan minyak yang begitu mahal. Mereka bilang lebih baik uang tersebut digunakan untuk fakir miskin. Namun apa tanggapan Yesus, fakir miskin akan selalu ada dalam setiap zaman. Yang terpenting adalah reseptifitas dan getaran kasih pada orang yang kita sayangi, entah itu orang tua, Guru atau apapun.”

Sari dari Gejayan bertanya bagaimana Bapak bisa menulis buku begitu banyak? Dan berapa lama Bapak menyelesaikan buku Maria Magdalena ini?

“Saya biasanya menulis dengan seminimal mungkin referensi, mengalir saja. Untuk buku ini saya menyelesaikannya dalam sebulan.”

Budi seorang peng-sms lain bertanya, “Bagaimana kalau kita ingin belajar sessuatu tapi dilarang oleh orang tua?”

Pak Anand menanggapi, “Jika kita sudah cukup dewasa maka kita bisa memutuskan mana yang terbaik untuk kita sendiri.”

“Apakah ada protes atau kritikan berkait tulisan dan aktivitas Bapak? “tanya Sang Moderator

“Ya ada hampir setiap minggu sayamenerima sms, e-mail semacam itu, but *it’ok, fine-fine* saja.” Jawab Bapak.

Totok seorang penelpon lain bertanya, “Pak kenapa Maria Magdalena dipersonaifikasikan dengan bunga Mawar?

“Mawar tidak pamer keindahannya, ia menyebarkan keharumannya tanpa gembar-gembor. Ia tercerahkan dan mencerahkan. Indah bagi mereka yang melihatnya.”

“Apakah penerbitan buku ini mengambil momentum Paskah?” tanya Sang Moderator lebih lanjut.

“Tidak sih, sebenarnya saya merencanakan buku ini bisa beredar saat Natal tahun lalu” jawab Bapak.

Astuti dari Lempuyangan bertanya via sms, “Apakah buku ini fiksi atau non fiksi?”

“Bukan kedua-duanya, bukan pula tafsir resmi dari Gereja. Saya terobsesi dengan apresiasi, bukan sebatas toleransi, sehingga kita bisa menghormati semua Nabi yang ada seperti kita menghormati Nabi yang ada dalam agama kita. Saya dekat dengan semua agama, lintas agama. Ritual adalah usuran pribadi kita dengan Allah, Bapa di Surga, Buddha, Widhi, Tao apapun sebutannya” jawab Bapak.

Michael dari Magelang bertanya tentang hukum aksi reaksi, “Dosa kita memeng dimaafkan tapi tetap saja kita harus menanggung akibat dari perbuatan kita.”

“Ya setiap pikiran, ucapan dan tindakan merupakan sebab dan ada akibatnya. Tak bisa bila kita berbuat baik 10 kali lantas berbuat jahat 2 kali, lantas perbuatan baik masih 8. Bukan seperti itu.” jelas Pak Anand.

“Ketika menulis Buku Mawar Mistik ini saya sedang jatuh cinta dengan Maria Magdalena, yang ada di kepala saya hanya Dia, Dia, Dia. Saya merasa mendapat insight dan saya kaitkan dengan Maria Magdalena, bulan depan segera terbit buku lain tentang pesan-pesan Mahamaya. Sebenarnya sudah jadi bahkan dalam dua bahasa : Indonesia dan Inggris, tapi saya merasa perlu memberikan penjelasan berkait 365 poin (*so* satu hari satu, untuk setahun penuh) tersebut.”

“Kasih tak dapat dijelaskan. Ibarat orang bisu yang mencicipi gula. Ia tak bisa menjelaskan rasa manis itu seperti apa. Ia hanya senyam-senyum saja.” jawab Bapak ketika ditanya tentang makna Kasih oleh Sang Moderator.

Mbak Jati dari Gramedia menjelaskan kenapa Gramedia berani menerbitkan buku-buku Pak Anand Krishna walau pernah terjadi kontroversi seperti pada tahun 2001 lalu. Selalu ada sisi menarik yang diulas oleh Bapak Anand krishna dalam 90-an buku karya beliau sehingga Gramedia siap menanggung apapun resikonya. Kini telah terbit pula buku terbaru Karya Bapak Anand Krishna berjudul *”The Gita of Management.”*

Pertanyaan terakhir Pak Anand, “Inspirasinya apa sehingga bapak bisa menulis buku ini? tanya sang Moderator penasaran.

“Dulu saya seorang pengusaha lantas pada tahun 1991 saya divonis mati karena mengidap Leukemia (kanker darah). 15 tahun lalu saya bertemu dengan beberapa orang, bukan pertemuan gaib, melainkan pertemuan biasa seperti sekarang ini.Itu membuka wawasan saya berkait Maria Magdalena. Sudah sejak lama saya hendak menulis tentang Maria Magdalena, tapi ternyata baru sekarang kesampaian bisa menulis buku tentang tokoh satu ini,” jawab Bapak sekaligus mengakhiri acara interaktif ini.(nn)

Laporan oleh Nugroho Angkasa