Sederhana namun sangat berkesan, itulah perayaan ulang tahun ke 30 Gramedia Pustaka Utama (GPU – red). Pesta dengan pengisi acara dari staf GPU sendiri menjadi demikian berkesan apalagi diadakan di gedung sendiri yaitu bertempat di gedung Gramedia – Palmerah – Jakarta Barat. Jumat, 2 April 2004 yang lalu, guruji Anand Krishna mendapatkan undangan untuk menghadiri perayaan tersebut. Hari itu Guruji mendapatkan penghargaan sebagai penulis paling produktif selama kurun waktu 1997 – 2000, telah 40-an judul buku yang beliau karang (ini menurut GPU, padahal selama kurun waktu itu guruji telah mencetak +/- 58 buah judul buku dan juga beberapa VCD). Saat diumumkan selama kurun waktu sejumlah 40-an buku telah diterbitkan applaus yang hampir tiada henti diberikan oleh para hadirin di sana. Acara yang dihadiri oleh Jacoeb Oetama dan para pembesar GPU itu adalah dikhususkan untuk memberikan penghargaan kepada sejumlah nama ada pengarang, penerjemah, illustrator antara lain: Mira W, NH. Dini, Marga T, 4 wanita Yasa Boga, Arswendo, Hassan Shadily, Anand Krishna dan masih banyak lagi lainnya.

Di awali dengan pembacaan cerpen oleh Mahesa Ayu Jenar yang mengambil salah satu cerpen dari kumpulan cerpen “Cinta dalam Toples” acara terus bergulir. Jacoeb Oetama menekankan grup team work yang mengusung keberhasilan GPU hingga sanggup bertahan dan berkembang selama 30 tahun ini. Guruji Anand Krishna yang mendapatkan kesempatan berbicara ketika menerima penghargaan tersebut memulai bicaranya dengan menyampaikan ‘kritikan’ membangun kepada GPU. Berbicara dari arti Pustaka yang berasal dari bahasa Sanskerta dari 2 kata yaitu: Pusha dan Mastakh. Pusha berarti membersihkan sedangkan Mastakh berarti adalah bagian depan otak (tempat beradanya God Spot). Sehingga Pustaka berarti yang membersihkan God Spot. Sebenarnya jika GPU mengetahui kekuatan mereka (Pustaka Utama – berarti yang membersihkan God Spot dan yang utama) sesungguhnya GPU mempunyai kekuatan yang sangat besar, sehingga “buku-buku saya jangan ditarik donk,” serius tapi santai Guruji menyampaikan kritikan ini (hal ini berkaitan dengan penarikan buku-buku beliau di tahun 2000 yang lalu, langsung saja dibenarkan oleh Arswendo). Selain membeberkan arti Pustaka, beliau juga mengatakan ibarat seorang wanita yang hamil tua . penulis/pengarang adalah wanita tersebut sedangkan GPU (penerbit) adalah bidannya. Sehingga tanpa seorang bidang ‘anak’ (karya cipta/buku) tidak akan lahir tetapi tanpa seorang wanita yang hamil tua pun tidak akan dihasilkan apa-apa.

Di kesempatan lain menyambung apa yang telah disampaikan Guruji Anand Krishna, Arswendo pun menceritakan kasus “monitor”nya, saat itu sampai copyright pun dikembalikan pada dirinya; hal ini sangat tidak beralasan. Arswendo sangat mendukung kata-kata yang disampaikan oleh Guruji. Arswendo malam itu yang paling banyak mendapatkan penghargaan dari GPU.

Guruji mengakhiri speechnya dengan bahasa yang paling kuno di dunia. Isinya adalah :

Mari kita belajar bersama
Berkarya bersama . berkembang bersama
Semoga tidak terjadi kesalahpahaman di antara kita
Dan jika terjadi kesalahpahaman diantara kita
Semoga kita dapat saling memaafkan

Keterangan Foto: Dalam perayaan 30 tahun berdirinya Gramedia Pustaka Utama, tanggal 2 April 2004 lalu, mereka memberikan penghargaan ”Penulis Paling Produktif” dalam tahun 1997-2000. Salah satunya adalah Bp Anand Krishna dengan lebih dari 40 judul buku. Tampak berfoto bersama Bp Anand Krishna: Arswendo Atmowiloto, Jacoeb Oe