Anand Ashram Merayakan UN World Interfaith Harmony Week 2011:
With Love Peace and Harmony

Merayakan UN World Interfaith Harmony Week 2011 Yayasan Anand Ashram (berafiliasi dengan PBB) menyelenggarakan sejumlah kegiatan pada tanggal 29-30 Januari di Jogjakarta dan Jawa Tengah. Yayasan pendidikan Integral satu bumi “One Earth Integral Education Foundation”, didirikan oleh Bapak Anand Krishna bersama 9 orang pengurus lainnya, tanggal 29 Januari 2011, pukul 11.35 WIB di hadapan notaris di Jogjakarta. Yayasan pendidikan ini mengusung visi Yayasan Anand Ashram, One Earth One Sky One Human Kind dan misi mewujudkan masyarakat berkesadaran, yang berlandaskan pada nilai-nilai universal love peace and harmony. Yayasan pendidikan ini merupakan perluasan dari Yayasan Pendidikan Anand Krishna yang didirikan pada tahun 2008. Yayasan ini berencana Mendirikan Lembaga Pendidikan Formal dan Nonformal termasuk tetapi tidak terbatas pada sekolah dari tingkat Pendidikan Usia Dini, Taman Kanak-kanak sampai pendidikan online dan jarak jauh, yaitu pendidikan secara holistik dimana nilai kebangsaan dan kemanusiaan dikembangkan bersama sehingga terciptalah manusia-manusia baru yang mampu menggunakan dan memanfaatkan kekayaan alam Indonesia secara maksimal dan dengan penuh tanggung jawab. Di tahun ajaran baru 2011 akan diawali dengan pendirian Pendidikan anak usia dini/taman Kanak-kanak.

Tidak lebih dari 5 jam berikutnya, Bapak Anand Krishna pendidiri dari Yayasan Anand Ashram yang sekaligus Budayawan, Nasionalis, penulis buku bestselle produktif bersama Prof. Ir. Nizam, M.Sc.,DIC.,Ph.D, guru besar Fakultas Teknik UGM berdialog dalam tema ”spirit pelayanan dan karelawanan” di Fakultas Teknik UGM. Acara yang diselenggarakan oleh Keluarga Mahasiswa teknik Sipil FT UGM dan Anand Krishna Center Joglosemar dihadiri oleh banyak mahasiswa serta aktifis, relawan dan mendapatkan perhatian berbagai media seperti TVRI, Harian Jogja, Tempo dll.

Dalam dialog ini, Prof Nizam mengingatkan dalam hidup seorang manusia berkewajiban menjadi dua hal pertama sebagai abdi (pelayan), bukan sebagai pelayan Tuhan, karena Tuhan tidak perlu dilayani, namun sebagai pelayayan sesama manusia, semua mahluk lainnya dan sebagai kalifah, perwakilan Tuhan di muka bumi yang mengayomi semua umat manusia. Dengan potensi alamnya dan struktur demografinya, Indonesia di proyeksikan oleh berbagai lembaga termasuk oleh IFM sebagai bangsa yang besar dalam beberapa dasawasa kedepan. Untuk mewujudkan prediksi ini ego pribadi perlu dikikis, “janganlah menjadi bangsa kepiting”, ungkap Prof Nizam. Ketika kepiting-kepiting diletakkan dalam satu keranjang, ketika satu kepiting ingin maju (keluar dari keranjang) kepiting lain akan berupaya sedemikian rupa agar kepiting ini jatuh. Kembangkan semangat, Senang Melihat orang lain Senang (SMS) ajak Prof Nizam.

Sementaa itu, Bapak Anand Krishna memaparkan bagaimana padangan berbagai Agama/kepercayaan dan tokoh dunia, melihat spirit pelayayan dan kerelawanan ini. Pelayayan memberlukan orang-orang yang tidak membutuhkan imbalan ungkap Beliau. Tidak hanya itu, kita jangan memikirkan hasil sehingga focus kita tidak terpecah dan terpusat pada proses, sehingga keberhasilan akan mengikuti dengan sendirinya. Kenapa kita perlu bekerja untuk kepentingan umum, kepentingan bersama. Bapak Anand mengungkapkan dengan bahasa yang sangat simple dan sederhana, “jangan hanya memikirkan kebaikan sendiri, bekerjalah untuk kebutuhan dan kebaikkan kolektif dan bersama, bukan saja karena alam dan sekian banyak orang akan mensupport penuh apa yang kita lakukan juga karena dalam kebaikan bersama dengan sendirinya kita juga ikut menjadi baik.

Bapak Anand mendukung peryataan Prof Nizam tentang fungsi kita sebagai Kalifah di muka bumi ini. Bapak Anand menekankan kita adalah kalifah yang berlandaskan kasih yang diciptakan untuk kebaikan umat manusia. Dan kita perlu bekerja sama dalam pelayanan. Di pengujung pemaparan Bapak Anand menekankan ada 4S yang perlu dimiliki agar bisa melakukan pelayanan yaitu: Sensitivity, Sincerity, Solution, and skill.

Bapak Anand Krishna bersama Bapak kepala Dusun Ngaglik dan personil PPSTK
Dua pesan penting Bapak Anand Krishna dalam dialog 29 January 2011 diterapkan dalam pelayayan PPSTK 30 January 2011 yang dilakukan di desa desa adopsi PPSTK (Dusun Ngaglik Desa Krinjing) yaitu bekerjasama dengan berbagai pihak dalam pelayanan dan pesan 4S dalam melakukan pelayayan: Sensitivity, Sincerity, Solution, and skill. Kebutuhan akan skill yang tidak dimiliki oleh tim PPSTK untuk menangani permasalah yang dihadapi oleh penduduk di desa adopsi ini tim PPSTK menggugah kerelawanan dan bekerjasama dengan pihak lain seperti dalam pelayanan tgl 30 Januari 2011 tim melakukan pemeriksaan dan penyuluhan gigi anak serta mendemontrasikan cara sikat gigi yang benar, dr gigi Firman yang baru saja lulus dari FKG UGM bergandengan tangan ikut melakukan pelayanan. Call untuk bergabung dalam pelayanan PPSTK juga mendapatkan sambutan dari berbagai kalangan, pelayayan yang biasanya dilakukan oleh 25- 30 orang, kali ini dilakukan oleh dua kali lipat personil berasal dari berbagai kota yang memiliki beragam latar belakang agama, suku dan keahlian diantaranya berasal dari: Ciawi, Jakarta, Jogja, Solo, Semarang, Pati, Magelang, Kediri, Surabaya dan Bali. Termasuk diantaranya mereka yang berusia masih remaja, yaitu the Torch Bears Anand Ashram. Sejumlah rekan-rekan yang sebelumnya belum kenal dengan Anand Ashram juga ikut bergabung seperti Mbak Falupi dan suami.

Yang sangat mengembirakan tim dan masyrakat desa adopsi adalah kehadiran Bapak Anand krishna di Desa Adopsi. Pada kunjungan kali ini Bapak Anand Krishna berbincang dengan bapak kepala dusun Ngaglik, menyapa masyarakat dan personil ppstk.

Pelayayan tgl 30 Januari adalah pelayayan ke tiga di desa adopsi, setelah program pemerdayaan diri Kasih yang di berikan di pelayayan sebelumnya, pelayanan PPSTK 30 Januari 2011 bertemakan menciptakan Kedamaian Hati lewat latihan pembudayaan emosi secara kilat. Dalam periode 7 jam pelayanan, ada 6 jenis/kelompok pelayayan yang diberikan oleh tim PPSTK: pelayanan anak – anak di berikan mulai pukul 08.00, remaja pada pukul 10.00, dewasa muda, dewasa tua dilakukan paralel pada pulul 13.00, pelayanan medis bagi yang sakit 12.00-15.00, anak-anak usia dini (0 – kurang dari 4 tahun) dari peserta dewasa muda dilakukan 13.00- 13.30. Kelompok terakhir ini diciptakan sebagai respon dari banyaknya ibu-ibu dewasa muda yang membawa anaknya pada saat terapi pada pertemua sebelumnya. Kelompok pelayayan ini diciptakan agar si ibu bisa sepenuhnya melakukan latihan, di kempok ini anak-anak diajak bermain yang bersifat edukatif dan diberikan makanan.

Repetitif dan intensif itu yang tim PPSTK terapkan dalam pelayayan yang secara berkala dilakukan di desa adopsi ini sehingga pesan dan latihan yang diberikan meresap dan terasa manfaatnya oleh masyarakat. Dibagian awal pertemuan ke tiga ini dilakukan pengulangan dari apa yang disampaikan sebelumnya. Kami semua sangat kagum dan terpesona bagaimana pengaruh interaksi tim dengan masyarakat, yang hanya baru bertemu dalam dua kali (dalam jarak dua minggu) telah membuat anak-anak yang demikian aktif menjadi bisa duduk hening, memperhatikan nafas yang masuk dan keluar untuk beberapa saat, dan mereka tampak sangat menikmatinya. Rasa percaya diri anak-anak juga tumbuh. Ketika diminta ada yang maju untuk menyanyikan lagu “Damai Indonesia” yang liriknya dimodifikasi dari lagu cublak-cublak suweng dua anak dengan penuh semangat maju kedepan dan bernyanyi. Mereka hafal lirik lagunya. Sebagai sebuah apresiai, pada keduanya Tim memberikan kaos Aku Bangga Jadi Orang Indonesia kecil untuk mereka. Hal yang senada juga terjadi dikelompok yang lain yaitu remaja dan dewasa. Mereka yang remaja ingat materi pokok yang disampaikan minggu lalu, ketika fasilitatornya menanyakan apa yang diajarkan dua minggu sebelumnya, “teriak (maksudnya THERFA, bagian dari terapi THERFA), pernafasan dan cinta kasih” jawab mereka. Kepada tim, sejumlah perserta juga mengungkapkan manfaat dari terapi yang diberikan. Secara spontan sejumlah ibu-ibu menuturkan merasakan enak setelah melakukan latihan pemutaran leher yang merupakan bagian dari latihan pembudayaan emosi yang diberikan hari itu.

Kelompok anak-anak disamping diberikan dongeng dan diajak memperagakan peran-peran yang ada dalam cerita, juga mendapatkan penyuluhan cara menggosok gigi, pemeriksaan gigi, dan praktek gosok gigi bersama sebagai bentuk aplikasi materi pertemuan sebelumnya yaitu mencintai diri sendiri dan mencintai orang lain seperti mencintai diri sendiri. Untuk memastikan agar anak-anak bisa menerapkan pengatahuan yang baru saja di dapatkan di rumah, pada mereka juga dibagikan sikat gigi dan odol. Mereka yang dewasa dan remaja (orang tua dan kakak mreka) diberikan penyuluhan tentang perawatan gigi untuk menghindari gigi berlubang. Di pengujung dan sambil menunggu di periksa oleh dokter gigi, anak-anak dibagi menjadi 4 kelompok, masing-masing kelompok diminta untuk mewarnai tulisan yang berisi tiga value universal yang melandasi kegiatan-kegiatan di Anand Ashram termasuk PPSTK: Love, Peace, Harmony dan gabungannya “Love Peace and Harmony”