Salam kasih,
Tidak terasa satu tahun sudah berlalu lagi. Anand Ashram akan kembali merayakan Ulang Tahun yang jatuh pada tanggal 14 Januari 2004.
Ulang tahun ke-14 ini akan diisi oleh acara Sendratari, pesan- pesan dari Bapak Anand Krishna, ramah tamah makan malam, peluncuran buku terbaru Bp Anand Krishna: “Bhajan Govindam”, dan penjualan buku-buku (sampai 70%).
Acaranya akan digelar pada tanggal 14 Januari 2004, hari Rabu pukul 19.00-selesai di One Earth, Ciawi.
Gratis! Tetapi harus mendaftar ke Roy (rbeff@cbn.net.id) paling lambat tanggal 10 Januari 2004.
Bagi teman-teman yang sudah lama tidak ke Ashram, ini adalah kesempatan untuk reuni dalam suasana pesta yang meriah.
Jangan lewatkan kesempatan ini!
HUT XIV Keluarga Besar Anand Ashram:
“Meletakkan Cinta di Atas Politik”
Keluarga Besar Anand Ashram, pimpinan Penulis dan Guru Spiritual Anand Krishna, akan merayakan ulang tahun ke-14 pada tanggal 14 Januari 2004 ini. Sebagaimana perayaan yang sama tahun-tahun sebelumnya, Anand Ashram mengisinya dengan berbagai kegiatan seni dan budaya dengan tema aktual seputar kehidupan berbangsa dan bernegara. Perayaan akan berlangsung di “One Earth” Retreat Center, di Gadog, Ciawi, sejak pukul 19.00 WIB.
Dalam perayaan ulang tahun kali ini, tema yang diangkat adalah “Sembah Sujud pada Ibu Pertiwi” yang dalam bahasa Sanskrit dikenal sebagai Vande Mataram – dan bagi orang Jawa jaman dulu disebut dengan “Bende Mataram”. Tema ini diwujudkan dalam bentuk gerak-lagu dengan menampilkan penari kawakan Maria Darmaningsih, penyanyi Dian Mayasari serta beberapa penari muda dari Anand Ashram.
Para penari serta pendukung acara ini, adalah mereka yang juga ambil bagian dalam Pentas Sufi Mehfil atau Pesta Para Sufi yang mendapat sambutan luas di Jakarta (Taman Ismail Marzuki, 7 November 2003) serta di beberapa kota di Jawa bulan Desember lalu.
Pada intinya, gerak-lagu ini menggambarkan situasi ketidaksadaran dan keterpurukan bangsa Indonesia saat ini. Kendati akan memasuki era baru pemilihan presiden langsung pada bulan Juli 2004, namun tak ada jaminan bahwa pemimpin-pemimpin yang kelak terpilih akan mampu menuntun rakyat Indonesia keluar dari krisis.
Hanya dengan meningkatkan kesadaran diri, menemukan “Mahatma” atau “jiwa besar” dalam diri masing-masing
individu, perubahan menuju Indonesia yang lebih baik akan terwujud. Demikian inti pesan dalam Vande Mataram.
Bagi Keluarga Besar Anand Ashram, perubahan memang terlebih dahulu harus terjadi di dalam diri sebelum meluas ke luar, dari lingkungan sekitar hingga ke lingkungan lebih besar, negara dan bahkan dunia. Untuk itu, seni dan budaya, memainkan peranan yang sangat penting karena sifatnya yang universal dan dapat menjangkau banyak kalangan – dari yang kaya hingga yang miskin.
Seni dan budaya yang dimaksud adalah yang bertujuan untuk menghaluskan “Rasa” – membangkitkan “Cinta” di
dalam diri. Yang hendak dibangun adalah budaya yang lahir dari Cinta, bukan dari hasrat akan materi dan kekuasaan – seperti tercermin dalam kehidupan bepolitik sekarang ini.
Anand Krishna, pendiri Anand Ashram, berpendapat bahwa “budaya harus diletakkan lebih tinggi dari politik.”
Dan memang, perubahan politik memiliki siklus lebih pendek, hanya 5 atau 30 puluhan tahun. Sementara budaya, bisa ratusan bahkan ribuan tahun.
Perayaan ini juga akan diisi dengan peluncuran karya terbaru Anand Krishna, “Bhaja Govindam: Nyanyian Kebijasanaan Sang Mahaguru Shankara”. Sebuah karya penting tentang peran seni dalam peningkatan kesadaran
dan kebangkitan cinta dalam diri seorang murid.***