Jogja Study Center (JSC) 09.00

Sekali lagi, teman-teman yang tergabung dalam Anand Krishna Center (AKC) Jogjakarta ikut dalam aksi turun ke jalan untuk memperingati Hari Ibu Pertiwi pada tanggal 22 Desember 2004. Bedanya kegiatan ini juga dilakukan serentak oleh teman-teman dari Anand Ashram Jakarta, AKC Denpasar, Semarang , Surakarta , Singaraja, Lampung dan Surabaya , di kota masing-masing.

Pagi itu suasana sudah sangat meriah, mengingat dalam aksi ini teman-teman Jogja tampil sebagai ‘ibu’. Mereka memilih mana baju yang paling ‘cocok’, Nabi Ang (Nunung), Kakak Sun (Sunu), Cahyo, Ari, Sigit, Leo, dan Pedro saling menunggu giliran di’rias’ para make-up artist kita.

JSC 09.40

Setelah briefing, Mas Agung memimpin sinkronisasi sejenak di JSC sebelum kita berangkat ke lokasi. Setelah itu rombongan ‘ibu-ibu’ dan Torchbearers berangkat ke Kedaung Table top Plaza yang terletak di seberang stasiun Tugu Jogja. Selain kostum ibu, para peserta aksi yang lain mengenakan t-shirt kompak kita.

Kedaung Table Top Plaza 10.00

Walau beberapa teman merasa masih agak ‘canggung’ memerankan ibu, tapi kebersamaan yang dirasakan hari itu seakan memupus semua keraguan. Cuaca yang dikhawatirkan akan panas terik atau malah hujan tidak terjadi, udara saat itu agak mendung seakan memayungi kami dari panas matahari. Setelah seluruh rombongan Torchbearers tiba di lokasi. Komang memberikan briefing terakhir sebelum kita berangkat beraksi. Sejenak kami berfoto bersama, dan kendangpun mengiringi dendang lagu-lagu untuk Ibu pertiwi bergerak, kami-pun mulai memasuki kemacetan jl.Malioboro.

Jl. Malioboro – Gedung DPRD DIY 10.20
(Perhentian Pertama)

Setelah berdesakan dengan mobil dan andong di tengah kemacetan jl.Malioboro, rombongan dipersilahkan oleh pak polisi untuk mengambil ruas jalan utama dan berhenti di depan Gedung DPRD. Torchbearers menyanyikan lagu cinta pada Ibu Pertiwi untuk mengiringi pembagian bunga dan pembatas buku. Aksi ini langsung menarik perhatian banyak orang melintasi jalan yang ramai-macet ini. Setelah itu Pedro membacakan kutipan dari tulisan Soekarno-Revolusi Belum Selesai.

Jl. Malioboro – Malioboro Mall 10.40
(Perhentian Kedua)

Seperti pemberhentian pertama, kali ini dibacakan kutipan dari tulisan Soekarno juga – di Bawah Bendera Revolusi. Pembagian bunga dan pembatas buku kepada banyak orang yang melintas di jalan trotoar di depan Malioboro Mall, sempat membuat satpam Mall berjaga-jaga dengan ekspresi khawatir. Mungkin rombongan kami dikira bawa bencong beneran.

Jl. Malioboro- Gubernuran 10.55
(Perhentian Ketiga)

Rombongan kami berhenti juga di depan gubernuran, pembagian bunga dan pembatas buku lebih diarahkan pada para pejabat dari kantor gubernur yang melintasi jalan itu. Saat itu kemudian dibacakan tulisan dari Bapak Anand Krishna . Suasana sungguh meriah, Torchbearers seperti tak kehabisan napas dalam bernyanyi dan menari, sesekali pekik Vande Mataram dikumandangkan untuk menyentuh kesadaran kita akan cinta pada Ibu Pertiwi.

Jl. Malioboro – Gedung Agung 11.10
(Perhentian Terakhir)

Kemacetan di Malioboro memuncak, setelah kami sampai di dekat Gedung Agung, ternyata sudah ada dua aksi unjuk rasa dalam menyambut hari Ibu 2004 ini, yaitu dari FMNY dan Hizbut Tahrir Indonesia , mereka sudah berkumpul di depan kantor pos Jogja. Salah satu spanduk yang mereka bawa bertuliskan “Selamatkan Perempuan lewat Syariat”, dengan kata lain (lagi-lagi) masih berjuang demi diberlakukan syariat. Sementara pemandangan yang kontras dari itu terjadi di depan Gedung Agung. Rombongan Torchbearers dan seluruh peserta aksi dari AKC-J telah sampai, istirahat sejenak dan langsung membentuk lingkaran, menyanyikan lagu dan menari-nari. Suasana ketegangan yang sering ikut terbawa saat ada unjuk rasa dari kaum hizbullah seakan mencair dengan kehadiran kami. Pak polisi dengan wajah tegang ikut berkumpul di dekat rombongan kami, mulai tersenyum ikut menikmati lagu-lagu dan tarian yang dibawakan oleh teman-teman. “Berbeda bole h-boleh saja…kita tetap saudara…”

Setelah berselang lagu-lagu yang dinyanyikan oleh Torchbearers, Roni memimpun acara pembagian kaos dengan mengajak masyarakat sekitar untuk ikut menyanyikan lagu dan bercerita tentang ibu, ternyata disambut dengan sangat antusias oleh masyarakat sekitar. Ada yang menyanyi, bercerita, bahkan orasi kebudayaan. Sementara itu masih ada lagi rombongan mahasiswa dari UIN yang menentang kenaikan harga BBM ikut meramaikan Malioboro.

Komentar salah satu petugas polisi tentang aksi kami saat itu,”Nah ini kalo memperingati hari ibu itu ya kaya gini ini, kan asyik dilihat…”, pendapat itu diiyakan oleh masyarakat sekitar yang antusias menyaksikan.

Jl. Malioboro – Gedung Agung 11.50

Kami melakukan doa bersama, kemudian menyebarkan energi cinta, damai, dan kasih, masih di depan gedung Agung sebagai penutup dari seluruh rangkaian acara hari itu. Lebih dari 1500 kuntum bunga perdamaian dan 1000 bookmark telah dibagikan di Jogja. Semoga energi kasih, cinta, dan damai ini terasa di seluruh negeri, melalui Jakarta, Jogja, Semarang, Bali, dan kota-kota lain yang menggelar aksi serupa.

Acara ini diliput oleh Trans TV,TVRI, dan Jogja TV.

Vande Mataram…Vande Mataram… Vande Mataram…
Laporan oleh Tunggul Setiawan -Jogja

Lihat photos gallery