Semakin terpuruknya kondisi Bangsa ini menggugah Guruji Anand Krishna untuk mengajak kita berdoa bersama pada
Hari/Tgl : Rabu, 6 Desember 2006
Jam : Antara pukul 06.00 – 07.00 WIB
(untuk WITA & WIT harap sesuaikan dengan WIB)
Lama : Minimal 20 menit (Diulang-ulang)
Silahkan berdoa menurut keyakinan dan kepercayaan masing-masing
Islam : Al-Fatiha
Kristen : “Hail Mary, The Divine Energy, I Bow to Thee”.
Hindu : Gayatri
Buddha : Om Namo Avalokiteshwaraya Namaha
Semoga negeri ini terhindar dari Marabahaya. Semoga Ketenangan dan Perdamaian di negeri ini juga dapat terjaga seiring dengan harapan dan keyakinan kita.
Damai, Damai, Damai
Doa Bersama di Candi Prambahan, berikut laporannya….
Pekik Indonesia Jaya BERGEMA di Candi Prambanan
Salam Indonesia,
Kebersamaan dalam keheningan doa tadi pagi khususnya yang dilakukan di Candi Prambanan sungguh luar biasa. Acara Doa bagi Indonesia Damai, di Candi Prambanan yang di set-up kurang dari 24 jam sebelum waktu pelaksanaannya disambut dengan gembira dan antusias oleh teman-teman Jogja, Semarang, Solo, Pati dan Magelang. Sejak jam 05.10, sebanyak 46 orang dari ke lima kota ini telah berdatangan di Candi Prambanan. Pasti jam 2 atau jam 3 an pagi sudah ada teman-teman yang berangkat dari rumah masing-mamsing ke tempat acara. Upaya teman-teman ini tidak sia sia, Sang Ibu Pertiwi, di Candi Prambanan menyambut kunjungan rombongan putra putri bangsa dari berbagai latar belakang suku, agama, latar belakang sosial, profesi ini dengan penuh kehangatan. Terasa sekali luapan kegembiraanNya. Tadi pagi kami adalah rombongan pertama yang masuk pelataran Candi Prambanan, begitu loket gerbang candi dibuka pada jam 06.00.
Mulai dari saat berjalan kearah pangkuannya sepanjang 300m, kebahagiaaNya terasa sekali menyambut, apalagi alam di pagi itu mendukung sekali, tidak ada debu karena semalem hujan, burung banyak yang datang dan berkicau menambah lengkap keharmonisan yang secara alami muncul pada saat itu. Seperti masuk Sambala yang diceritakan Bapak di buku saja rasanya. Tangan saya pun tanpa dapat dibendung menyentuhnya, sesaat sebelum saya menginjakan kaki di tangga teratas dan sebelum masuk pelataran, untuk merasakannya lebih dekat dan sebagai ucapan tarima kasih atas sambutanNya yang luar biasa.
Begitu Mas Agung yang menjadi MC mengisyaratkan bahwa rangkaian acara doa dimulai dengan hening beberapa saat. Semua yang hadir disana seperti tersetrum larut menyatu dengan keheningan alam, termasuk wartawan yang sudah hadir dan pengunjung candi yang sudah mulai berdatangan. Lima menit kemudian Doa Empat Agama di kumadangkan secara bergantian dengan khusuk. Pekik Indonesia Jaya sebanyak 9 kali yang dikumandangkan secara
lantang oleh Mas Agung disambut dengan penuh semangat oleh segenap yang hadir. Hal yang luar biasa pun terjadi, pekik Indonesia Jaya yang kami kumandangkan DIGEMAKAN, DIGAUNGKAN beberapa kali lipat oleh Candi Prambanan. Padahal kami tidak tepat berada di tengah-tengah pelataran candi karena sejak Gempa Bumi, 27 Mei 2006, pengunjung tidak diperbolehkan masuk terlalu dekat dg candi (ada pagar pembatas yang dipasang) karena ada kerusakan struktural yang bisa membahayakan keselamatan. Gema dan Gaung itu seakan-akan mengamini dan memancarkan/mentramisikan pekik keyakinan akan Kejayaan Indonesia ke Seluruh Nusantara. Saya benar-benar merinding pada saat itu.
Setelah itu 15 lagu dinyanyikan oleh teman2 TB dari ke 5 kota ini secara kontinue. Secara bergantian 15 orang rekan2 TB melead satu lagu tanpa komando, diawali dengan lagu Damai Indonesia dan diakhiri dengan Mari Bedansa. Kesinambungan lagu-lagu tersebut menciptakan lautan keceriaa, semangat dan peace yang luar biasa.
Sebelum ditutup dengan lagu Indonesia Raya dan Pekik Indonesia Jaya. Setelah lagu terakhir dari TB kembali Mas Agung mengajak segenap yang hadir untuk hening dan mengumandangkan doa 4 agama secara bergantian sebagai ucapan sukur. Tepat jam 07.00 semua rangkain doa bersama yang dilakukan di depan Candi Shiwa, di pelataran Candi Prambanan berakhir. Teman-teman pun kembali ke kota masing-masing dengan tekad akan kembali setiap bulan ke Candi Prambanan.
Tarima kasih Bapak atas tuntunan, inspirasinya dan kesempatan yang diberikan pada kami, sehingga kami dapat bersama dalam keheningan tadi pagi.
salam,
suriastini
Pagi tadi (6/12/2006), di tengah gelapnya langit dan dinginnya udara pagi, beberapa teman yang tersebar di kota Semarang, Pati, Yogya, dan Solo sudah menggeliat bangun dan bergerak dari kota masing-masing menuju Candi Prambanan untuk mengikuti ajakan dari Guruji.
Sekitar pukul 05.30 WIB, semua peserta sudah berkumpul di pelataran Candi untuk briefing terakhir sebelum acara dimulai. Sudah disepakati bahwa acara akan diisi dengan doa 4 agama serta lagu-lagu kebangsaan yang dinyanyikan bersama.
Tepat pada pukul 06.00 WIB, acara dimulai dengan mengheningkan diri sejenak yang dipimpin oleh Mas Agung. Sesudah itu, dikumandangkan doa 4 agama oleh masing-masing pemeluknya. Suasana damai menghinggapi 46 orang yang hadir dalam acara ini, memberi kami keyakinan untuk menunaikan tugas.
Segera setelah doa usai, lagu-lagu kebangsaan pun dinyanyikan bersama. Semua anggota TB dari berbagai kota tidak ragu untuk menyumbangkan suara dan bahkan menari di depan (Mas Tunggul nyanyi lho!) Tercatat ada 15 lagu kebangsaan yang dinyanyikan mulai dari Damai Indonesia, Gita Puja Indonesia, dll.
Dengan kegilaan khas anak-anak TB, suasana yang beku di kawasan Candi Prambanan pun mulai mencair. Semangat teman-teman terasa mengisi kembali ruang jiwa Prambanan. Kami berharap Roh Prambanan mampu merasakan bahwa anak bangsa tidak melupakanNya, bahwa kami peduli dan ingin berbagi keceriaan denganNya.
Sebelum acara berakhir, kembali kami mengheningkan cipta dan berdoa bersama. Lagu Indonesia pun dinyanyikan dengan penuh semangat. Tak lupa pekik INDONESIA JAYA dikumandangkan 21 kali dengan penuh semangat.
Acara hari ini betul-betul membawa kami untuk melihat dari dekat dan lebih peduli dengan warisan leluhur. Walaupun singkat, semoga ini dapat menghidupkan kembali Candi Prambanan. Sebelum kami pulang, tidak lupa kami meletakkan beberapa incense stick di wilayah Candi (sampai harus menyelinap ke dalam, hehehe)
Demikian acara kali ini, yang diliput oleh RRI, TVRI dan Radar Jogja.
Semoga bermanfaat
Terima kasih teman-teman
Terima kasih Guruji
Laporan oleh aiu haryadi [aiu_haryadi@yahoo.com]